Panduan Lengkap Mengobati Kesurupan Secara Islami
Kesurupan, atau yang dalam istilah syar'i sering disebut sebagai gangguan jin, adalah sebuah fenomena yang nyata dan diakui keberadaannya dalam aqidah Islam. Ini bukanlah sekadar mitos atau takhayul, melainkan sebuah kondisi di mana makhluk ghaib dari golongan jin memasuki dan menguasai tubuh manusia, menyebabkan perubahan perilaku, emosi, dan bahkan fisik. Menghadapi kondisi ini, Islam tidak membiarkan umatnya dalam kebingungan. Sebaliknya, Allah SWT dan Rasul-Nya telah memberikan pedoman yang jelas dan kuat, yaitu melalui metode Ruqyah Syar'iyyah, sebuah terapi penyembuhan yang sepenuhnya bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Artikel ini akan mengupas secara mendalam, langkah demi langkah, tentang cara mengobati orang yang mengalami kesurupan dengan metode yang benar sesuai syariat. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif, dari mulai mengenali gejala, melakukan persiapan, hingga tata cara pelaksanaan ruqyah dan amalan pasca-terapi untuk membentengi diri. Semua ini dilakukan dengan keyakinan penuh bahwa kesembuhan hanyalah datang dari Allah SWT, Sang Pencipta segala sesuatu.
Memahami Hakikat Jin dan Penyebab Kesurupan
Sebelum melangkah ke metode pengobatan, sangat penting untuk memiliki pemahaman dasar yang benar tentang jin dan mengapa mereka bisa mengganggu manusia. Pemahaman ini akan mengokohkan aqidah dan menghindarkan kita dari kesesatan serta rasa takut yang berlebihan kepada selain Allah.
Siapakah Jin Itu?
Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan dari api yang menyala-nyala (marij min nar), sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an. Mereka hidup di alam yang berbeda dengan kita, sehingga kita tidak dapat melihat mereka dalam wujud aslinya. Allah SWT berfirman:
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar-Rahman: 15)
Sama seperti manusia, jin juga dibebani syariat. Di antara mereka ada yang beriman (Muslim) dan ada pula yang kafir. Mereka berkembang biak, memiliki komunitas, dan akan dihisab pada hari kiamat. Iblis, yang dilaknat oleh Allah, adalah nenek moyang dari jin kafir yang bersumpah untuk senantiasa menyesatkan anak cucu Adam hingga akhir zaman. Merekalah yang seringkali menjadi sumber gangguan dan was-was pada manusia.
Faktor-Faktor Penyebab Seseorang Dapat Kesurupan
Gangguan jin tidak terjadi begitu saja. Ada sebab-sebab yang bisa memicu atau membuka celah bagi jin untuk masuk dan menguasai tubuh manusia. Secara umum, penyebabnya dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
- Kezaliman dari Manusia terhadap Jin: Terkadang, manusia secara tidak sengaja mengganggu atau menyakiti jin. Contohnya seperti menyiram air panas ke lubang tanpa membaca basmalah, kencing di tempat-tempat yang diyakini sebagai tempat tinggal mereka (seperti bebatuan atau pohon besar), atau menyakiti binatang yang ternyata merupakan jelmaan jin. Hal ini dapat memicu kemarahan dan aksi balas dendam dari pihak jin.
- Kezaliman dari Jin terhadap Manusia: Ada pula jin yang memang bersifat fasik dan zalim. Mereka mengganggu manusia tanpa sebab yang jelas, bisa karena iseng, jatuh cinta kepada manusia (jin 'asyiq), atau sekadar ingin menunjukkan eksistensi dan menyesatkan.
- Melalui Sihir (Santet, Guna-guna): Ini adalah penyebab yang paling umum dan berbahaya. Seseorang yang dengki atau benci meminta bantuan dukun atau tukang sihir untuk mengirimkan jin kepada targetnya. Jin ini bertindak sebagai "khadam" atau suruhan si penyihir untuk menyakiti, membuat sakit, memisahkan suami-istri, atau bahkan membunuh.
- Lemahnya Kondisi Spiritual dan Emosional Seseorang: Ini adalah faktor internal yang paling krusial. Seseorang yang jauh dari Allah, lalai dalam shalat, jarang membaca Al-Qur'an, dan sering melakukan maksiat, benteng spiritualnya sangat lemah. Kondisi ini ibarat rumah tanpa pintu dan pagar, sangat mudah dimasuki oleh pencuri. Selain itu, kondisi emosional yang ekstrem seperti marah yang meluap-luap, sedih yang berlarut-larut, atau rasa takut yang berlebihan juga dapat membuka gerbang bagi jin untuk masuk.
