Panduan Menyeluruh ANBK Offline SD
Asesmen Nasional Berbasis Komputer, atau yang lebih dikenal dengan ANBK, merupakan sebuah program evaluasi yang dirancang oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Program ini tidak bertujuan untuk mengukur capaian individu siswa layaknya Ujian Nasional yang telah dihapus, melainkan untuk memetakan kualitas sistem pendidikan pada tingkat satuan pendidikan hingga daerah. Bagi jenjang Sekolah Dasar (SD), pelaksanaan ANBK menjadi momen penting untuk mendapatkan potret utuh mengenai kemampuan literasi, numerasi, serta kondisi lingkungan belajar yang ada. Salah satu moda pelaksanaan yang sangat relevan, terutama untuk daerah dengan keterbatasan akses internet, adalah ANBK Offline SD. Artikel ini akan mengupas secara mendalam dan komprehensif segala aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan ANBK mode offline di tingkat Sekolah Dasar.
Mode offline dirancang sebagai solusi jitu untuk memastikan semua satuan pendidikan, tanpa terkecuali, dapat berpartisipasi dalam Asesmen Nasional. Keterbatasan geografis, infrastruktur jaringan internet yang belum merata, atau kondisi stabilitas koneksi yang tidak menentu tidak lagi menjadi halangan. Dengan ANBK Offline SD, sekolah dapat menyelenggarakan asesmen secara mandiri menggunakan server lokal, sehingga proses asesmen untuk siswa tidak terganggu oleh fluktuasi sinyal internet. Namun, kemandirian ini menuntut persiapan yang lebih matang, pemahaman teknis yang mendalam, serta koordinasi tim yang solid di tingkat sekolah.
Memahami Konsep Dasar ANBK Offline SD
Sebelum melangkah lebih jauh ke aspek teknis, penting bagi seluruh pemangku kepentingan di sekolah—mulai dari kepala sekolah, guru, proktor, hingga teknisi—untuk memiliki pemahaman yang sama mengenai filosofi dan mekanisme dasar ANBK, khususnya dalam konteks mode offline.
1. Apa Itu Asesmen Nasional (AN)?
Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang terdiri dari tiga instrumen utama:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM): Mengukur dua kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid, yaitu literasi membaca dan numerasi (matematika). AKM dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir logis-sistematis, bernalar menggunakan konsep, serta kecakapan mengolah informasi. Soal-soal AKM bersifat kontekstual, artinya berhubungan dengan situasi dunia nyata yang mungkin dihadapi siswa.
- Survei Karakter: Instrumen ini bertujuan untuk mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid. Hasilnya adalah gambaran dari implementasi Profil Pelajar Pancasila, seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
- Survei Lingkungan Belajar: Diisi oleh seluruh kepala sekolah dan guru, survei ini memotret kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di satuan pendidikan. Ini mencakup iklim keamanan sekolah, iklim inklusivitas, praktik pengajaran guru, hingga latar belakang sosial-ekonomi murid.
Hasil dari ketiga instrumen ini kemudian diolah menjadi sebuah laporan komprehensif yang disebut Rapor Pendidikan. Rapor inilah yang menjadi dasar bagi sekolah dan dinas pendidikan untuk melakukan refleksi, identifikasi masalah, dan perencanaan perbaikan mutu pendidikan berkelanjutan.
2. Mengapa Mode Offline Menjadi Pilihan Krusial?
Kehadiran mode offline bukan tanpa alasan. Ia lahir dari kesadaran akan kondisi geografis dan infrastruktur Indonesia yang sangat beragam. Beberapa alasan utama mengapa ANBK Offline SD menjadi solusi esensial adalah:
- Keterbatasan Akses Internet: Banyak sekolah, terutama di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), yang belum terjangkau oleh jaringan internet yang stabil dan memadai. Memaksakan mode online akan menciptakan ketidakadilan dan potensi kegagalan teknis yang tinggi.
