Rebab adalah salah satu alat musik gesek tradisional yang memiliki pesona tersendiri dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya musik Indonesia. Alat musik ini, dengan senar yang digesek menggunakan busur, mampu menghasilkan melodi yang syahdu dan mendalam, sering kali mengiringi berbagai upacara adat, pertunjukan seni, hingga iringan musik rakyat. Keunikan rebab tidak hanya terletak pada suaranya yang khas, tetapi juga pada keragaman bentuk, ukuran, dan teknik memainkannya yang bervariasi di setiap daerah di Nusantara.
Secara umum, rebab merupakan alat musik yang masuk dalam kategori alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Strukturnya terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu kotak suara (resonator) yang biasanya terbuat dari kayu, leher (neck), pasak (tuning pegs) untuk menyetel senar, dan senar itu sendiri. Jumlah senar rebab bervariasi, namun umumnya terdiri dari dua hingga tiga senar. Cara memainkannya adalah dengan menggesek senar menggunakan sebuah busur yang juga dilapisi rambut kuda atau bahan serupa.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan keragaman etnis dan budaya yang luar biasa, tentu saja memiliki berbagai jenis rebab yang mencerminkan kekhasan lokal masing-masing. Setiap daerah telah mengembangkan bentuk rebab yang unik, baik dari segi konstruksi maupun fungsinya dalam ansambel musik. Berikut adalah beberapa jenis alat musik rebab yang patut untuk dikenal:
Rebab Sunda merupakan salah satu rebab yang paling populer dan banyak dikenal. Alat musik ini berasal dari Jawa Barat dan kerap menjadi bagian penting dari musik tradisional Sunda, seperti gamelan degung, kacapi suling, dan lagu-lagu daerah lainnya. Rebab Sunda umumnya memiliki dua senar dan terbuat dari kayu nangka atau mahoni. Bentuknya ramping dengan kotak suara yang berbentuk tempurung kelapa atau kayu yang dilubangi. Suaranya cenderung lembut, merdu, dan penuh emosi, sangat cocok untuk membawakan melodi-melodi yang halus.
Meskipun seringkali diasosiasikan dengan gambus yang dipetik, ada varian alat musik gesek yang berkembang di kalangan masyarakat Melayu yang memiliki kemiripan dengan rebab. Alat musik ini, meski tidak selalu disebut rebab secara eksplisit, memiliki fungsi dan cara memainkan yang serupa. Ia sering ditemukan dalam musik tradisional Melayu di Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Melayu. Biasanya memiliki beberapa senar dan kotak suara yang lebih lebar, menghasilkan suara yang lebih "menggema" dan khas untuk mengiringi nyanyian dan tarian Melayu.
Berbeda dengan rebab Sunda, Rebab Bawean yang berasal dari Pulau Bawean, Jawa Timur, memiliki karakteristik yang sedikit berbeda. Alat musik ini sering kali digunakan dalam orkes tradisional Bawean dan memiliki bentuk serta ukuran yang mungkin lebih kecil. Penyetelan senarnya pun dapat bervariasi, disesuaikan dengan kebutuhan musikalitas setempat. Suaranya tetap memiliki ciri khas rebab, namun dengan nuansa yang lebih "lokal" dan terkadang lebih "tajam" tergantung pada bahan dan cara pembuatannya.
Dalam khazanah musik tradisional Jawa Tengah, terdapat jenis rebab yang dikenal sebagai bagian dari instrumen kulisimpungan. Kulisimpungan sendiri adalah bentuk seni pertunjukan yang memadukan musik, tari, dan dialog, di mana rebab memegang peranan penting sebagai instrumen melodi utama. Rebab yang digunakan dalam kulisimpungan memiliki ciri khas tersendiri, baik dalam bentuk maupun penempatan senarnya, yang disesuaikan untuk menciptakan harmoni dengan instrumen lain dalam ansambel tersebut.
Selain jenis-jenis yang disebutkan di atas, rebab juga dapat ditemukan dalam berbagai bentuk ansambel musik tradisional lainnya di Indonesia. Misalnya, dalam beberapa bentuk gamelan Madura atau musik pengiring wayang kulit di beberapa daerah, rebab juga turut berperan. Bentuk dan ukurannya bisa sangat bervariasi, kadang lebih sederhana, kadang lebih kompleks, tergantung pada fungsi dan peranannya dalam menciptakan kekayaan suara orkestra tradisional tersebut. Keberagaman ini menunjukkan betapa luwesnya alat musik rebab dalam beradaptasi dengan berbagai tradisi musik.
Setiap jenis rebab memiliki keindahan dan keunikan tersendiri yang patut diapresiasi. Dari suaranya yang merdu hingga bentuknya yang artistik, rebab terus menjadi saksi bisu perjalanan seni musik Indonesia. Mempelajari dan melestarikan berbagai jenis alat musik rebab adalah salah satu cara untuk menjaga kekayaan budaya warisan nenek moyang kita agar tetap hidup dan lestari bagi generasi mendatang.