Mengenali Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Jin
Penting untuk bisa membedakan antara gangguan jin dengan masalah medis atau psikologis. Meskipun terkadang gejalanya tumpang tindih, ada beberapa indikator khas yang sering muncul pada orang yang mengalami gangguan jin.
Gejala Saat Sadar atau dalam Kehidupan Sehari-hari:
- Penolakan terhadap Ibadah: Merasa sangat berat, malas, panas, atau sesak napas ketika hendak shalat, membaca Al-Qur'an, atau berdzikir.
- Gejala Fisik yang Tidak Terjelaskan Medis: Sering pusing, sakit kepala hebat yang berpindah-pindah, sesak di dada (terutama saat sore hari), sakit di bagian punggung bawah atau tulang ekor, merasa ada sesuatu yang bergerak di bawah kulit, atau memar-memar di tubuh saat bangun tidur tanpa sebab yang jelas.
- Gangguan Emosional: Mudah marah dan emosi tidak terkontrol, sering was-was, merasa cemas dan takut tanpa alasan, sering melamun, dan merasa ada yang mengawasi.
- Gangguan Sosial: Cenderung ingin menyendiri, tidak suka keramaian, dan sering timbul masalah dalam hubungan dengan pasangan atau keluarga yang tidak masuk akal.
Gejala Saat Tidur:
- Susah tidur di malam hari (insomnia).
- Sering merasa cemas dan gelisah saat tidur.
- Mimpi buruk yang berulang-ulang, seperti mimpi melihat binatang buas (ular, anjing hitam, kalajengking), mimpi jatuh dari tempat tinggi, mimpi berada di kuburan atau tempat-tempat menyeramkan.
- Mengigau, tertawa, menangis, atau berteriak saat tidur.
- Merasa seperti ditindih (fenomena "erep-erep" atau sleep paralysis).
Reaksi Saat Diperdengarkan Al-Qur'an (Ruqyah):
Ini adalah cara diagnosis yang paling efektif. Ketika ayat-ayat Al-Qur'an dibacakan, orang yang terkena gangguan jin biasanya akan menunjukkan reaksi-reaksi berikut:
- Gelisah, gemetar, atau jantung berdebar kencang.
- Merasa panas di sekujur tubuh atau di bagian tertentu.
- Pusing, mual, bahkan sampai muntah.
- Menangis atau tertawa tanpa sebab.
- Berteriak-teriak histeris.
- Tubuh kejang-kejang atau bergerak tak terkendali.
- Mata terpejam rapat atau melotot tajam dengan tatapan aneh.
- Jin di dalam tubuhnya mulai berbicara dengan suara yang berbeda.
Persiapan Sebelum Memulai Proses Ruqyah
Proses ruqyah bukanlah sekadar ritual membaca ayat. Ia adalah sebuah ibadah yang membutuhkan persiapan matang baik dari sisi peruqyah (orang yang meruqyah), pasien, maupun lingkungan sekitarnya. Persiapan yang baik akan meningkatkan efektivitas ruqyah atas izin Allah.
Persiapan Bagi Peruqyah (Terapis)
Seorang peruqyah adalah "prajurit" di garda terdepan. Kekuatan utamanya bukan pada kemampuannya, melainkan pada tingkat keimanan dan ketawakalannya kepada Allah.
- Niat yang Lurus (Ikhlas): Niatkan ruqyah semata-mata untuk mencari ridha Allah, menolong sesama Muslim, dan meninggikan kalimat-kalimat Allah. Jauhkan niat dari keinginan untuk pamer, mencari popularitas, atau materi.
- Aqidah yang Benar: Memiliki keyakinan yang lurus (sesuai aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah), tidak melakukan kesyirikan, dan tidak meminta bantuan kepada selain Allah (termasuk kepada jin Muslim).
- Berada dalam Keadaan Suci: Sangat dianjurkan untuk berwudhu sebelum memulai proses ruqyah.
- Membentengi Diri: Sebelum berhadapan dengan "musuh", peruqyah wajib membentengi dirinya terlebih dahulu dengan membaca dzikir-dzikir perlindungan, seperti Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
- Ilmu yang Cukup: Memahami ayat-ayat mana yang efektif untuk ruqyah, mengetahui adab-adabnya, dan bisa membedakan mana ruqyah yang syar'i dan mana yang syirki.
- Tawakal Penuh kepada Allah: Yakin seyakin-yakinnya bahwa yang menyembuhkan hanyalah Allah. Peruqyah dan ayat-ayat yang dibaca hanyalah wasilah (sebab).