- Stabilitas Koneksi: Bahkan di daerah yang memiliki akses internet, stabilitasnya seringkali menjadi masalah. Koneksi yang putus-nyambung di tengah pelaksanaan asesmen dapat menyebabkan kepanikan pada siswa, data yang tidak tersimpan, dan mengacaukan seluruh jadwal.
- Efisiensi Bandwidth: Mode online dan semi-online membutuhkan alokasi bandwidth yang cukup besar, terutama jika jumlah klien (komputer siswa) banyak. Mode offline menghilangkan kebutuhan ini selama asesmen berlangsung, karena semua komunikasi data terjadi di dalam Jaringan Area Lokal (LAN).
- Pemerataan Kesempatan: Dengan adanya mode offline, pemerintah memastikan bahwa setiap sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam Asesmen Nasional, sehingga data yang terkumpul menjadi lebih representatif dan mencerminkan kondisi riil di seluruh penjuru negeri.
3. Perbedaan Mendasar: Offline vs. Semi-Online
Meskipun sering dianggap serupa, terdapat perbedaan fundamental antara mode offline dan semi-online. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi tim teknis sekolah.
Mode semi-online masih membutuhkan koneksi internet pada saat-saat tertentu selama asesmen, sementara mode offline benar-benar terisolasi dari internet selama ujian siswa berlangsung.
- Kebutuhan Internet Saat Pelaksanaan:
- Semi-Online: Membutuhkan koneksi internet di awal (untuk rilis token) dan di akhir sesi (untuk unggah jawaban per sesi). Koneksi harus stabil pada saat-saat krusial tersebut.
- Offline: Sama sekali tidak membutuhkan koneksi internet selama seluruh sesi asesmen siswa berlangsung dari awal hingga akhir. Koneksi internet hanya dibutuhkan jauh sebelum hari-H (untuk mengunduh Virtual Hard Disk/VHD) dan setelah semua sesi selesai (untuk mengunggah hasil jawaban secara keseluruhan).
- Manajemen Token:
- Semi-Online: Proktor harus melakukan rilis token secara online dari server pusat sebelum setiap sesi dimulai.
- Offline: Token dihasilkan secara lokal oleh aplikasi di server sekolah. Proktor hanya perlu menekan tombol untuk memunculkan token tanpa perlu terhubung ke internet.
- Proses Sinkronisasi Data:
- Semi-Online: Proses sinkronisasi (mengunduh data peserta dan soal) dilakukan sebelum hari pelaksanaan dan membutuhkan koneksi internet yang kuat.
- Offline: Semua data peserta dan soal sudah tertanam di dalam VHD yang diunduh sebelumnya. Tidak ada proses sinkronisasi online menjelang pelaksanaan.
- Proses Unggah Hasil:
- Semi-Online: Proktor mengunggah hasil jawaban setelah setiap sesi berakhir.
- Offline: Proktor mengunggah seluruh file hasil jawaban (response file) setelah semua siswa dari semua sesi menyelesaikan asesmen. Proses ini bisa dilakukan di lokasi yang memiliki koneksi internet lebih baik jika di sekolah tidak memungkinkan.
Persiapan Infrastruktur dan Teknis untuk ANBK Offline SD
Keberhasilan pelaksanaan ANBK Offline SD sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan perangkat teknis. Persiapan yang cermat dan teliti adalah kunci untuk menghindari kendala pada hari pelaksanaan.
1. Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan harus memenuhi spesifikasi minimum yang ditetapkan untuk memastikan aplikasi dapat berjalan dengan lancar.
A. Komputer Proktor (Server Lokal)
Ini adalah jantung dari pelaksanaan ANBK offline. Semua data diproses dan disimpan di sini. Spesifikasi yang direkomendasikan adalah:
- Prosesor (CPU): Minimal 4 core dengan kecepatan 2.0 GHz. Prosesor yang lebih kuat akan mempercepat pemrosesan data.
- Memori (RAM): Minimal 8 GB, direkomendasikan 16 GB. RAM yang cukup besar sangat vital untuk menjalankan mesin virtual (Virtual Machine) tanpa lag.
