Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau yang lebih umum dikenal sebagai IUD (Intrauterine Device) merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan reversibel. Banyak wanita memilih IUD karena kemudahan penggunaan, efektivitasnya yang tinggi, dan kemampuannya untuk memberikan perlindungan kehamilan selama bertahun-tahun. Salah satu aspek penting dalam memahami IUD adalah bentuk fisiknya, yang didesain secara spesifik untuk ditempatkan di dalam rahim.
Secara umum, IUD memiliki struktur yang mirip dengan huruf 'T', meskipun beberapa variasi desain mungkin ada. Struktur dasar berbentuk 'T' ini dirancang untuk meminimalkan risiko pergeseran atau keluarnya IUD dari posisi yang seharusnya di dalam rongga rahim. Bagian utama dari IUD terdiri dari:
Bahan yang digunakan untuk membuat IUD umumnya adalah plastik fleksibel seperti polietilen, yang dilapisi dengan tembaga atau hormon (progestogen) untuk meningkatkan efektivitas kontrasepsinya.
Meskipun bentuk dasar 'T' adalah yang paling umum, ada beberapa variasi desain IUD yang berkembang seiring waktu, seringkali terkait dengan jenis bahan yang melapisi IUD dan fungsinya:
IUD tembaga, seperti Copper T (sering disimbolkan dengan 'T' karena bentuknya), adalah jenis IUD non-hormonal yang paling populer. Bentuknya persis seperti yang dijelaskan di atas, yaitu menyerupai huruf 'T'. Tembaga yang melapisi kerangka IUD bekerja dengan cara melepaskan ion tembaga yang bersifat toksik bagi sperma, menghambat pergerakannya dan mengurangi kemampuannya untuk membuahi sel telur. Selain itu, tembaga juga dapat memicu respons inflamasi di dalam rahim yang membuat lingkungan kurang ramah bagi implantasi.
IUD hormonal juga umumnya berbentuk 'T', namun memiliki tambahan reservoir yang berisi hormon progestin (seperti levonorgestrel). Reservoir ini melepaskan sejumlah kecil hormon ke dalam rahim secara bertahap. Bentuk 'T' tetap dipertahankan untuk penempatan yang optimal di rongga rahim. Mekanisme kerja IUD hormonal melibatkan penipisan lapisan dinding rahim (endometrium) sehingga sulit terjadi implantasi, pengentalan lendir serviks sehingga menghalangi masuknya sperma, dan terkadang penekanan ovulasi.
Meskipun kurang umum dijumpai di banyak negara, ada beberapa desain IUD lain yang pernah dikembangkan atau masih digunakan di wilayah tertentu. Beberapa di antaranya mungkin memiliki bentuk cincin atau bantalan yang didesain untuk menempel pada dinding rahim. Namun, IUD berbentuk 'T' terbukti paling aman dan paling efektif dalam mencegah pergeseran.
Desain IUD yang menyerupai huruf 'T' sangat penting karena beberapa alasan:
Penempatan IUD harus dilakukan oleh profesional medis yang terlatih. Dokter atau bidan akan menggunakan alat khusus (inserter) untuk memasukkan IUD yang terlipat ke dalam rahim, kemudian melepaskannya agar mengembang ke bentuk 'T'-nya. Keberhasilan dan keamanan penggunaan IUD sangat bergantung pada penempatan yang akurat.
Memahami bentuk alat KB IUD adalah langkah awal yang baik bagi siapa saja yang mempertimbangkan metode kontrasepsi ini. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai IUD, bentuknya, cara kerjanya, atau apakah metode ini cocok untuk Anda, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan.