Di tengah hiruk pikuk dan beton yang menjulang di ibu kota Jakarta, terdapat sebuah oase petualangan yang menawarkan sensasi menantang derasnya aliran sungai liar. Sebuah anomali yang menyenangkan, sebuah paradoks yang mendebarkan. Inilah wahana Arung Jeram Ancol, sebuah atraksi legendaris di Dunia Fantasi (Dufan) yang telah membasahi dan menghibur jutaan pengunjung. Wahana ini bukan sekadar permainan air biasa; ia adalah sebuah rekayasa canggih yang berhasil membawa esensi petualangan arung jeram dari pedalaman hutan ke jantung kota metropolitan. Ia menjadi bukti bahwa untuk merasakan adrenalin terpacu oleh air, kita tidak perlu pergi jauh meninggalkan Jakarta.
Bayangkan sensasinya: Anda duduk di dalam sebuah perahu karet bundar bersama keluarga atau teman-teman, terombang-ambing oleh arus yang pada awalnya tenang. Perlahan, perahu mulai berputar, terbawa oleh aliran air yang semakin kencang. Tawa dan teriakan antisipasi mulai terdengar. Tiba-tiba, perahu menuruni sebuah turunan kecil, dan cipratan air pertama yang dingin menyegarkan langsung menyambut wajah Anda. Ini barulah permulaan. Di depan, jeram-jeram buatan yang lebih besar, pusaran air yang tak terduga, dan semburan air dari berbagai arah telah menanti. Inilah pengalaman Arung Jeram Ancol, sebuah simfoni tawa, teriakan, dan basah kuyup yang menciptakan kenangan tak terlupakan.
Artikel ini akan membawa Anda menyelami lebih dalam setiap aspek dari Arung Jeram Ancol. Kita akan menelusuri sejarah dan konsep di balik pembuatannya, mengupas tuntas setiap detail pengalaman dari antrean hingga selesai, memahami teknologi dan standar keamanan yang menjaganya, serta menggali mengapa wahana ini lebih dari sekadar permainan—ia adalah sarana rekreasi, edukasi, dan pelepas penat yang sempurna bagi masyarakat urban. Mari kita mulai petualangan kata-kata ini, sebelum Anda memulai petualangan basah yang sesungguhnya.
Sejarah dan Konsep: Membawa Sungai Liar ke Pesisir Jakarta
Dunia Fantasi Ancol, yang membuka gerbangnya untuk pertama kali di pertengahan dekade 80-an, dirancang dengan sebuah visi besar: menjadi taman hiburan kelas dunia yang mampu menandingi taman-taman hiburan ternama di luar negeri. Visi ini diwujudkan melalui pembagian kawasan tematik yang unik dan pembangunan wahana-wahana yang tidak hanya besar, tetapi juga inovatif pada masanya. Di antara berbagai wahana yang memacu adrenalin seperti Halilintar dan Kora-Kora, para perancang Dufan melihat adanya sebuah ceruk petualangan yang belum terisi: petualangan air bertema alam liar.
Kelahiran Sebuah Ikon
Ide untuk membuat wahana arung jeram di tengah taman hiburan adalah sebuah terobosan. Konsep dasarnya adalah meniru pengalaman arung jeram di sungai alami, yang biasanya membutuhkan perjalanan jauh ke daerah pegunungan atau pedalaman. Tim perancang dihadapkan pada tantangan rekayasa yang kompleks: bagaimana cara menciptakan arus sungai yang deras, jeram yang menantang, dan lingkungan yang terasa alami di atas lahan datar reklamasi di pesisir Jakarta? Jawabannya terletak pada kombinasi brilian antara teknik sipil, hidrolika, dan desain tematik.
Wahana Arung Jeram pun lahir sebagai salah satu atraksi andalan. Ia tidak dibangun dalam semalam. Prosesnya melibatkan desain alur sungai buatan yang berkelok-kelok, penghitungan volume air yang masif, serta instalasi sistem pompa raksasa yang menjadi jantung dari wahana ini. Alur beton dibentuk sedemikian rupa, dengan turunan, tanjakan, dan penghalang-penghalang strategis untuk menciptakan turbulensi air yang menyerupai jeram alami. Ini adalah sebuah sungai buatan yang dirancang dengan presisi untuk memberikan kejutan dan keseruan di setiap tikungannya.
