Aktiva, atau dalam bahasa Inggris disebut Assets, merupakan salah satu pilar utama dalam persamaan dasar akuntansi: Aktiva = Liabilitas + Ekuitas. Secara fundamental, aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu, dan diharapkan memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Dalam konteks pelaporan keuangan, aktiva disajikan di sisi kiri neraca (laporan posisi keuangan). Pengakuan dan pengukuran aktiva harus mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku umum (PUPAK) atau standar akuntansi keuangan (SAK) yang relevan. Tujuan utama pencatatan aktiva adalah untuk memastikan bahwa nilai sumber daya perusahaan tercermin secara akurat, sehingga pengguna laporan keuangan dapat menilai posisi keuangan dan kemampuan operasional entitas tersebut.
Kriteria utama agar suatu item dapat diakui sebagai aktiva meliputi:
Ilustrasi: Sumber Daya Ekonomi yang Dikendalikan
Klasifikasi aktiva sangat penting karena menentukan cara penyajian di neraca serta perlakuan akuntansinya, terutama terkait penyusutan (depresiasi) atau amortisasi.
Ini adalah aset yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas, digunakan, atau dijual dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan, mana yang lebih lama. Contohnya meliputi:
Aset yang memiliki umur manfaat lebih dari satu tahun dan bukan merupakan aset yang ditujukan untuk dijual dalam operasi normal. Klasifikasi ini dibagi lagi menjadi:
Aset berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Ini termasuk tanah, bangunan, mesin, dan kendaraan. Kecuali tanah, aset tetap akan mengalami penyusutan.
Aset yang tidak memiliki substansi fisik tetapi memiliki nilai ekonomi jangka panjang. Contohnya hak paten, merek dagang, hak cipta, dan goodwill. Aset tidak berwujud tertentu diamortisasi sepanjang umur ekonomisnya.
Penanaman dana perusahaan pada aset lain (seperti saham atau obligasi perusahaan lain) yang dimaksudkan untuk ditahan lebih dari satu tahun.
Pengukuran awal aktiva adalah langkah krusial. Prinsip umum yang digunakan adalah Biaya Perolehan Historis. Biaya perolehan mencakup harga pembelian ditambah semua biaya yang diperlukan untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang siap digunakan.
Misalnya, biaya perolehan mesin tidak hanya harga beli, tetapi juga termasuk biaya pengiriman, instalasi, dan uji coba. Setelah pengakuan awal, perlakuan akuntansi selanjutnya akan berbeda sesuai klasifikasinya:
Memahami klasifikasi dan pengukuran aktiva adalah fondasi bagi setiap praktisi akuntansi. Kesalahan dalam pencatatan aktiva akan secara langsung mendistorsi gambaran kesehatan keuangan perusahaan pada neraca.