Macam-Macam Alat Kontrasepsi dan Penjelasannya
Alat Kontrasepsi Hormonal
Metode ini bekerja dengan melepaskan hormon (biasanya estrogen dan progestin, atau hanya progestin) untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur), mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit masuk, dan menipiskan dinding rahim.
1. Pil Kontrasepsi (Pil KB)
Pil KB adalah tablet yang diminum setiap hari pada waktu yang sama. Ada dua jenis utama: pil kombinasi (mengandung estrogen dan progestin) dan pil mini (hanya mengandung progestin). Cara kerja: Mencegah pelepasan sel telur, mengentalkan lendir serviks. Kelebihan: Sangat efektif jika diminum teratur, dapat membantu mengurangi jerawat dan nyeri menstruasi, bersifat reversibel (kesuburan kembali setelah berhenti). Kekurangan: Harus diminum setiap hari, risiko efek samping (mual, sakit kepala, perubahan berat badan), tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).
2. Suntik Kontrasepsi
Suntikan hormon yang diberikan setiap satu bulan sekali atau tiga bulan sekali, tergantung jenisnya. Cara kerja: Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks. Kelebihan: Praktis karena tidak perlu diingat setiap hari, efektif. Kekurangan: Periode kesuburan dapat kembali lebih lambat setelah berhenti, beberapa wanita mengalami perubahan siklus menstruasi (berhenti atau tidak teratur), tidak melindungi dari IMS.
3. Implan Kontrasepsi
Batang kecil fleksibel yang ditanam di bawah kulit lengan atas. Melepaskan hormon progestin secara perlahan selama beberapa tahun. Cara kerja: Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks. Kelebihan: Sangat efektif, dapat bertahan hingga 3-5 tahun, tidak perlu diingat setiap hari. Kekurangan: Membutuhkan tindakan medis untuk pemasangan dan pelepasan, dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi, tidak melindungi dari IMS.
4. Cincin Vagina (Vaginal Ring)
Cincin fleksibel yang dimasukkan ke dalam vagina dan melepaskan hormon estrogen dan progestin. Dibiarkan selama 3 minggu, lalu dilepas selama 1 minggu untuk menstruasi. Cara kerja: Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks. Kelebihan: Mudah digunakan, memberikan pelepasan hormon yang stabil, dapat dilepas sementara jika diperlukan. Kekurangan: Memerlukan resep dokter, beberapa orang merasa tidak nyaman saat pemasangan, tidak melindungi dari IMS.
5. Patch Kontrasepsi (Koyo KB)
Koyo tipis yang ditempelkan pada kulit (biasanya lengan, perut, atau bokong) dan melepaskan hormon. Diganti setiap minggu selama 3 minggu, lalu minggu keempat tanpa koyo untuk menstruasi. Cara kerja: Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks. Kelebihan: Praktis, memberikan pelepasan hormon yang stabil, tidak perlu diingat setiap hari. Kekurangan: Dapat terlepas, beberapa orang mengalami iritasi kulit, tidak melindungi dari IMS.
Alat Kontrasepsi Non-Hormonal
Metode ini tidak menggunakan hormon dan bekerja dengan cara yang berbeda untuk mencegah kehamilan.
1. IUD (Intrauterine Device) / Spiral
Alat berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga medis. Ada dua jenis: tembaga (mengeluarkan ion tembaga yang bersifat spermicidal) dan hormonal (melepaskan hormon progestin). Cara kerja: Mencegah sperma membuahi sel telur dan/atau mencegah implantasi. IUD tembaga bekerja dengan mengubah lingkungan rahim sehingga tidak ramah bagi sperma dan sel telur. IUD hormonal bekerja dengan mengentalkan lendir serviks dan menipiskan dinding rahim. Kelebihan: Sangat efektif dan bertahan lama (5-10 tahun tergantung jenis), tidak perlu diingat setiap hari, reversibel. Kekurangan: Membutuhkan tindakan medis untuk pemasangan dan pelepasan, dapat meningkatkan risiko infeksi panggul pada awal penggunaan, IUD tembaga dapat menyebabkan menstruasi lebih banyak dan nyeri.
2. Kondom
Selubung tipis yang terbuat dari lateks, poliuretan, atau bahan lain yang dikenakan pada penis pria saat berhubungan seksual, atau digunakan untuk menutupi vagina wanita (kondom wanita). Cara kerja: Menampung air mani sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Kelebihan: Mudah didapat, relatif murah,satu-satunya metode yang melindungi dari IMS, dapat digunakan oleh pria dan wanita. Kekurangan: Harus digunakan setiap kali berhubungan seksual, dapat robek atau terlepas jika tidak digunakan dengan benar, beberapa orang alergi lateks.
3. Sterilisasi (Tubektomi & Vasektomi)
Prosedur pembedahan permanen untuk menghentikan kemampuan reproduksi.
- Tubektomi: Prosedur untuk wanita, di mana saluran telur (tuba falopi) diikat, dipotong, atau diblokir.
- Vasektomi: Prosedur untuk pria, di mana saluran yang membawa sperma (vas deferens) dipotong atau diblokir.
4. Metode Alami / Perilaku
Metode ini mengandalkan pemahaman siklus kesuburan wanita dan menghindari hubungan seksual atau menggunakan metode penghalang saat masa subur. Contohnya meliputi:
- Metode Kalender (Rhythm Method): Menghindari hubungan seksual pada hari-hari yang diperkirakan sebagai masa subur.
- Metode Suhu Basal Tubuh: Memantau perubahan suhu tubuh harian untuk mengidentifikasi ovulasi.
- Metode Lendir Serviks: Memeriksa perubahan lendir serviks.
- Metode Coitus Interruptus (Senggama Terputus): Mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi.
Memilih alat kontrasepsi sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Faktor seperti usia, kondisi kesehatan, riwayat medis, rencana kehamilan di masa depan, serta preferensi pribadi akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan metode yang paling sesuai.