Rekayasa di Balik Petualangan
Secara konseptual, Arung Jeram Ancol adalah sebuah sistem sirkulasi air tertutup berskala raksasa. Air dalam jumlah puluhan ribu liter dipompa dari kolam penampungan besar ke titik tertinggi dari alur wahana. Dari sana, gaya gravitasi mengambil alih, mendorong air mengalir ke bawah melalui kanal yang telah dirancang khusus. Kecepatan dan kekuatan arus diatur oleh kekuatan pompa dan desain kemiringan kanal.
Para insinyur tidak hanya menciptakan arus, tetapi juga "karakter" sungai tersebut. Mereka menempatkan "batu-batu" buatan raksasa di tengah dan di sisi kanal. Saat air deras menabrak penghalang ini, terciptalah ombak, pusaran, dan jeram yang membuat perahu karet berputar dan berguncang hebat. Di beberapa titik, terowongan-terowongan gelap ditambahkan untuk meningkatkan ketegangan, sementara di titik lain, air terjun buatan sengaja dialirkan untuk memastikan tidak ada satu pun penumpang yang turun dalam keadaan kering. Seluruh elemen ini—arus, jeram, terowongan, dan air terjun—disusun dalam sebuah koreografi yang cermat untuk menciptakan narasi petualangan yang memuncak pada sensasi klimaks yang memuaskan.
Tema yang diusung pun konsisten. Lingkungan di sekitar alur sungai dibuat semirip mungkin dengan hutan belantara. Pepohonan rimbun ditanam di sekelilingnya, tebing-tebing buatan dengan detail yang mengagumkan dibangun, dan patung-patung hewan seperti gorila raksasa ditempatkan di titik-titik strategis, seolah-olah mereka adalah penjaga sungai tersebut. Semua ini bertujuan untuk membawa pengunjung keluar dari realitas taman hiburan dan masuk ke dalam sebuah dunia petualangan yang imersif.
Mengupas Tuntas Pengalaman Wahana: Sebuah Jurnal Perjalanan Basah
Menikmati wahana Arung Jeram Ancol adalah sebuah proses, sebuah perjalanan yang dimulai jauh sebelum Anda merasakan cipratan air pertama. Setiap tahap, mulai dari antrean hingga saat Anda melangkah keluar dari perahu dengan pakaian basah kuyup, merupakan bagian dari pengalaman total yang dirancang untuk membangun antisipasi dan kegembiraan.
Fase Pertama: Penantian yang Penuh Antisipasi
Lokasi wahana Arung Jeram biasanya mudah ditemukan berkat suaranya yang khas: gemuruh air yang konstan berpadu dengan teriakan gembira para pengunjung. Saat mendekat, Anda akan melihat jalur antrean yang berkelok, dirancang untuk menampung banyak orang pada saat puncak kunjungan. Namun, antrean di sini seringkali terasa berbeda. Sambil menunggu, Anda bisa menyaksikan perahu-perahu karet yang penuh dengan orang-orang yang basah kuyup namun tertawa lebar melintas di akhir perjalanan mereka. Pemandangan ini, ditambah dengan suara gemuruh air, berfungsi sebagai pemanasan yang efektif, membangun rasa penasaran dan adrenalin bahkan sebelum giliran Anda tiba.
Staf wahana yang berjaga di area keberangkatan akan memberikan instruksi singkat namun jelas. "Pegang erat-erat tali di tengah!", "Barang elektronik harap diamankan!", adalah beberapa arahan yang akan Anda dengar. Proses ini dilakukan dengan cepat dan efisien. Anda akan diminta untuk mengenakan jaket pelampung, sebuah prosedur standar yang menunjukkan komitmen pada keselamatan. Setelah itu, Anda akan diarahkan untuk naik ke perahu karet bundar yang besar. Satu perahu biasanya dapat menampung hingga delapan atau sembilan orang, membuatnya menjadi wahana komunal yang ideal untuk dinikmati bersama-sama.
Fase Kedua: Perjalanan Menaklukkan Jeram
Saat perahu dilepaskan dari dok, momen yang ditunggu-tunggu pun tiba. Awalnya, perahu bergerak perlahan di atas air yang relatif tenang. Ini adalah momen ketenangan sebelum badai, kesempatan terakhir untuk berbincang dengan teman seperahu sebelum suara gemuruh air dan teriakan mengambil alih. Perahu kemudian memasuki sebuah terowongan atau tanjakan conveyor belt yang akan membawanya ke titik awal arus deras.
