Ilustrasi: Posisi elemen yang ditentukan secara independen dari alur normal.
Dalam dunia desain antarmuka pengguna (UI) dan pengembangan web, konsep penentuan posisi elemen sangat krusial untuk menciptakan tata letak yang diinginkan. Salah satu istilah yang sering muncul, meskipun dalam beberapa konteks lebih spesifik (seperti dalam CSS), adalah konsep yang merujuk pada penentuan posisi yang bersifat absolut de—yakni, penentuan posisi yang mutlak atau independen.
Secara umum, ketika kita berbicara tentang posisi absolut (atau dalam bahasa pemrograman tertentu diterjemahkan menjadi semacam "absolut de" dalam makna posisi yang ditetapkan secara pasti), kita merujuk pada properti di mana sebuah elemen diletakkan berdasarkan titik acuan spesifik, bukan berdasarkan urutan alur dokumen normal. Dalam konteks CSS, ini diwakili oleh `position: absolute;`.
Untuk memahami sepenuhnya apa yang dimaksud dengan posisi absolut de, penting untuk membandingkannya dengan posisi relatif (`position: relative;`). Elemen yang diatur relatif masih mengikuti alur dokumen normal, namun dapat digeser sedikit dari posisi aslinya menggunakan properti `top`, `right`, `bottom`, atau `left`. Pergeseran ini tidak memengaruhi posisi elemen lain.
Sebaliknya, elemen dengan posisi absolut benar-benar dikeluarkan dari alur normal dokumen. Ia akan mengambil ruang seolah-olah ia tidak ada dalam struktur HTML, dan penempatannya ditentukan secara eksklusif oleh properti `top`, `right`, `bottom`, atau `left` relatif terhadap kontainer induk terdekat yang memiliki posisi selain statis (yaitu, `relative`, `absolute`, `fixed`, atau `sticky`). Jika tidak ada kontainer induk yang diposisikan, elemen tersebut akan merujuk pada `
` atau elemen viewport.Penerapan posisi absolut de sangat berguna ketika kita perlu menumpuk elemen atau menempatkan anotasi kecil di atas elemen besar tanpa mengganggu tata letak di sekitarnya. Contoh klasik termasuk penempatan ikon notifikasi kecil di sudut kanan atas sebuah avatar pengguna, atau membuat bayangan kompleks yang membutuhkan kontrol presisi atas koordinat X dan Y.
Namun, penggunaan berlebihan dari penentuan posisi absolut dapat menjadi bumerang. Karena elemen tersebut dikeluarkan dari alur normal, ia dapat dengan mudah menimpa (overlap) elemen lain secara tidak sengaja, membuat desain menjadi sulit diprediksi, terutama saat diakses melalui berbagai ukuran layar. Dalam era desain responsif modern, pengembang sering kali memilih solusi yang lebih fleksibel seperti Flexbox atau Grid sebelum beralih ke penempatan absolut. Posisi absolut sebaiknya digunakan sebagai alat presisi, bukan sebagai dasar utama tata letak.
Konsep absolut de mengacu pada metode penempatan elemen yang meniadakan ketergantungan pada alur dokumen standar. Dalam pengembangan modern, ini adalah kekuatan besar untuk kontrol visual yang terperinci, tetapi memerlukan pemahaman yang kuat tentang konteks penentuan posisinya (parent element) untuk memastikan konsistensi tampilan di seluruh perangkat. Penguasaan konsep ini memungkinkan desainer dan pengembang untuk mencapai efek visual yang kompleks dengan keakuratan yang tinggi.