- Penyimpanan (Storage): Minimal 250 GB ruang kosong. Sangat disarankan menggunakan Solid State Drive (SSD) karena kecepatan baca/tulisnya jauh lebih tinggi dibandingkan Hard Disk Drive (HDD). Penggunaan SSD akan mengurangi waktu booting VHD secara signifikan.
- Sistem Operasi (OS): Windows 10 (64-bit) atau Windows 11. Pastikan sistem operasi dalam keadaan stabil dan bebas dari virus.
- Kartu Jaringan (LAN Card): Wajib ada dan berfungsi dengan baik, dengan kecepatan 1 Gbps untuk performa optimal.
- Uninterruptible Power Supply (UPS): Perangkat ini mutlak diperlukan. UPS berfungsi sebagai cadangan daya darurat jika terjadi pemadaman listrik, memberikan waktu yang cukup bagi proktor untuk mematikan server dengan prosedur yang benar (shutdown) sehingga data tidak korup.
B. Komputer Klien (Siswa)
Komputer yang akan digunakan oleh siswa juga harus memenuhi standar minimum:
- Prosesor (CPU): Minimal dual core.
- Memori (RAM): Minimal 2 GB.
- Monitor: Resolusi minimal 1024x768 pixel.
- Sistem Operasi (OS): Windows 7, 8, 10, atau sistem operasi lain yang mendukung browser modern.
- Web Browser: Google Chrome atau Mozilla Firefox versi terbaru.
- Perangkat Input: Keyboard dan mouse yang berfungsi dengan baik.
- Headset/Earphone: Diperlukan untuk instrumen AKM Literasi yang mungkin memiliki bagian listening comprehension (pemahaman mendengarkan).
- Kartu Jaringan (LAN Card): Wajib ada dan terhubung ke jaringan lokal.
2. Perangkat Lunak (Software) Wajib
Selain hardware, beberapa perangkat lunak khusus harus diinstal dan dikonfigurasi dengan benar.
- Aplikasi Virtual Machine (VM): Perangkat lunak seperti VirtualBox atau VMWare. Aplikasi ini berfungsi untuk menjalankan sistem operasi "di dalam" sistem operasi utama. VHD dari pusat akan dijalankan menggunakan aplikasi ini. Pastikan versi yang diinstal sesuai dengan petunjuk teknis resmi.
- Virtual Hard Disk (VHD): Ini adalah file utama yang berisi seluruh sistem ANBK, termasuk soal, data peserta, dan aplikasi server. VHD ini harus diunduh dari laman resmi ANBK. Sangat penting untuk tidak mengubah nama file VHD dan memastikan file hasil unduhan tidak korup dengan memeriksa hash MD5-nya.
- Exambrowser Admin: Aplikasi ini diinstal di komputer proktor. Fungsinya sebagai jembatan komunikasi antara komputer proktor dengan mesin virtual yang sedang berjalan.
- Exambrowser Klien: Aplikasi ini diinstal di setiap komputer siswa. Fungsinya adalah untuk mengunci layar komputer sehingga siswa hanya bisa mengakses halaman ujian dan tidak bisa membuka aplikasi lain selama asesmen berlangsung.
3. Penataan Jaringan Area Lokal (LAN)
Jaringan lokal yang stabil adalah tulang punggung dari ANBK Offline SD. Semua komunikasi antara komputer klien dan server terjadi melalui jaringan ini.
- Perangkat Jaringan: Gunakan Switch/Hub dengan jumlah port yang mencukupi semua komputer (server + klien). Pastikan Switch/Hub dalam kondisi baik.
- Kabel Jaringan: Gunakan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) kategori Cat 5e atau Cat 6 yang berkualitas baik. Pastikan semua kabel terpasang dengan kencang dan tidak ada yang longgar atau rusak. Lakukan pengujian koneksi pada setiap kabel sebelum digunakan.