Begitu mencapai puncak, tidak ada lagi jalan untuk kembali. Perahu meluncur dan langsung disambut oleh arus yang kuat. Perahu mulai berputar tak terkendali, membuat setiap penumpang mendapatkan giliran untuk menghadapi datangnya ombak. Inilah keunikan dari desain perahu bundar: tidak ada posisi "aman". Semua orang memiliki kemungkinan yang sama untuk menjadi yang paling basah.
Perjalanan berlanjut melewati serangkaian tantangan. Anda akan merasakan perahu terangkat oleh ombak lalu jatuh menghantam permukaan air, menciptakan cipratan besar yang membasahi semua orang. Anda akan melewati tikungan tajam di mana gaya sentrifugal mendorong Anda ke sisi perahu. Di beberapa bagian, semburan air dari dinding kanal atau dari patung tematik akan memberikan serangan kejutan. Salah satu momen ikonik adalah ketika perahu melintas di bawah air terjun buatan atau di dekat patung gorila raksasa yang seolah-olah mengaum ke arah Anda. Semua ini terjadi dalam tempo yang cepat, tanpa henti, membuat Anda terus waspada sekaligus tertawa terbahak-bahak.
"Sensasi ketika perahu berputar tak menentu, tidak tahu dari arah mana air akan datang berikutnya, adalah inti dari keseruan Arung Jeram Ancol. Ini bukan sekadar basah, ini tentang melepaskan kontrol dan menikmati kekacauan yang menyenangkan."
Klimaks perjalanan seringkali adalah turunan terbesar atau bagian jeram yang paling ganas. Di sinilah biasanya teriakan paling kencang terdengar. Perahu meluncur deras, menabrak gelombang besar di bawahnya, dan dalam sekejap, rasanya seperti seember besar air ditumpahkan ke atas kepala Anda. Setelah momen puncak ini, arus biasanya akan mulai sedikit melambat, memberikan kesempatan bagi Anda untuk mengatur napas dan melihat kondisi teman-teman seperahu yang sudah sama-sama basah kuyup.
Fase Ketiga: Euforia Pasca-Petualangan
Perahu akhirnya kembali ke dok keberangkatan dengan kecepatan yang jauh lebih lambat. Saat melangkah keluar dari perahu, Anda akan merasakan sensasi yang unik: pakaian yang berat karena air, rambut yang menetes, tetapi dengan senyum lebar yang tak bisa disembunyikan di wajah. Rasa dingin dari pakaian basah seolah tidak terasa, tertutupi oleh sisa-sisa adrenalin dan euforia yang masih hangat di dalam tubuh.
Di dekat pintu keluar, biasanya terdapat monitor yang menampilkan foto-foto yang diambil oleh kamera tersembunyi selama perjalanan. Momen-momen di mana Anda dan teman-teman berteriak dengan ekspresi wajah paling lucu atau paling kaget terekam dengan sempurna. Ini menjadi suvenir digital yang tak ternilai, bukti konkret dari petualangan yang baru saja Anda alami. Banyak pengunjung menghabiskan waktu di sini, tertawa bersama melihat kembali ekspresi mereka di foto. Setelah itu, pencarian tempat untuk mengeringkan diri, berganti pakaian, atau sekadar menikmati minuman hangat sambil mengenang kembali setiap momen seru di atas perahu menjadi agenda selanjutnya.
Aspek Keamanan dan Teknologi: Jantung yang Tak Terlihat
Di balik semua keseruan dan cipratan air, terdapat sebuah sistem keamanan dan teknologi yang bekerja tanpa henti untuk memastikan setiap perjalanan di Arung Jeram Ancol berjalan dengan lancar dan aman. Pengunjung mungkin hanya melihat permukaan air yang bergejolak, namun di bawahnya dan di sekelilingnya, ada lapisan-lapisan proteksi dan rekayasa canggih yang menjadi tulang punggung wahana ini.
