Ilustrasi konseptual prosedur ablasi.
Ketika membahas dunia medis, istilah ablasi adalah sebuah prosedur invasif minimal yang bertujuan untuk menghilangkan atau menghancurkan jaringan tubuh yang tidak diinginkan atau abnormal. Kata "ablasi" sendiri berasal dari bahasa Latin, "ablatus," yang berarti "membawa pergi." Dalam konteks modern, tindakan ini tidak selalu melibatkan pemotongan fisik; seringkali, penghancuran jaringan dilakukan menggunakan energi terkontrol seperti panas (radiofrekuensi), dingin (krioblasi), atau gelombang mikro.
Tujuan utama dari ablasi adalah menghentikan atau mematikan fungsi area jaringan target. Prosedur ini sangat umum digunakan dalam kardiologi untuk mengobati aritmia (gangguan irama jantung), tetapi aplikasinya meluas ke berbagai bidang lain, termasuk onkologi (pengobatan tumor), gastroenterologi, dan urologi.
Teknologi yang digunakan dalam prosedur ablasi terus berkembang, memungkinkan dokter untuk menargetkan jaringan spesifik dengan tingkat kerusakan minimal pada struktur sekitarnya. Berikut adalah beberapa jenis ablasi yang paling sering dilakukan:
RFA adalah salah satu metode yang paling umum. Prosedur ini menggunakan energi gelombang radiofrekuensi yang diubah menjadi panas. Jarum elektroda dimasukkan melalui kulit (perkutan) atau melalui sayatan kecil, diarahkan ke target jaringan (misalnya, fokus listrik abnormal di jantung atau tumor hati). Panas yang dihasilkan secara lokal akan menghancurkan sel-sel target melalui koagulasi termal.
Berlawanan dengan RFA, krioblasi menggunakan suhu yang sangat dingin, biasanya menggunakan gas argon cair. Energi pendingin diarahkan ke jaringan target, menyebabkan pembentukan kristal es di dalam sel. Pembekuan dan pencairan berulang ini merusak membran sel secara permanen, menyebabkan kematian sel jaringan (nekrosis).
Mirip dengan RFA, MWA menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi untuk menghasilkan panas. Keuntungan MWA adalah kemampuannya untuk memanaskan volume jaringan yang lebih besar dibandingkan RFA dalam waktu yang relatif singkat, membuatnya efektif untuk tumor yang lebih besar.
Menggunakan sinar laser yang dimasukkan melalui serat optik kecil ke dalam target. Energi cahaya laser diserap oleh jaringan di sekitarnya, mengubahnya menjadi panas untuk menghancurkan sel-sel abnormal. LITT sering digunakan untuk tumor otak atau hati.
Salah satu penggunaan paling terkenal dari ablasi adalah dalam pengobatan gangguan irama jantung, atau aritmia, seperti fibrilasi atrium (AFib) atau takikardia ventrikel. Dalam kasus ini, ablasi kateter dilakukan. Dokter menggunakan kateter tipis yang dimasukkan melalui pembuluh darah (biasanya di kaki) hingga mencapai jantung. Kateter ini memetakan jalur listrik abnormal yang menyebabkan irama jantung tidak teratur. Setelah jalur tersebut ditemukan, ujung kateter mengirimkan energi (biasanya radiofrekuensi) untuk membuat jaringan kecil yang menghalangi jalur listrik yang salah tersebut, sehingga irama jantung kembali normal.
Dalam pengobatan kanker, ablasi sering menjadi pilihan bagi pasien yang tidak cocok untuk operasi besar (reseksi). Prosedur ablasi tumor (seperti pada kanker hati, ginjal, atau paru-paru) bertujuan untuk membunuh sel kanker tanpa harus mengangkat organ tersebut secara keseluruhan. Ini biasanya dilakukan di bawah panduan pencitraan seperti CT scan atau ultrasonografi untuk memastikan jarum atau probe mencapai tumor dengan akurat.
Keuntungan utama dari prosedur ablasi adalah sifatnya yang minimal invasif. Dibandingkan dengan operasi terbuka tradisional, ablasi umumnya:
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kondisi cocok untuk ablasi. Keputusan mengenai apakah ablasi adalah pilihan terbaik harus didasarkan pada ukuran, lokasi, jenis jaringan yang akan diobati, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Konsultasi mendalam dengan spesialis yang relevan sangat diperlukan sebelum menjalani prosedur medis ini.