Persiapan Bagi Pasien dan Keluarga
Kesembuhan adalah usaha bersama. Pasien dan keluarganya memegang peranan penting dalam keberhasilan terapi.
- Membersihkan Diri dan Lingkungan dari Kesyirikan: Ini adalah langkah pertama dan paling fundamental. Pasien harus melepaskan dan memusnahkan semua bentuk jimat, rajah, pusaka, atau benda-benda lain yang diyakini memiliki kekuatan. Begitu pula rumah harus dibersihkan dari patung, lukisan makhluk bernyawa, dan hal-hal yang tidak disukai oleh malaikat rahmat.
- Taubat Nasuha: Mengajak pasien untuk bertaubat dari segala dosa dan maksiat yang mungkin telah dilakukan, karena maksiat adalah salah satu celah terbesar masuknya setan.
- Meyakini Al-Qur'an sebagai Penyembuh: Menanamkan keyakinan di hati pasien bahwa Al-Qur'an adalah syifa' (obat) dan rahmat.
- Menutup Aurat: Pasien, terutama wanita, harus mengenakan pakaian yang menutup aurat secara sempurna.
- Didampingi Mahram: Jika pasien adalah seorang wanita, wajib hukumnya didampingi oleh mahramnya (suami, ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-lakinya). Peruqyah laki-laki tidak boleh berduaan (khalwat) dengan pasien wanita.
Langkah-langkah Praktis Pelaksanaan Ruqyah Syar'iyyah
Setelah semua persiapan selesai, proses ruqyah dapat dimulai. Berikut adalah tahapan-tahapan yang biasa dilakukan oleh para praktisi ruqyah syar'iyyah.
Tahap 1: Pembukaan dan Nasihat
Mulailah dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Berikan nasihat singkat yang menenangkan kepada pasien dan keluarga. Ingatkan mereka untuk bersabar, ikhlas, dan terus memohon pertolongan hanya kepada Allah. Yakinkan mereka bahwa ini adalah ujian yang akan mengangkat derajat mereka jika dihadapi dengan kesabaran.
Tahap 2: Diagnosis Awal dan Dialog
Letakkan telapak tangan kanan di dahi, ubun-ubun, atau dada pasien. Mulailah membaca ta'awudz ("A'udzubillahi minasy syaithanir rajim") dan basmalah. Kemudian, bacakan beberapa ayat pembuka seperti Al-Fatihah dan Ayat Kursi dengan suara yang jelas (jahr) dan tartil. Perhatikan reaksi pasien.
Jika jin di dalam tubuh pasien bereaksi dan mulai berbicara melalui lisan pasien, di sinilah peruqyah dapat melakukan dialog. Tujuan utama dialog ini adalah untuk berdakwah, bukan untuk bernegosiasi atau mencari tahu siapa yang mengirim sihir (karena jin seringkali berdusta). Beberapa poin penting dalam dialog:
- Tanyakan agamanya. Jika ia kafir, ajak ia masuk Islam. Jelaskan kepadanya tentang keindahan Islam dan siksa Allah bagi yang menentang.
- Tanyakan alasannya masuk ke tubuh pasien. Jika karena disuruh tukang sihir, jelaskan bahwa perbuatannya adalah kezaliman besar dan sihir adalah dosa syirik. Jika karena balas dendam, jelaskan bahwa tindakannya berlebihan dan tidak dibenarkan.
- Perintahkan dengan tegas untuk keluar. Gunakan kalimat perintah yang menunjukkan wibawa seorang Muslim yang bertawakal, "Keluarlah, wahai musuh Allah! Aku perintahkan kamu dengan nama Allah untuk keluar!"
- Ancam dengan adzab Allah. Ingatkan ia akan ayat-ayat Al-Qur'an yang dapat membakar dan menyiksanya jika ia tetap durhaka dan tidak mau keluar.
Jangan terlalu lama berdialog. Jika jin tersebut membangkang dan berbelit-belit, segera lanjutkan ke tahap pembacaan ayat-ayat ruqyah secara intensif.
Tahap 3: Pembacaan Ayat-Ayat Ruqyah Inti
Ini adalah inti dari proses ruqyah. Bacakan ayat-ayat berikut dengan khusyuk, tartil, dan niat untuk menyembuhkan penyakit, membakar jin, dan menghancurkan sihir yang ada di dalam tubuh pasien. Ayat-ayat ini memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap jin.
Ayat-ayat Umum dan Perlindungan:
- Surat Al-Fatihah (1-7): Ummul Qur'an, sebuah doa, pujian, dan permohonan yang agung.
