Kisah mengenai asal usul Aji Saka merupakan salah satu legenda paling penting dalam peradaban Nusantara, khususnya di tanah Jawa. Sosok Aji Saka bukan sekadar tokoh mitologis, melainkan simbol pembawa peradaban, pengetahuan, dan tatanan baru. Kisah ini sarat dengan nilai-nilai luhur, perjuangan, serta bagaimana sebuah kebaikan dapat mengalahkan kejahatan.
Menurut berbagai sumber dan tradisi lisan yang berkembang, Aji Saka adalah seorang pangeran sakti dari negeri Majapahit atau dari negeri seberang yang datang ke tanah Jawa dengan membawa misi besar. Ia tiba di tanah Jawa pada tahun 1 Saka, yang kemudian menjadi penanda dimulainya kalender Saka di Indonesia. Kedatangannya disambut dengan kegelapan dan ketidakadilan yang merajalela di bawah kekuasaan raja lalim bernama Prabu Dewata Cengkar.
Prabu Dewata Cengkar dikenal sebagai raja yang haus kekuasaan, kejam, dan sering kali meminta tumbal dari rakyatnya. Ia memiliki kebiasaan memakan manusia untuk menjaga keawetan raganya. Rakyat hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Di tengah kondisi yang memprihatinkan inilah, Aji Saka hadir sebagai sosok penyelamat.
Konon, Aji Saka tidak datang dengan pasukan bersenjata. Ia datang dengan kesaktian, kebijaksanaan, dan niat suci untuk membebaskan tanah Jawa dari cengkeraman Prabu Dewata Cengkar. Pertarungan antara Aji Saka dan Prabu Dewata Cengkar tidak digambarkan sebagai perang terbuka, melainkan lebih bersifat adu kesaktian dan kecerdasan.
Dalam salah satu versi cerita yang paling populer, Aji Saka menantang Prabu Dewata Cengkar. Ia mengajukan syarat bahwa siapa pun yang kalah dalam adu kesaktian harus menelan lawannya. Prabu Dewata Cengkar yang sombong dan yakin akan kemenangannya menyetujui syarat tersebut. Pertarungan puncak terjadi di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Gunung Tidar.
Dengan kesaktian dan ajian yang dimilikinya, Aji Saka berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar. Sang raja lalim pun tertelan oleh kesaktian Aji Saka, dan tanah Jawa pun terbebas dari kekuasaannya. Kemenangan Aji Saka menandai dimulainya era baru yang lebih damai dan beradab.
Setelah berhasil mengalahkan Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka tidak serta merta mengambil alih kekuasaan sebagai raja. Ia lebih memilih untuk menata dan membangun kembali peradaban di tanah Jawa. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah diperkenalkannya sistem penanggalan Saka, yang kemudian menjadi dasar penanggalan di banyak kerajaan di Nusantara.
Sistem kalender Saka ini membawa tatanan dalam kehidupan masyarakat, mengatur siklus pertanian, upacara keagamaan, dan berbagai kegiatan penting lainnya. Penentuan tahun dimulainya kalender ini adalah pada saat kedatangan Aji Saka di tanah Jawa, yaitu tahun 1 Saka.
Selain kalender, Aji Saka juga dikaitkan dengan penciptaan aksara Jawa. Konon, ia mengajarkan kepada penduduk untuk menulis dan membaca menggunakan aksara yang indah dan penuh makna. Aksara Jawa yang kita kenal hingga kini, dengan bentuknya yang unik, diyakini berasal dari ajaran Aji Saka. Ia juga mengajarkan tentang tata krama, sopan santun, dan nilai-nilai moral yang membentuk karakter masyarakat Jawa.
Kisah asal usul Aji Saka memiliki makna filosofis yang mendalam. Ia mengajarkan tentang pentingnya perjuangan melawan kezaliman dengan cara yang cerdas dan bijaksana. Kemenangan atas kejahatan tidak selalu harus melalui kekerasan fisik semata, tetapi juga bisa melalui kekuatan akal, kesaktian batin, dan keteguhan moral.
Aji Saka juga melambangkan seorang pemimpin yang bukan hanya menguasai wilayah, tetapi juga membawa pencerahan dan kemajuan. Ia adalah sosok yang mengerti kebutuhan rakyatnya dan mampu memberikan solusi jangka panjang demi kesejahteraan bersama. Penemuannya mengenai kalender dan aksara merupakan bukti nyata dari visinya untuk membangun masyarakat yang terorganisir dan berbudaya.
Hingga kini, legenda Aji Saka tetap hidup dalam ingatan masyarakat Jawa dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya mereka. Kisahnya terus diceritakan dari generasi ke generasi, mengingatkan akan pentingnya menjaga kebaikan, menghargai pengetahuan, dan selalu berjuang demi tegaknya keadilan.
Legenda Aji Saka adalah warisan berharga yang mengajarkan kita tentang kebijaksanaan, keberanian, dan pentingnya membawa perubahan positif bagi peradaban.