Ilustrasi visualisasi ikan bandeng.
Ikan bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas perikanan air payau dan air laut yang sangat populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, seiring perkembangan budidaya perikanan, varian bandeng tawar kini semakin banyak dikenal dan dibudidayakan secara intensif di perairan darat seperti tambak air tawar, waduk, atau kolam. Perbedaan utama antara bandeng tawar dan bandeng payau terletak pada habitat akhir pemeliharaannya.
Secara genetik, ikan bandeng memiliki kemampuan adaptasi osmoregulasi yang luar biasa, memungkinkannya hidup di berbagai salinitas. Meskipun demikian, untuk menghasilkan bandeng tawar berkualitas unggul, proses adaptasi bertahap dari air payau ke air tawar harus dilakukan dengan hati-hati. Hasilnya adalah daging yang sering dianggap memiliki rasa yang lebih lembut dan tidak terlalu amis dibandingkan kerabatnya yang dibudidayakan di air payau.
Bandeng dikenal sebagai ikan yang kaya akan asam lemak omega-3, komponen penting untuk kesehatan jantung dan fungsi otak. Meskipun demikian, banyak konsumen yang sempat ragu karena persepsi duri halus yang banyak. Perkembangan teknik budidaya modern kini telah menghasilkan beberapa varietas bandeng tawar yang telah melalui seleksi genetik untuk meminimalkan duri (seperti bandeng presto yang dikemas).
Kandungan gizi bandeng tawar meliputi protein berkualitas tinggi, vitamin A, D, E, serta mineral penting seperti fosfor dan kalsium. Dalam 100 gram daging bandeng, rata-rata terkandung sekitar 18-20 gram protein. Keunggulan dagingnya yang berserat namun lembut menjadikannya favorit dalam berbagai olahan kuliner tradisional Indonesia.
Budidaya bandeng tawar memerlukan manajemen air yang ketat. Biasanya, benih bandeng yang berasal dari pembenihan air payau akan diaklimatisasi secara perlahan. Proses ini memakan waktu beberapa minggu hingga bulan, di mana kadar salinitas air diturunkan secara bertahap hingga mencapai kondisi air tawar murni (di bawah 0,5 ppt).
Faktor kunci keberhasilan budidaya ini adalah kualitas pakan dan pengendalian penyakit. Karena bandeng memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif cepat, pemberian pakan harus seimbang antara protein nabati dan hewani. Peternak modern sering menggunakan teknologi bioflok atau sistem resirkulasi untuk menjaga kualitas air tetap optimal, meminimalkan risiko kontaminasi, dan memastikan hasil panen yang konsisten.
Bandeng tawar adalah kanvas kuliner yang sangat fleksibel. Karena rasanya yang lebih 'bersih' dan minim bau lumpur dibandingkan beberapa ikan air tawar lainnya, ia sangat cocok diolah menjadi hidangan premium.
Di Jawa Timur, olahan paling ikonik adalah Bandeng Presto, di mana ikan dimasak menggunakan panci bertekanan tinggi sehingga duri-duri kecil menjadi lunak dan bisa dikonsumsi. Selain itu, bandeng tawar juga populer dijadikan bandeng asap (smoked milkfish), sate bandeng, atau diolah menjadi fillet untuk sup dan masakan berkuah lainnya. Konsistensi dagingnya yang padat memastikan ia tidak mudah hancur saat dimasak dalam waktu lama. Popularitas bandeng tawar terus meningkat seiring meningkatnya permintaan akan sumber protein lokal yang bergizi tinggi dan mudah didapatkan.