- Surat Al-Baqarah ayat 1-5: Penjelasan tentang orang-orang beriman yang menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk.
- Ayat Kursi (Surat Al-Baqarah ayat 255): Ayat teragung dalam Al-Qur'an. Kandungannya menegaskan keesaan dan kekuasaan mutlak Allah, yang membuat setan lari ketakutan.
- Surat Al-Baqarah ayat 285-286: Dua ayat terakhir yang memiliki keutamaan besar sebagai pelindung.
Ayat-ayat Pembatal Sihir:
Ayat-ayat ini sangat efektif untuk melawan gangguan yang disebabkan oleh sihir.
- Surat Al-A'raf ayat 117-122: Kisah Nabi Musa AS melawan para penyihir Fir'aun, di mana sihir mereka menjadi batil di hadapan mukjizat Allah.
- Surat Yunus ayat 81-82: Penegasan Allah bahwa Dia akan menghancurkan dan membatalkan pekerjaan para perusak (penyihir).
- Surat Thaha ayat 69: Perintah Allah kepada Nabi Musa untuk melemparkan tongkatnya, yang menegaskan bahwa tipu daya penyihir tidak akan pernah berhasil.
Ayat-ayat Pengusir dan Pembakar Jin:
Ayat-ayat ini memberikan efek "panas" dan siksaan bagi jin yang membangkang.
- Surat Al-Mu'minun ayat 115-118: Pertanyaan retoris Allah yang menyentak, "Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (saja)?"
- Surat Ash-Shaffat ayat 1-10: Menjelaskan tentang para malaikat dan hukuman bagi para setan yang mencoba mencuri berita dari langit.
- Surat Ar-Rahman ayat 33-35: Tantangan Allah kepada jin dan manusia untuk menembus penjuru langit dan bumi, dan ancaman api yang akan dikirimkan kepada mereka.
- Surat Al-Hasyr ayat 21-24: Penjelasan tentang keagungan Al-Qur'an dan Asma'ul Husna.
Surat-surat Perlindungan (Al-Mu'awwidzat):
- Surat Al-Ikhlas: Penegasan tentang keesaan Allah, sangat dibenci oleh setan.
- Surat Al-Falaq: Permohonan perlindungan dari kejahatan makhluk, malam, penyihir, dan orang yang dengki.
- Surat An-Nas: Permohonan perlindungan dari was-was setan yang tersembunyi, baik dari golongan jin maupun manusia.
Bacakan ayat-ayat ini berulang-ulang, terutama pada ayat yang paling kuat reaksinya pada pasien. Peruqyah bisa sesekali meniupkan ke telinga, ubun-ubun, atau bagian tubuh yang sakit pada pasien.
Tahap 4: Teknik Tambahan yang Dibolehkan
Selain membacakan ayat-ayat, ada beberapa teknik pendukung yang dicontohkan atau dibolehkan dalam syariat:
- Memberi Pukulan Ringan: Jika jin sangat membangkang, peruqyah boleh memukul bagian tubuh pasien (seperti punggung atau telapak kaki) dengan niat memukul jin, bukan menyakiti pasien. Pukulan harus ringan dan terkontrol, dan tidak boleh mengenai area wajah atau area sensitif lainnya.
- Menekan Titik Tertentu: Menekan beberapa titik syaraf seperti di bawah leher atau di antara ibu jari tangan dan telunjuk terkadang bisa melemahkan jin dan memaksanya untuk berkomunikasi atau keluar.
- Menggunakan Air Ruqyah: Siapkan seember air bersih, lalu bacakan ayat-ayat ruqyah di dekatnya dan tiupkan ke air tersebut. Air ini bisa diminumkan kepada pasien atau digunakan untuk mandi.
- Menggunakan Daun Bidara (Sidr): Tumbuk tujuh lembar daun bidara hingga halus, campurkan ke dalam air ruqyah, lalu gunakan untuk mandi. Cara ini disebutkan oleh para ulama salaf seperti Ibnu Katsir sebagai metode yang mujarab untuk mengobati sihir.
Tahap 5: Penutupan dan Tanda-tanda Kesembuhan
Proses ruqyah bisa berlangsung singkat atau memerlukan beberapa sesi, tergantung tingkat gangguan dan pertolongan Allah. Tanda-tanda jin telah keluar antara lain:
- Pasien muntah hebat (seringkali mengeluarkan lendir, gumpalan aneh, atau benda-benda sihir seperti rambut atau paku secara ghaib).
- Tubuh pasien bergetar hebat di salah satu bagian (misalnya ujung jari tangan atau kaki), seolah-olah ada sesuatu yang ditarik keluar.
