Representasi visual konsep dasar (A-B-A)
Istilah "An Aba" seringkali muncul dalam berbagai konteks, namun dalam ranah psikologi terapan, khususnya dalam analisis perilaku terapan (Applied Behavior Analysis/ABA), ia merujuk pada struktur fundamental yang sangat penting untuk pengajaran keterampilan baru. Meskipun bukan istilah tunggal yang berdiri sendiri seperti 'Reinforcement' atau 'Prompting', konteks ABA menekankan pentingnya pola tiga langkah ini: Anteceden (A), Perilaku (B), dan Konsekuensi (A, yang sering diinterpretasikan sebagai respons yang diinginkan atau kondisi terkait yang mengikutinya).
Dalam konteks ABA, pemahaman mendalam tentang bagaimana perilaku terjadi dan dipertahankan sangat bergantung pada model tiga istilah (Three-Term Contingency). Ketika kita membicarakan "An Aba", kita seringkali merujuk pada pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana lingkungan (Anteceden) memicu suatu Tindakan (Behavior), dan bagaimana Tindakan tersebut dipengaruhi oleh apa yang terjadi setelahnya (Consequence/Konsekuensi). Namun, dalam beberapa literatur yang lebih spesifik, terutama terkait dengan prosedur pengajaran, "A-B-A" merujuk pada pengulangan atau desain eksperimental.
Mari kita fokus pada interpretasi yang paling relevan dalam konteks intervensi perilaku: desain pengujian A-B-A Withdrawal Design. Desain ini adalah salah satu metode fundamental yang digunakan para terapis perilaku untuk secara ilmiah membuktikan bahwa intervensi (perlakuan) yang mereka terapkan benar-benar menyebabkan perubahan dalam perilaku yang menjadi target.
Desain A-B-A adalah desain eksperimental yang digunakan dalam studi kasus tunggal. Tujuannya adalah untuk memvalidasi hubungan kausal antara intervensi perilaku dan perubahan perilaku target. Prosesnya dibagi menjadi tiga fase utama:
Mengapa fase penarikan (withdrawal) sangat penting? Dalam ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan perilaku manusia, mustahil mengontrol semua variabel. Perubahan perilaku bisa saja disebabkan oleh faktor luar seperti pertumbuhan alami, perubahan jadwal harian, atau bahkan efek plasebo. Dengan menarik kembali intervensi dan melihat perilaku kembali menurun, peneliti dapat meningkatkan keyakinan bahwa hubungan sebab-akibat telah teridentifikasi. Jika perilaku tidak kembali ke baseline, maka dapat disimpulkan bahwa intervensi tersebut mungkin tidak efektif, atau bahwa perilaku tersebut dipertahankan oleh variabel lain yang belum teridentifikasi.
Tentu saja, desain A-B-A memiliki batasan etis. Misalnya, jika perilaku target adalah perilaku berbahaya (seperti melukai diri sendiri), menarik kembali intervensi yang efektif (Fase B) dan membiarkan perilaku berbahaya itu muncul kembali (Fase A kedua) seringkali dianggap tidak etis. Dalam kasus seperti ini, peneliti akan beralih ke desain berbasis penambahan (seperti A-B-A-B atau A-B-C).
Meskipun paling dikenal dalam desain penelitian, konsep "Aba" juga dapat diterapkan secara konseptual dalam strategi pengajaran sehari-hari yang cepat dalam konteks ABA, misalnya dalam pengajaran respons baru. Misalnya, seorang terapis mungkin menggunakan urutan Anteceden (A): Menunjukkan gambar kartu sambil berkata "Apa ini?". Behavior (B): Anak merespons dengan benar "Bola!". Konsekuensi (A, atau Reinforcement): Terapis segera memberikan pujian dan token.
Pengulangan pola yang konsisten ini—di mana kondisi awal selalu mengarah ke perilaku yang diinginkan dan diikuti konsekuensi yang menguatkan—adalah inti dari pembentukan perilaku dalam ABA. Fokus pada pengulangan dan konsistensi memastikan bahwa koneksi neurologis antara pemicu dan respons diperkuat secara efektif. Oleh karena itu, apakah merujuk pada desain penelitian yang ketat atau sekadar penekanan pada konsistensi dalam pengajaran, "An Aba" selalu menekankan perlunya pengukuran yang sistematis dan pemahaman yang jelas tentang hubungan fungsional dalam pembelajaran.
Kesimpulannya, dalam dunia intervensi perilaku, baik sebagai kerangka metodologis untuk membuktikan efikasi (Desain A-B-A) maupun sebagai model dasar untuk pembelajaran yang efektif (Anteceden-Behavior-Consequence), pemahaman terhadap prinsip yang terkandung dalam An Aba adalah fundamental bagi setiap praktisi yang bekerja dengan analisis perilaku terapan.