Nama Jet Li bergema kuat di kalangan penggemar film aksi dan seni bela diri di seluruh dunia. Selama dekade 1990-an dan awal 2000-an, ia adalah ikon global, dikenal karena kecepatan, kelincahan, dan kemampuan aktingnya yang memukau dalam berbagai film kung fu legendaris. Dari perannya sebagai Wong Fei-hung dalam seri "Once Upon a Time in China" hingga penampilannya dalam film Hollywood seperti "Romeo Must Die" dan "The Mummy: Tomb of the Dragon Emperor," Jet Li telah mengukir jejak tak terhapuskan dalam sejarah perfilman.
Namun, seiring berjalannya waktu, lanskap karier Jet Li telah mengalami perubahan signifikan. Pertanyaan "Jet Li yang sekarang" sering kali muncul di benak para penggemar yang penasaran tentang kehidupan dan aktivitas terbarunya. Perubahan ini tidak hanya menyangkut pilihan proyek filmnya, tetapi juga pergeseran prioritas dan fokus hidupnya.
Karier Jet Li dimulai dari dunia kompetisi wushu di Tiongkok. Ia memenangkan lima medali emas berturut-turut di Kejuaraan Nasional Wushu Tiongkok, sebuah pencapaian luar biasa yang kemudian membawanya ke dunia akting. Kemampuannya yang natural dan disiplin tinggi menjadikannya bintang film aksi yang tak tertandingi.
Setelah meraih kesuksesan besar di Asia, Jet Li merambah Hollywood, membawa serta ciri khasnya yang membuatnya dicintai penggemar. Ia berhadapan dengan bintang-bintang besar seperti Mel Gibson dalam "Lethal Weapon 4" dan bermain sebagai penjahat dalam "Kiss of the Dragon." Film-film ini memperkuat posisinya sebagai salah satu bintang aksi terbesar di dunia.
Namun, sekitar pertengahan tahun 2000-an, Jet Li mulai mengurangi jumlah penampilannya di layar lebar. Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada pergeseran ini. Salah satunya adalah masalah kesehatan yang mulai ia hadapi. Jet Li telah terbuka mengenai perjuangannya dengan hipertiroidisme, sebuah kondisi yang dapat memengaruhi energi dan penampilannya.
Selain masalah kesehatan, Jet Li juga mulai mengalihkan fokus hidupnya dari gemerlap dunia hiburan menuju hal-hal yang lebih mendalam. Ia semakin aktif dalam kegiatan amal dan spiritual. Pada tahun 2007, ia mendirikan The Jet Li One Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang berdedikasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan mempromosikan kesadaran tentang isu-isu sosial dan lingkungan.
Melalui yayasannya, Jet Li telah terlibat dalam berbagai proyek kemanusiaan, termasuk bantuan bencana, program pendidikan, dan kampanye kesehatan. Keputusannya untuk mendedikasikan lebih banyak waktu dan energinya untuk pekerjaan sosial ini menandakan evolusi penting dalam pandangan hidupnya. Ia tampaknya menemukan kepuasan yang lebih besar dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat luas.
Jet Li juga dikenal sebagai seorang penganut Buddhisme yang taat. Ia sering berbicara tentang pentingnya kedamaian batin, welas asih, dan bagaimana spiritualitas telah membantunya mengatasi tantangan dalam hidup. Perubahan ini terlihat jelas dalam interaksinya di publik; ia memancarkan aura ketenangan dan kebijaksanaan yang berbeda dari citra aksi yang dulu melekat padanya.
Meskipun telah mengurangi aktivitas aktingnya, Jet Li sesekali masih muncul dalam proyek-proyek tertentu. Salah satu penampilannya yang cukup menonjol adalah dalam film fantasi Tiongkok "The Wandering Earth" (2019) dan sekuelnya, "The Wandering Earth 2" (2023). Dalam film-film ini, ia mengambil peran yang berbeda, sering kali lebih fokus pada kedalaman karakter daripada adegan laga yang intens.
Keputusan untuk mengambil peran yang lebih terbatas ini menunjukkan bahwa Jet Li kini lebih selektif dalam memilih proyek. Prioritasnya telah bergeser, dan ia cenderung memilih peran yang bermakna secara pribadi atau yang memberinya kesempatan untuk menjelajahi aspek-aspek baru dalam berakting.
Bagi penggemar yang merindukan aksi-aksi spektakuler Jet Li, mungkin sulit untuk menerima pergeseran ini. Namun, melihat "Jet Li yang sekarang" berarti memahami bahwa seorang legenda sejati tidak hanya diukur dari karya-karyanya di masa lalu, tetapi juga dari perkembangan dan kontribusi mereka di masa kini. Ia telah berevolusi dari seorang bintang aksi menjadi seorang filantropis dan praktisi spiritual yang berpengaruh.
Penampilannya yang semakin jarang di layar lebar kini lebih berharga, menjadikannya momen istimewa bagi penggemar yang antusias. Di balik layar, Jet Li yang sekarang adalah sosok yang memancarkan kedamaian dan dedikasi untuk tujuan yang lebih besar. Transformasi ini adalah bukti nyata dari perjalanan hidup yang terus berkembang, di mana pencapaian karier diselaraskan dengan pertumbuhan pribadi dan kontribusi sosial.
Meskipun ia mungkin tidak lagi menjadi petarung tangguh di setiap adegan, warisan Jet Li sebagai legenda seni bela diri tetap abadi. Dan kini, ia menambah babak baru dalam kisah hidupnya, yang penuh dengan makna dan pelayanan, menjadikannya inspirasi dalam berbagai dimensi.