- Konfigurasi Alamat IP: Untuk kemudahan, disarankan menggunakan satu segmen IP Address yang sama untuk server dan semua klien. Misalnya, server menggunakan IP 192.168.0.199, maka klien bisa diatur pada rentang 192.168.0.1 hingga 192.168.0.100. Pengaturan bisa dilakukan secara statis (manual di setiap komputer) atau dinamis menggunakan DHCP Server yang biasanya sudah ada di perangkat router/switch. Yang terpenting, pastikan semua komputer dapat saling berkomunikasi.
- Uji Konektivitas: Lakukan tes ping dari setiap komputer klien ke alamat IP komputer server untuk memastikan koneksi berjalan lancar. Perintahnya sederhana, buka Command Prompt (CMD) di komputer klien dan ketik `ping 192.168.0.199 -t`. Jika muncul balasan "Reply from...", artinya koneksi berhasil.
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Pelaksana
Pelaksanaan ANBK offline membutuhkan tim yang solid dan memahami perannya masing-masing. Umumnya, tim ini terdiri dari Penanggung Jawab (Kepala Sekolah), Proktor, dan Teknisi.
1. Peran Kunci Proktor dalam Mode Offline
Proktor adalah operator utama yang mengendalikan jalannya asesmen dari komputer server. Tugasnya sangat vital dan membutuhkan ketelitian tinggi.
A. Tahap Pra-Asesmen
- Mengunduh VHD: Jauh sebelum hari pelaksanaan, proktor bertanggung jawab mengunduh file VHD segar dari situs web resmi ANBK. Proses ini membutuhkan koneksi internet yang stabil dan cepat.
- Instalasi Software: Menginstal VirtualBox/VMWare, Exambrowser Admin di server, serta Exambrowser Klien di semua komputer siswa.
- Pembuatan Mesin Virtual: Membuat dan mengkonfigurasi mesin virtual baru di VirtualBox, lalu memasangkan file VHD yang telah diunduh ke mesin virtual tersebut. Pengaturan RAM, Prosesor, dan Jaringan pada VM harus disesuaikan dengan petunjuk teknis.
- Uji Coba Sistem: Menjalankan mesin virtual untuk pertama kali, memastikan proses booting berjalan lancar hingga muncul halaman login ANBK di VM.
- Sinkronisasi Data Peserta (jika diperlukan): Pada beberapa petunjuk teknis, mungkin ada langkah untuk memuat data peserta ke dalam VHD. Ikuti panduan resmi yang berlaku.
B. Saat Hari Pelaksanaan
- Menyalakan Server dan Jaringan: Memastikan komputer server, UPS, switch, dan seluruh komputer klien menyala dan terhubung dengan benar.
- Menjalankan Mesin Virtual: Memulai mesin virtual (VHD) melalui VirtualBox. Proses ini bisa memakan waktu beberapa menit.
- Menjalankan Exambrowser Admin: Membuka aplikasi Exambrowser Admin dan memastikan status "VM terdeteksi" dan siap digunakan.
- Aktivasi Status Tes: Di dalam antarmuka CBTSync (di dalam VM), proktor harus memilih kelompok tes dan sesi yang akan dilaksanakan, lalu mengaktifkannya.
- Merilis Token: Menekan tombol rilis token di antarmuka CBTSync. Token ini akan muncul dan harus diinformasikan kepada siswa untuk login. Token ini bersifat dinamis dan akan berganti setiap 15 menit.
- Memantau Progres Siswa: Dari dasbor proktor, kemajuan setiap siswa dapat dipantau, seperti siapa yang sudah login, siapa yang sedang mengerjakan, dan siapa yang sudah selesai.
- Menangani Kendala: Jika ada siswa yang mengalami masalah (misalnya komputer mati mendadak), proktor dapat melakukan "Reset Login Peserta" dari dasbor.
C. Tahap Pasca-Asesmen
- Mematikan Mesin Virtual: Setelah semua sesi pada hari itu selesai, proktor harus mematikan mesin virtual dengan prosedur yang benar (pilih opsi Shutdown dari dalam sistem operasi VM, bukan langsung menutup jendela VirtualBox).