- Pasien tiba-tiba sadar dan merasa sangat lega, ringan, dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
- Pasien bersendawa panjang atau mengeluarkan angin.
Setelah pasien sadar dan tenang, tutup sesi ruqyah dengan membaca hamdalah. Ingatkan pasien untuk segera sujud syukur kepada Allah. Jangan lupa berikan nasihat-nasihat penting untuk perawatan pasca-ruqyah.
Perawatan Pasca-Ruqyah dan Benteng Diri
Kesembuhan dari ruqyah adalah awal dari sebuah perjuangan baru: perjuangan untuk menjaga diri agar tidak diganggu kembali. Jin yang telah diusir bisa saja kembali jika pasien kembali lalai dan membuka celah. Oleh karena itu, amalan-amalan pembentengan diri (tahsin) ini hukumnya wajib untuk diamalkan secara rutin.
Amalan Harian yang Wajib Dijaga
- Menjaga Shalat Fardhu di Awal Waktu: Shalat adalah tiang agama dan koneksi utama seorang hamba dengan Rabb-nya. Laksanakan secara berjamaah di masjid bagi laki-laki.
- Rutin Membaca Dzikir Pagi dan Petang: Ini adalah perisai paling ampuh. Dzikir pagi dibaca setelah shalat subuh hingga terbit matahari, dan dzikir petang dibaca setelah shalat ashar hingga terbenam matahari. Beberapa dzikir yang sangat penting di dalamnya antara lain:
- Membaca Ayat Kursi.
- Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas (masing-masing 3 kali).
- Membaca sayyidul istighfar.
- Membaca: "Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wa laa fis samaa'i wa huwas samii'ul 'aliim" (3 kali).
- Membaca: "Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir" (100 kali atau minimal 10 kali).
- Membaca Dzikir Setelah Shalat Fardhu: Jangan langsung pergi setelah salam. Bacalah dzikir yang dicontohkan Rasulullah ﷺ, termasuk membaca Ayat Kursi dan Al-Mu'awwidzat.
- Membaca Al-Qur'an Setiap Hari: Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan rutin, bukan hanya pajangan. Secara khusus, bacalah Surat Al-Baqarah di rumah, karena Rasulullah ﷺ bersabda bahwa setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al-Baqarah. Jika tidak mampu menyelesaikan dalam satu hari, bisa dicicil.
- Menjaga Wudhu: Usahakan untuk senantiasa berada dalam keadaan suci. Berwudhulah sebelum tidur.
- Mengamalkan Adab-adab Islami: Membaca basmalah sebelum makan, minum, berpakaian, dan masuk rumah. Membaca doa masuk dan keluar kamar mandi. Menutup pintu dan jendela di malam hari sambil menyebut nama Allah.
Menjauhi Hal-hal yang Mengundang Setan
- Hindari Maksiat: Jauhi segala bentuk dosa besar seperti syirik, zina, riba, ghibah, dan lain-lain.
- Jaga Pandangan dan Pendengaran: Hindari melihat gambar atau video yang haram dan mendengarkan musik, karena musik sering disebut sebagai "Al-Qur'annya setan" yang melalaikan hati dari mengingat Allah.
- Kontrol Emosi: Belajarlah untuk mengendalikan amarah. Ketika marah, segera ber-ta'awudz, ubah posisi (dari berdiri menjadi duduk, dari duduk menjadi berbaring), dan jika memungkinkan segera berwudhu.
- Jangan Menyendiri dalam Kegelapan: Hindari terlalu sering menyendiri, melamun, terutama di tempat-tempat yang gelap dan sepi.
Kesimpulan
Mengobati orang kesurupan secara Islami melalui metode ruqyah syar'iyyah adalah sebuah metode yang agung karena bersumber langsung dari wahyu Allah. Ini bukan hanya sekadar proses pengusiran jin, tetapi juga sebuah proses penguatan iman, pembersihan jiwa dari kesyirikan, dan pengembalian seorang hamba kepada Rabb-nya. Kunci utama keberhasilannya terletak pada tiga hal: kemurnian aqidah, kekuatan tawakal kepada Allah, dan kesungguhan dalam mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ.
Ingatlah selalu bahwa jin adalah makhluk yang lemah di hadapan kekuatan Allah dan firman-Nya. Jangan pernah merasa takut kepada mereka, tetapi takutlah hanya kepada Allah. Dengan berpegang teguh pada tali agama Allah, menjaga amalan-amalan sunnah, dan terus memohon perlindungan-Nya, insyaAllah kita akan senantiasa dijaga dari segala keburukan dan tipu daya setan, baik dari kalangan jin maupun manusia. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua.