Setiap tahun, momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia selalu identik dengan nuansa merah putih yang membara. Namun, selain perlombaan seru dan upacara khidmat, perayaan ini juga dirayakan dengan cara yang paling akrab di lidah masyarakat Indonesia: melalui sajian masakan 17 agustusan yang kaya cita rasa dan sarat makna.
Meskipun tidak ada satu resep wajib yang ditetapkan secara resmi, tradisi kuliner yang muncul saat bulan Agustus seringkali mencerminkan semangat persatuan dan rasa syukur atas kemerdekaan. Seringkali, masakan yang dipilih adalah hidangan besar yang bisa dinikmati bersama-sama dalam acara syukuran warga atau arisan lingkungan.
Secara umum, hidangan yang mendominasi meja perayaan kemerdekaan terbagi menjadi beberapa kategori ikonik. Hidangan ini tidak hanya lezat, tetapi juga seringkali memiliki filosofi warna atau bentuk yang mewakili kemuliaan bangsa.
Tumpeng, dengan bentuk kerucutnya yang melambangkan gunung atau syukur kehadirat Tuhan, seringkali menjadi bintang utama. Meskipun tumpeng bisa muncul di acara apa pun, versi kemerdekaan biasanya dipercantik dengan lauk pauk yang melambangkan keberagaman Indonesia. Jika bukan tumpeng utuh, banyak ibu rumah tangga menyiapkan nasi yang sengaja diberi pewarna alami agar memiliki lapisan merah dan putih, mengingatkan kita pada bendera pusaka.
Kemerdekaan dirayakan dengan hidangan yang kuat dan berkesan. Contohnya adalah rendang, opor ayam, atau soto Betawi. Masakan-masakan ini memerlukan waktu dan kekompakan untuk membuatnya, mirip dengan perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan. Aroma rempah yang kuat dari masakan-masakan ini seolah menjadi representasi kekayaan alam dan budaya kita yang patut dibanggakan.
Aspek paling meriah dari perayaan 17-an adalah lomba-lomba, dan makanan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari kemeriahan tersebut. Mulai dari lomba makan kerupuk yang legendaris, hingga sajian sederhana seperti jajanan pasar. Kue lapis, klepon, atau kue mangkok yang menampilkan warna-warni cerah seringkali menjadi penghias meja. Jajanan pasar ini melambangkan kesederhanaan dan kekayaan warisan kuliner lokal.
Lebih dari sekadar rasa, esensi dari masakan 17 agustusan terletak pada proses pembuatannya. Di banyak lingkungan, persiapan hidangan untuk acara syukuran dilakukan secara gotong royong. Ibu-ibu berkumpul, saling berbagi tugas, mulai dari mengulek bumbu hingga menata hidangan di atas tampah besar. Momen memasak bersama ini mempererat tali silaturahmi antarwarga, sebuah cerminan nyata dari nilai persatuan bangsa yang dijunjung tinggi.
Ketika semua masakan tersaji, meja makan menjadi saksi bisu perayaan rasa persatuan. Mengambil sepiring hidangan yang dibuat dengan cinta dari tetangga dan teman, sambil berbagi cerita tentang semangat perjuangan, adalah cara paling otentik untuk merayakan hari bersejarah bangsa Indonesia. Mari kita jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa kekayaan bangsa kita tidak hanya terletak pada alamnya, tetapi juga pada kehangatan dan kelezatan masakannya.