- Mengambil File Hasil (Response File): Ini adalah langkah paling krusial. Proktor harus masuk ke folder penyimpanan mesin virtual, mencari folder "dump" atau folder lain sesuai petunjuk, lalu menyalin file hasil yang biasanya berekstensi .res atau .zip. File ini berisi semua jawaban siswa.
- Melakukan Backup: Salin file hasil tersebut ke beberapa media penyimpanan yang berbeda (misalnya flash disk dan hard disk eksternal) untuk menghindari kehilangan data.
- Mengunggah Hasil: Hubungkan komputer server atau komputer lain ke internet. Login ke laman web ANBK, lalu unggah file hasil yang sudah di-backup. Pastikan proses unggah berhasil 100%. Langkah ini menandai selesainya tugas pelaksanaan untuk hari tersebut.
2. Peran Teknisi Jaringan
Sementara proktor fokus pada perangkat lunak dan alur asesmen, teknisi lebih fokus pada perangkat keras dan infrastruktur fisik.
- Pemeriksaan Fisik: Memastikan semua kabel (listrik dan jaringan) terpasang dengan aman dan tidak mengganggu lalu lintas di dalam ruangan.
- Troubleshooting Hardware: Teknisi adalah garda terdepan jika terjadi masalah seperti komputer klien yang tidak mau menyala, mouse/keyboard tidak berfungsi, atau monitor mati.
- Manajemen Jaringan: Jika ada komputer klien yang tidak bisa terhubung ke server, teknisi bertugas memeriksa kabel LAN, pengaturan IP Address, dan kondisi LAN card pada komputer tersebut.
- Dukungan Listrik: Memastikan UPS berfungsi normal dan siap mengambil alih jika listrik padam. Teknisi juga berkoordinasi dengan pihak terkait jika ada masalah kelistrikan yang lebih besar.
Panduan bagi Siswa dan Proses Pelaksanaan
Meskipun ANBK tidak menentukan kelulusan, siswa tetap perlu dipersiapkan agar dapat mengikuti asesmen dengan tenang dan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Kesiapan siswa juga berkontribusi pada kelancaran proses secara keseluruhan.
1. Sosialisasi kepada Siswa dan Orang Tua
Penting untuk menghilangkan kecemasan yang mungkin timbul. Sekolah perlu melakukan sosialisasi dengan menekankan poin-poin berikut:
- ANBK Bukan Ujian Kelulusan: Jelaskan bahwa hasilnya tidak akan muncul di ijazah dan tidak mempengaruhi nilai rapor individu. Tujuannya adalah untuk perbaikan sekolah.
- Kerjakan dengan Jujur dan Sungguh-sungguh: Dorong siswa untuk menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Jawaban yang jujur akan memberikan data yang akurat bagi sekolah.
- Pengenalan Format Soal: Kenalkan siswa dengan berbagai bentuk soal yang mungkin muncul di AKM, seperti pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (jawaban lebih dari satu), menjodohkan, isian singkat, dan uraian.
- Pentingnya Survei Karakter: Sampaikan bahwa tidak ada jawaban benar atau salah dalam Survei Karakter. Siswa hanya perlu menjawab sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan yakini.
2. Gladi Bersih dan Simulasi
Gladi bersih adalah agenda wajib sebelum pelaksanaan utama. Manfaatnya sangat besar, baik bagi siswa maupun tim teknis.
- Bagi Siswa: Memberikan pengalaman langsung menggunakan antarmuka Exambrowser, membiasakan diri dengan cara navigasi, memilih jawaban, dan mengelola waktu. Ini akan membangun kepercayaan diri dan mengurangi kegugupan.
- Bagi Tim Teknis: Gladi bersih adalah ajang uji coba sistem dalam kondisi beban nyata. Semua potensi masalah, mulai dari VHD yang gagal start, klien yang tidak terhubung, hingga jaringan yang lambat, dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum hari-H. Ini adalah kesempatan terbaik untuk memvalidasi kesiapan infrastruktur.
