Gelombang budaya Korea, atau yang lebih dikenal sebagai Hallyu, telah menjalar luas hingga ke pelosok Indonesia, termasuk Pulau Bangka Belitung. Salah satu manifestasi paling populer dari gelombang ini adalah kulinernya. Bagi masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya, menemukan cita rasa otentik Korea kini semakin mudah, tidak perlu lagi jauh-jauh terbang ke Seoul.
Kota Pangkalpinang, yang terkenal dengan kekayaan hidangan laut dan kuliner lokalnya, kini menjadi arena baru bagi para penggemar masakan Korea. Restoran-restoran yang menyajikan hidangan seperti Samgyeopsal, Tteokbokki, hingga Bibimbap mulai menjamur, menawarkan pengalaman bersantap yang hangat dan penuh kebersamaan, ciri khas dari budaya makan Korea.
Ini adalah ikon utama. Restoran Korea di Pangkalpinang umumnya menyediakan panggangan di tengah meja. Daging yang dipanggang, dicelupkan ke dalam minyak wijen atau saus ssamjang, lalu dibungkus dengan daun selada bersama bawang putih panggang, memberikan sensasi rasa gurih yang tak tertandingi. Suasana makan bersama Samgyeopsal sangat mendukung keakraban.
Jika Anda mencari camilan yang memberikan tendangan pedas khas Korea, Tteokbokki adalah jawabannya. Kue beras kenyal yang dimasak dalam saus gochujang manis dan pedas ini sangat digemari, terutama saat cuaca sedang sedikit sejuk. Banyak kedai lokal menyajikan Tteokbokki dengan tambahan fish cake atau telur rebus.
Untuk pilihan yang lebih sehat namun tetap mengenyangkan, Bibimbap adalah pilihan tepat. Disajikan dalam mangkuk panas (dolsot), nasi hangat dicampur dengan berbagai sayuran musiman (namul), daging cincang, telur mata sapi setengah matang, dan tentu saja, pasta cabai gochujang. Aduk rata sebelum dinikmati!
Tidak ada makanan Korea tanpa hidangan pendamping atau Banchan. Kimchi, asinan kubis fermentasi pedas, adalah pendamping wajib. Di Pangkalpinang, beberapa tempat makan bahkan berusaha menyesuaikan rasa Banchan agar lebih cocok dengan lidah lokal, namun tetap mempertahankan esensi fermentasinya.
Popularitas makanan Korea di Pangkalpinang tidak hanya didorong oleh drama dan musik K-Pop semata. Ada beberapa faktor kunci yang membuat hidangan ini diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Pertama, keseimbangan rasa. Meskipun banyak hidangan Korea yang pedas (seperti Tteokbokki atau Jjampong), mereka juga menawarkan rasa gurih (dari daging panggang) dan rasa asam segar (dari kimchi).
Kedua, aspek sosial. Budaya makan bersama yang mengelilingi panggangan (seperti saat makan Korean BBQ) sangat selaras dengan tradisi berkumpul masyarakat lokal. Ini menciptakan pengalaman bersantap yang interaktif dan menyenangkan.
Meskipun bahan utama seperti daging impor mungkin memerlukan adaptasi logistik, restoran-restoran di Pangkalpinang menunjukkan kreativitas tinggi dalam pengadaan bahan. Mereka sering memadukan teknik memasak Korea dengan produk lokal, seperti menggunakan ikan segar Bangka dalam beberapa hidangan atau menyesuaikan tingkat kemanisan saus agar lebih memanjakan selera lokal.
Kehadiran komunitas penggemar K-Drama dan K-Pop yang solid juga menjadi motor penggerak utama. Setiap kali adegan makan yang menggugah selera muncul di layar, keinginan untuk mencicipi hidangan yang sama di Pangkalpinang pun langsung meningkat. Inilah bukti nyata bagaimana budaya global dapat bersemi dan beradaptasi di kota tropis seperti Pangkalpinang.
Bagi Anda yang baru pertama kali mencoba, mulailah dengan hidangan yang paling ramah lidah seperti Korean Fried Chicken atau Bulgogi, sebelum melangkah ke tantangan rasa yang lebih mendalam seperti Sundubu Jjigae (sup tahu pedas). Selamat menikmati petualangan rasa Korea di jantung kota seribu dinamis ini!