Kumpulan mutiara nasihat dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, tentang kehidupan, ilmu, dan kesabaran.
"Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjagamu, sedangkan harta harus kau jaga."
— Ali bin Abi Thalib"Kebodohan yang paling buruk adalah kesombongan terhadap ilmu yang belum dimiliki."
— Ali bin Abi Thalib"Barangsiapa yang cepat marah, maka kesabarannya akan cepat habis."
— Ali bin Abi ThalibAli bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Rasulullah ﷺ, dikenal sebagai salah satu sumber kebijaksanaan terbesar dalam Islam. Kata-katanya yang tercatat dalam Nahjul Balaghah (Jalan Kebenaran) terus menjadi petunjuk bagi umat manusia hingga hari ini. Nasihat beliau seringkali menyentuh inti permasalahan kemanusiaan: bagaimana mengelola diri, berhubungan dengan orang lain, dan mencari kebenaran.
"Kesabaran itu ada dua macam: sabar atas sesuatu yang tidak kau sukai, dan sabar menahan diri dari sesuatu yang sangat kau sukai."
— Ali bin Abi ThalibDalam perjalanan hidup yang penuh liku, Ali bin Abi Thalib menekankan pentingnya keteguhan hati. Beliau mengajarkan bahwa ujian terberat bukanlah penderitaan eksternal, melainkan godaan hawa nafsu internal. Mengendalikan diri saat berkuasa, saat marah, atau saat menginginkan sesuatu yang dilarang, adalah puncak kesabaran yang sejati.
"Janganlah kamu menjadi lemah dan janganlah kamu bersedih hati."
— Ali bin Abi ThalibBeliau seringkali mengingatkan para pengikutnya agar tidak terperdaya oleh pesona duniawi yang fana. Dunia, menurut pandangannya, adalah ladang untuk beramal, bukan tempat untuk bersenang-senang secara permanen. Setiap kenikmatan sesaat adalah ujian yang harus disikapi dengan kesadaran penuh bahwa pertanggungjawaban akhirat menanti.
"Dunia ini adalah bayangan; jika kamu berusaha menangkapnya, ia akan lepas darimu; tetapi jika kamu membalikkan punggung kepadanya, ia terpaksa mengikutimu."
— Ali bin Abi Thalib"Sesungguhnya hari ini adalah hari beramal, dan besok adalah hari perhitungan (hisab)."
— Ali bin Abi ThalibKata-kata ini menegaskan urgensi untuk bertindak sekarang. Penundaan dalam kebaikan adalah musuh utama seorang pencari kebenaran. Dengan meneladani sikap Ali, kita didorong untuk selalu memeriksa niat dan perbuatan kita sehari-hari, menjadikan setiap momen sebagai investasi untuk kehidupan abadi. Hikmah ini relevan di era modern yang serba cepat, di mana godaan distraksi dunia jauh lebih banyak daripada di masa lampau.
Selain kebijaksanaan spiritual, Ali juga memberikan panduan mendalam mengenai etika sosial dan kepemimpinan. Beliau sangat memperhatikan pentingnya menjaga lisan dan bertindak adil.
"Lidahmu adalah penjelas akalmu. Jika kamu menjelaskannya (dengan ucapan baik), akalmu akan dipahami, dan jika kamu menahannya, akalmu akan tetap tersembunyi."
— Ali bin Abi Thalib"Janganlah kamu sekali-kali menunda pekerjaan yang dapat kamu kerjakan hari ini sampai besok, karena hal itu adalah kemaksiatan yang dilakukan oleh dunia terhadap agama."
— Ali bin Abi ThalibTotalitas dari ajaran Ali bin Abi Thalib adalah panggilan untuk keselarasan antara ucapan, perbuatan, dan keyakinan batin. Kata-katanya tetap menjadi mercusuar yang menerangi jalan mereka yang mencari kejujuran, integritas, dan kebijaksanaan otentik.