Ilustrasi Konsep Harga Perolehan
Dalam dunia akuntansi, salah satu konsep paling fundamental yang harus dipahami adalah Harga Perolehan (atau dikenal juga sebagai Historical Cost). Konsep ini menjadi dasar pencatatan nilai aset tetap maupun aset tidak berwujud ketika pertama kali diperoleh oleh perusahaan. Memahami harga perolehan bukan sekadar mencatat harga jual barang, melainkan mencakup seluruh biaya yang dikeluarkan agar aset tersebut siap digunakan sesuai dengan fungsinya.
Secara umum, Harga Perolehan adalah total jumlah uang atau setara kas yang dibayarkan untuk memperoleh suatu aset, ditambah semua biaya yang diperlukan untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang siap untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Prinsip ini sangat penting karena didasarkan pada prinsip biaya historis, yang menyatakan bahwa aset harus dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan saat transaksi terjadi, bukan berdasarkan perkiraan nilai pasar saat ini. Prinsip ini menjamin objektivitas dan keterverifikasian data akuntansi.
Komponen yang termasuk dalam harga perolehan aset, misalnya mesin pabrik, biasanya meliputi:
Banyak praktisi pemula akuntansi sering kali hanya mencatat harga beli mentah sebagai nilai aset. Namun, ini adalah kekeliruan. Akuntansi mengharuskan aset dicatat sebesar biaya yang membuatnya 'berfungsi'. Bayangkan sebuah perusahaan membeli mesin cetak canggih. Mesin tersebut tidak akan berguna jika hanya berada di gudang pengiriman. Biaya untuk mendatangkan mesin tersebut ke lantai pabrik, memasangnya, dan mengujinya hingga siap mencetak adalah bagian integral dari biaya untuk 'memperoleh' kapasitas produktif mesin tersebut.
Jika biaya-biaya ini diabaikan dan hanya harga beli yang dicatat, maka laporan keuangan akan menyajikan nilai aset yang kurang dari nilai sebenarnya untuk menghasilkan pendapatan, yang pada akhirnya akan menyesatkan pengguna laporan keuangan mengenai kemampuan operasional perusahaan.
Tidak semua pengeluaran setelah pembelian dikapitalisasi menjadi harga perolehan. Biaya yang timbul setelah aset siap digunakan biasanya diperlakukan sebagai beban (expense) periode tersebut, kecuali jika biaya tersebut secara signifikan meningkatkan kapasitas atau memperpanjang umur ekonomis aset.
Contoh biaya yang umumnya TIDAK termasuk dalam harga perolehan (dan dicatat sebagai beban operasional):
Pentingnya menetapkan harga perolehan yang akurat terlihat jelas ketika perusahaan mulai menghitung beban penyusutan (depresiasi). Penyusutan adalah proses alokasi sistematis harga perolehan aset selama umur manfaatnya. Jika harga perolehan terlalu rendah karena mengabaikan biaya instalasi, maka beban penyusutan yang diakui setiap tahun juga akan menjadi terlalu kecil. Akibatnya, aset akan tampak terlalu cepat 'habis' nilainya di pembukuan dibandingkan dengan kenyataannya di lapangan.
Oleh karena itu, akuntan wajib teliti dalam mengumpulkan dan mengelompokkan semua pengeluaran yang relevan saat aset pertama kali diperoleh, memastikan bahwa prinsip biaya perolehan diterapkan secara konsisten sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.