Dalam dunia perencanaan kehamilan, seringkali muncul berbagai istilah yang kadang membingungkan. Salah satu yang paling umum adalah pertanyaan, apakah IUD sama dengan spiral? Jawabannya adalah ya, IUD atau Intrauterine Device adalah istilah medis yang lebih modern untuk apa yang dulunya populer dikenal sebagai spiral. Keduanya merujuk pada alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim wanita untuk mencegah kehamilan.
Meskipun sebutan "spiral" lebih sering terdengar dari generasi sebelumnya, baik IUD maupun "spiral" memiliki fungsi dan prinsip kerja yang sama. Perbedaan utamanya mungkin terletak pada material, bentuk, dan teknologi yang digunakan dalam perkembangannya. Namun, secara esensial, kedua nama tersebut mengacu pada satu jenis alat kontrasepsi dalam rahim.
IUD adalah alat kontrasepsi reversibel yang berukuran kecil, berbentuk seperti huruf 'T' atau terkadang U, yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh tenaga medis profesional. Tujuannya adalah untuk mencegah kehamilan dengan cara mengganggu pergerakan sperma dan sel telur, serta mencegah implantasi sel telur yang telah dibuahi di dinding rahim.
Perlu dipahami bahwa IUD sama dengan spiral dalam konteks alatnya, namun dalam praktiknya, ada berbagai jenis IUD yang tersedia saat ini dengan metode kerja yang sedikit berbeda.
Secara umum, IUD terbagi menjadi dua kategori utama:
Jenis IUD ini tidak mengandung hormon. Lapisan tembaga pada alat ini berfungsi sebagai spermicida, yaitu racun bagi sperma. Ion tembaga yang dilepaskan secara perlahan akan mengubah lingkungan di dalam rahim dan saluran tuba, sehingga membuat sperma tidak dapat bergerak bebas dan membuahi sel telur. Jika sperma berhasil mencapai sel telur, tembaga juga dapat mencegah sel telur menempel pada dinding rahim. IUD tembaga bisa bertahan hingga 10-12 tahun.
IUD jenis ini melepaskan sejumlah kecil hormon progestin secara perlahan ke dalam rahim. Hormon ini bekerja dengan beberapa cara: mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit masuk ke rahim, menipiskan dinding rahim (endometrium) sehingga implantasi sulit terjadi, dan terkadang menekan ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium). IUD hormonal biasanya memiliki masa pakai yang lebih singkat, berkisar antara 3 hingga 8 tahun tergantung jenisnya. Beberapa jenis bahkan dapat membuat menstruasi menjadi lebih ringan atau berhenti sama sekali.
Mengapa banyak wanita memilih IUD sebagai metode kontrasepsi? Ada beberapa alasan utama:
Secara umum, IUD dapat digunakan oleh sebagian besar wanita usia subur, termasuk mereka yang belum pernah hamil, baru saja melahirkan, atau sedang menyusui. Namun, seperti semua metode kontrasepsi, ada beberapa kondisi di mana IUD mungkin tidak disarankan, seperti infeksi panggul aktif, kelainan bentuk rahim, atau riwayat kanker tertentu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk mengetahui apakah IUD adalah pilihan yang tepat untuk Anda.
Pemasangan IUD biasanya dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih di klinik atau rumah sakit. Prosesnya relatif cepat, meskipun mungkin terasa sedikit tidak nyaman atau kram saat alat dimasukkan. Setelah terpasang, dokter akan memastikan posisinya tepat.
Pelepasan IUD juga merupakan prosedur sederhana yang dilakukan oleh tenaga medis. Alat ini memiliki benang kecil yang menggantung di leher rahim, yang akan ditarik untuk mengeluarkan IUD.
Jadi, ketika Anda mendengar istilah "spiral" atau "IUD", kini Anda tahu bahwa keduanya merujuk pada alat kontrasepsi dalam rahim yang sama efektifnya dan dapat menjadi pilihan penting dalam perencanaan keluarga Anda.