Kehadiran benjolan di area alat reproduksi wanita, baik itu di bagian luar (vulva) maupun di dalam (misalnya di leher rahim atau dinding vagina), dapat menimbulkan kekhawatiran bagi banyak perempuan. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua benjolan bersifat berbahaya, namun setiap kelainan yang terdeteksi sebaiknya tidak diabaikan dan memerlukan perhatian medis. Artikel ini akan mengulas berbagai kemungkinan penyebab benjolan di alat reproduksi wanita, gejala yang menyertainya, serta langkah-langkah penanganan yang tepat.
Benjolan pada alat reproduksi wanita dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan penanganan serius. Berikut adalah beberapa penyebab umum:
Kelenjar Bartholin terletak di kedua sisi bukaan vagina dan berfungsi menghasilkan cairan pelumas. Ketika saluran kelenjar ini tersumbat, cairan dapat menumpuk dan membentuk benjolan yang dikenal sebagai kista Bartholin. Kista ini bisa berukuran kecil hingga besar, dan seringkali tidak menimbulkan rasa sakit kecuali terinfeksi. Jika terinfeksi, kista dapat membengkak, memerah, dan terasa nyeri, membentuk abses.
Sama seperti di bagian tubuh lain, folikel rambut di area vulva juga bisa meradang atau tersumbat. Hal ini dapat menyebabkan munculnya benjolan kecil, kemerahan, dan terkadang terasa nyeri seperti jerawat. Kebersihan yang kurang, gesekan dari pakaian ketat, atau pencukuran dapat menjadi faktor pemicunya.
Infeksi HPV dapat menyebabkan pertumbuhan daging kecil yang tumbuh di area genital, termasuk vulva dan vagina. Kutil ini bisa datar, menonjol, berwarna kulit, atau sedikit lebih gelap, dan terkadang bergerombol. Kutil genital umumnya tidak menyakitkan, namun bisa menimbulkan rasa gatal atau tidak nyaman.
Kista sebasea terbentuk ketika kelenjar minyak di kulit tersumbat. Benjolan ini biasanya tidak berbahaya, berbentuk bulat, dan terasa lunak atau padat di bawah kulit.
Lipoma adalah pertumbuhan jinak dari jaringan lemak yang bisa muncul di mana saja di tubuh, termasuk area vulva. Benjolan ini biasanya terasa lunak, dapat digerakkan, dan tumbuh lambat.
Meskipun mioma uteri tumbuh di dalam rahim, mioma yang besar terkadang dapat terasa sebagai benjolan di area perut bagian bawah atau bahkan teraba melalui vagina jika posisinya tepat. Mioma biasanya tidak berbahaya tetapi dapat menyebabkan perdarahan hebat saat menstruasi, nyeri panggul, dan masalah kesuburan.
Meskipun jarang, benjolan pada alat reproduksi wanita juga bisa menjadi tanda kanker vulva atau kanker vagina. Benjolan akibat kanker ini bisa terasa keras, tidak beraturan, dan mungkin disertai dengan gejala lain seperti perdarahan yang tidak normal, luka yang tidak kunjung sembuh, gatal kronis, atau nyeri. Deteksi dini sangat krusial untuk prognosis yang lebih baik.
Beberapa IMS lain seperti herpes genital atau sifilis juga dapat bermanifestasi sebagai luka atau benjolan di area genital.
Selain benjolan itu sendiri, perhatikan gejala lain yang mungkin menyertainya, seperti:
Setiap benjolan baru atau perubahan pada area alat reproduksi yang menimbulkan kekhawatiran sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan (Sp.OG). Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis, terutama jika Anda mengalami:
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan Anda, dan mungkin merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti USG, tes darah, biopsi, atau tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk menegakkan diagnosis.
Penanganan benjolan di alat reproduksi wanita sangat bergantung pada penyebabnya. Beberapa kemungkinan penanganan meliputi:
Jangan tunda untuk memeriksakan diri jika Anda menemukan adanya benjolan. Kesehatan reproduksi adalah aset berharga. Temukan informasi lebih lanjut tentang kesehatan wanita atau jadwalkan konsultasi dengan dokter.