Protokol Keselamatan Berlapis
Keselamatan adalah prioritas nomor satu. Protokol ini dimulai bahkan sebelum pengunjung menaiki wahana. Terdapat batasan tinggi badan minimum yang diberlakukan secara ketat. Ini bukan aturan yang dibuat-buat, melainkan berdasarkan perhitungan fisika untuk memastikan penumpang memiliki postur yang cukup agar tetap aman di dalam perahu saat terjadi guncangan. Selain itu, ada pula peringatan bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti masalah jantung atau punggung, untuk tidak menaiki wahana ini demi kebaikan mereka sendiri.
Jaket pelampung (life vest) yang wajib dikenakan oleh setiap penumpang adalah garda terdepan keselamatan personal. Jaket-jaket ini secara rutin diperiksa kelayakannya, mulai dari daya apung, kondisi tali pengikat, hingga kebersihannya. Staf yang bertugas juga dilatih untuk memastikan setiap penumpang mengenakan jaket pelampung dengan benar dan kencang.
Di sepanjang alur sungai buatan, terdapat beberapa titik pemantauan yang diawasi oleh operator melalui kamera CCTV. Selain itu, ada juga staf yang berjaga di beberapa lokasi strategis. Mereka dilengkapi dengan alat komunikasi untuk berkoordinasi dengan ruang kontrol utama. Jika terjadi sesuatu yang tidak biasa, misalnya perahu tersangkut atau ada penumpang yang membutuhkan bantuan, sistem dapat dihentikan sementara dan bantuan dapat segera datang.
Teknologi Pompa dan Sirkulasi Air
Jantung dari wahana Arung Jeram adalah sistem pompanya. Tersembunyi dari pandangan pengunjung, terdapat beberapa pompa industri berdaya sangat besar yang bekerja secara simultan. Pompa-pompa inilah yang bertanggung jawab untuk mengangkat ribuan liter air per detiknya dari kolam penampungan di bagian bawah ke titik awal di bagian atas. Kekuatan dan konsistensi kerja pompa ini sangat krusial; sedikit saja penurunan tekanan dapat mengubah secara drastis pengalaman arung jeram, membuatnya kurang menantang.
Kualitas air juga menjadi perhatian utama. Mengingat volume air yang begitu besar dan digunakan secara berulang oleh ribuan orang setiap hari, sistem filtrasi dan pengolahan air yang canggih mutlak diperlukan. Air disirkulasikan melalui serangkaian filter untuk menghilangkan kotoran fisik, dan kemudian diolah dengan bahan kimia yang aman bagi kulit, seperti klorin dalam dosis terukur, untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme. Tujuannya adalah menjaga agar air tetap jernih dan higienis, sehingga pengalaman basah-basahan tetap menyenangkan dan sehat.
Desain Perahu dan Material
Perahu karet yang digunakan bukanlah perahu karet biasa. Perahu ini dirancang khusus untuk penggunaan di taman hiburan. Materialnya terbuat dari PVC atau Hypalon berlapis-lapis yang sangat kuat, tahan terhadap gesekan konstan dengan dinding dan dasar kanal beton. Desainnya yang bundar dengan tempat duduk menghadap ke tengah tidak hanya memaksimalkan interaksi sosial antar penumpang, tetapi juga mendistribusikan berat secara merata, membuatnya sangat stabil dan hampir mustahil untuk terbalik di alur yang telah dirancang.
Di bagian tengah perahu terdapat pegangan berbentuk roda atau tali yang kokoh. Ini adalah titik tumpuan utama bagi para penumpang untuk berpegangan saat perahu berguncang. Desainnya yang ergonomis memastikan pegangan yang kuat dan nyaman. Setiap aspek dari perahu ini, mulai dari katup udara, material lantai, hingga posisi pegangan, telah melalui serangkaian pengujian ketat untuk menjamin durabilitas dan keamanan maksimal.
Lebih dari Sekadar Wahana: Sarana Rekreasi dan Pembelajaran
Arung Jeram Ancol seringkali dipandang hanya sebagai sumber kesenangan dan adrenalin. Namun, jika digali lebih dalam, wahana ini menawarkan lebih dari itu. Ia berfungsi sebagai sarana rekreasi keluarga yang penting, memberikan manfaat psikologis, dan bahkan menyisipkan elemen-elemen edukasi yang tidak disadari oleh para penumpangnya.