3. Tata Tertib Selama Pelaksanaan
Untuk menjaga ketertiban dan kelancaran, beberapa aturan dasar perlu ditegakkan di ruang asesmen:
- Siswa masuk ruangan secara teratur dan menempati komputer yang telah ditentukan.
- Siswa dilarang membawa tas, buku, atau catatan lain ke meja komputer.
- Siswa login menggunakan username dan password yang tertera pada kartu peserta.
- Siswa memasukkan token yang diumumkan oleh proktor.
- Selama asesmen, siswa dilarang berbicara, bekerja sama, atau bertanya jawaban kepada teman.
- Jika mengalami kendala teknis (komputer hang, soal tidak tampil), siswa harus mengangkat tangan untuk memanggil pengawas atau proktor.
- Setelah selesai mengerjakan, siswa harus memastikan telah menekan tombol "Selesai" dan melakukan logout sesuai arahan.
Pasca-Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil
Tugas sekolah tidak berhenti setelah proses unggah hasil selesai. Langkah selanjutnya adalah memahami dan memanfaatkan hasil asesmen untuk perbaikan berkelanjutan.
1. Memahami Rapor Pendidikan
Setelah data dari seluruh Indonesia terkumpul dan diolah, Kemendikbudristek akan merilis Rapor Pendidikan untuk setiap satuan pendidikan. Rapor ini menyajikan data hasil ANBK secara terstruktur dan mudah dipahami. Isinya antara lain:
- Tingkat Kompetensi Literasi dan Numerasi: Menunjukkan persentase siswa di sekolah yang berada pada kategori "Perlu Intervensi Khusus", "Dasar", "Cakap", dan "Mahir".
- Indeks Karakter: Memberikan skor atau indeks terkait perkembangan karakter siswa berdasarkan Profil Pelajar Pancasila.
- Indeks Iklim Keamanan dan Inklusivitas Sekolah: Menggambarkan sejauh mana sekolah menjadi lingkungan yang aman, nyaman, dan menerima keberagaman bagi seluruh warganya.
- Kualitas Pembelajaran: Menganalisis praktik-praktik pengajaran yang terjadi di kelas berdasarkan jawaban guru pada Survei Lingkungan Belajar.
2. Perencanaan Berbasis Data
Rapor Pendidikan bukanlah sebuah vonis, melainkan sebuah diagnosis. Sekolah harus menggunakan data ini sebagai dasar untuk menyusun program dan kebijakan perbaikan. Contoh tindak lanjut:
- Jika hasil literasi rendah, sekolah bisa merancang program gerakan membaca, pengadaan pojok baca di setiap kelas, atau pelatihan bagi guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis teks.
- Jika hasil numerasi kurang memuaskan, sekolah bisa mengadakan pelatihan guru mengenai metode pembelajaran matematika yang menyenangkan dan kontekstual, serta mengintegrasikan numerasi dalam mata pelajaran lain.
- Jika indeks iklim keamanan rendah, sekolah perlu membuat program anti-perundungan yang lebih efektif, meningkatkan pengawasan, dan membangun komunikasi yang lebih baik antara guru, siswa, dan orang tua.
Pelaksanaan ANBK Offline SD memang menuntut persiapan teknis yang lebih kompleks dibandingkan mode lain. Namun, dengan pemahaman yang mendalam, persiapan infrastruktur yang matang, serta tim yang kompeten dan solid, semua tantangan tersebut dapat diatasi. Keberhasilan menyelenggarakan ANBK mode offline bukan hanya sekadar keberhasilan teknis, tetapi juga merupakan wujud komitmen sekolah dalam menjamin hak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam program evaluasi nasional, sekaligus membuka pintu bagi perbaikan mutu pendidikan yang lebih terarah dan berbasis data. Ini adalah langkah nyata untuk memastikan tidak ada sekolah dan tidak ada siswa yang tertinggal dalam upaya besar mencerdaskan kehidupan bangsa.