Perekat Hubungan Keluarga dan Pertemanan
Di era digital di mana interaksi seringkali termediasi oleh layar gawai, pengalaman komunal seperti menaiki Arung Jeram menjadi sangat berharga. Di dalam satu perahu, tidak ada ruang untuk ponsel atau distraksi digital lainnya. Semua perhatian terpusat pada satu tujuan bersama: menikmati perjalanan dan menghadapi setiap jeram yang datang. Momen-momen di mana semua orang berteriak bersama saat melewati turunan, atau tertawa terbahak-bahak saat seorang teman terkena cipratan air paling besar, adalah momen-momen yang membangun ikatan.
Bagi keluarga, ini adalah kesempatan untuk menciptakan kenangan lintas generasi. Orang tua bisa melepaskan sejenak citra dewasanya dan berteriak sekencang anak-anak mereka. Anak-anak melihat sisi lain dari orang tua mereka yang lebih rileks dan suka bermain. Pengalaman bersama menghadapi "bahaya" yang terkendali ini dapat memperkuat rasa saling percaya dan kerja sama dalam unit keluarga. Tidak jarang, cerita tentang "siapa yang paling basah di Arung Jeram" menjadi sebuah lelucon internal keluarga yang terus dikenang bertahun-tahun kemudian.
Manfaat Psikologis dan Pelepas Stres
Hidup di kota besar seperti Jakarta identik dengan stres, tenggat waktu, dan rutinitas yang monoton. Wahana Arung Jeram menawarkan sebuah pelarian singkat namun efektif dari semua itu. Saat berada di atas perahu yang berguncang, tidak ada waktu untuk memikirkan pekerjaan atau masalah sehari-hari. Fokus Anda sepenuhnya terserap oleh momen saat ini: berpegangan erat, mengantisipasi cipratan berikutnya, dan merespons setiap guncangan.
Secara ilmiah, pengalaman yang memacu adrenalin ini memicu pelepasan hormon endorfin di dalam otak. Endorfin dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" alami yang berfungsi sebagai pereda nyeri dan peningkat suasana hati. Itulah mengapa setelah turun dari wahana, meskipun lelah dan basah, kebanyakan orang merasa lebih segar, bersemangat, dan ringan. Teriakan yang dilepaskan selama perjalanan juga bisa menjadi katarsis, sebuah cara untuk melepaskan ketegangan dan emosi yang terpendam.
Pelajaran Tersembunyi di Balik Jeram
Meskipun tujuan utamanya adalah hiburan, ada beberapa pelajaran sederhana yang bisa dipetik dari pengalaman Arung Jeram. Pertama, ini adalah pengenalan yang aman dan terkendali terhadap olahraga petualangan. Bagi anak-anak, ini bisa menjadi pemantik minat terhadap kegiatan alam di masa depan. Mereka belajar bahwa menghadapi tantangan (dalam hal ini, jeram buatan) bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, bukan menakutkan.
Kedua, secara tidak langsung, wahana ini mengajarkan konsep-konsep fisika dasar dalam bentuk yang paling praktis. Penumpang bisa merasakan langsung bagaimana gaya gravitasi menarik air dan perahu ke bawah, bagaimana momentum membuat perahu terus bergerak, dan bagaimana hukum aksi-reaksi bekerja saat air menabrak penghalang dan menciptakan ombak. Ini adalah laboratorium fisika cair raksasa yang sangat menyenangkan. Wahana ini juga merupakan monumen rekayasa hidrolik, menunjukkan bagaimana manusia dapat meniru dan mengendalikan kekuatan alam untuk tujuan rekreasi.
Tips dan Trik: Memaksimalkan Petualangan Arung Jeram Anda
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik di wahana Arung Jeram Ancol, persiapan yang matang adalah kunci. Dengan beberapa tips dan trik sederhana, Anda bisa menghindari ketidaknyamanan kecil dan fokus sepenuhnya pada keseruan yang ditawarkan. Berikut adalah panduan lengkap untuk memaksimalkan petualangan basah Anda.
Sebelum Berangkat ke Dufan
- Pilih Pakaian yang Tepat: Ini adalah aturan nomor satu. Kenakan pakaian yang terbuat dari bahan yang cepat kering seperti poliester atau nilon. Hindari bahan katun tebal atau denim (jeans) karena bahan-bahan ini menyerap banyak air, menjadi sangat berat, dan lama keringnya. Atasan kaus dan celana pendek adalah pilihan ideal.
- Alas Kaki yang Aman: Gunakan sandal gunung atau sepatu karet yang memiliki tali pengikat di bagian belakang. Sandal jepit sangat tidak disarankan karena mudah terlepas saat guncangan atau saat naik-turun perahu. Sepatu kets bisa menjadi pilihan, tetapi bersiaplah sepatu Anda akan basah kuyup.
- Siapkan Perlengkapan "Setelah Basah": Bawa satu set pakaian ganti lengkap, mulai dari pakaian dalam hingga atasan dan bawahan. Jangan lupa membawa handuk kecil. Simpan semua ini di dalam tas ransel dan titipkan di loker yang tersedia di dekat wahana.
- Lindungi Gawai Anda: Air adalah musuh utama barang elektronik. Jika Anda harus membawa ponsel, gunakan kantung atau tas anti air (waterproof pouch) yang bisa dikalungkan di leher. Pastikan segelnya rapat dan sudah teruji. Pilihan paling aman adalah menyimpannya di dalam loker.
Saat Tiba di Wahana
- Manfaatkan Loker: Sebelum mengantre, simpan semua barang berharga Anda—dompet, ponsel, kunci, dan tas berisi pakaian ganti—di dalam loker penitipan barang. Biasanya loker ini berbayar, tetapi biaya kecil ini sangat sepadan demi ketenangan pikiran.
- Pilih Waktu yang Strategis: Wahana Arung Jeram sangat populer, terutama saat hari libur atau akhir pekan. Untuk menghindari antrean panjang, cobalah untuk menaiki wahana ini di pagi hari sesaat setelah Dufan buka, atau di sore hari menjelang Dufan tutup. Antrean biasanya paling panjang di jam-jam makan siang.
- Memilih Posisi Duduk: Meskipun perahu berputar dan semua posisi berpotensi basah, ada beberapa "mitos" tentang posisi duduk. Konon, posisi yang membelakangi arah datangnya ombak besar cenderung lebih basah. Jika Anda ingin tantangan basah maksimal, cobalah untuk tidak membelakangi turunan utama. Namun pada akhirnya, putaran perahu membuat semua ini sulit diprediksi, yang justru menambah keseruannya.
- Rangkul Sensasinya: Jangan ragu-ragu atau takut basah. Justru di situlah letak kesenangan utamanya. Semakin Anda pasrah dan menikmati setiap cipratan, semakin menyenangkan pengalaman Anda. Tertawalah yang keras, berteriaklah sepuasnya, dan nikmati setiap detiknya.
Setelah Selesai Bermain
- Segera Menuju Fasilitas Ganti: Setelah turun dari perahu, jangan menunda-nunda untuk berganti pakaian, terutama jika cuaca sedang tidak terlalu panas atau berangin. Berjalan-jalan dengan pakaian basah dalam waktu lama bisa membuat Anda masuk angin. Segera ambil barang Anda di loker dan gunakan ruang ganti yang telah disediakan.
- Isi Ulang Energi: Pengalaman yang memacu adrenalin seringkali menguras energi. Setelah berganti pakaian kering dan merasa nyaman, carilah kios makanan atau minuman terdekat untuk membeli camilan atau minuman hangat seperti teh atau kopi untuk mengembalikan suhu tubuh dan energi Anda.
- Rencanakan Wahana Berikutnya: Sambil beristirahat, manfaatkan momentum semangat dan euforia yang masih terasa untuk merencanakan wahana apa yang akan dinaiki selanjutnya. Mungkin sesuatu yang lebih santai, atau mungkin tantangan adrenalin lainnya.
Arung Jeram Ancol lebih dari sekadar wahana permainan. Ia adalah sebuah ikon, sebuah institusi dalam lanskap hiburan Jakarta. Ia adalah saksi bisu dari jutaan tawa, teriakan, dan kenangan yang tercipta di atas alirannya yang bergejolak. Dalam sebuah kota yang terus bergerak cepat, wahana ini menawarkan sebuah jeda—sebuah kesempatan untuk kembali menjadi anak-anak, untuk melepaskan segala beban, dan untuk sekadar menikmati sensasi sederhana dari air, kecepatan, dan kegembiraan bersama. Ia membuktikan bahwa petualangan tidak harus dicari di tempat yang jauh. Terkadang, petualangan terbaik justru bisa ditemukan di sebuah sungai buatan, di jantung kota yang tidak pernah tidur, menunggu untuk membasahi hari Anda dengan keceriaan.