Aset tetap, atau dikenal juga sebagai aktiva tetap, merupakan salah satu komponen fundamental dalam neraca keuangan sebuah entitas bisnis. Secara umum, aset tetap adalah sumber daya berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam operasional produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode akuntansi (biasanya lebih dari satu tahun). Definisi ini membedakannya secara jelas dari aset lancar yang memiliki masa manfaat kurang dari satu tahun.
Untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap, suatu item harus memenuhi beberapa kriteria spesifik. Pemahaman terhadap karakteristik ini sangat krusial dalam praktik akuntansi yang benar.
Aset tetap dikelompokkan berdasarkan sifat dan fungsinya dalam perusahaan. Klasifikasi yang tepat memudahkan dalam proses penyusutan dan analisis investasi.
Tanah merupakan aset tetap unik karena umumnya dianggap tidak mengalami penyusutan (depresiasi). Nilai tanah cenderung stabil atau bahkan meningkat seiring waktu. Namun, biaya perbaikan atau pematangan tanah (seperti biaya perataan atau pembangunan pagar) harus dipisahkan dari nilai tanah itu sendiri jika bangunan didirikan di atasnya, karena komponen bangunan tersebut akan disusutkan.
Ini mencakup kantor, gudang, pabrik, serta segala perbaikan permanen yang melekat pada tanah. Karena bangunan memiliki umur ekonomis terbatas (dipengaruhi oleh keausan dan keusangan), aset jenis ini wajib disusutkan selama masa manfaatnya.
Kelompok ini terdiri dari alat-alat berat, mesin produksi, komputer utama, dan instalasi permanen lainnya yang secara langsung terlibat dalam proses penciptaan produk atau layanan. Nilai kapitalisasi mesin seringkali mencakup biaya pengiriman, pemasangan, dan pengujian.
Meliputi mobil operasional, truk pengangkut, dan armada lain yang digunakan untuk distribusi atau mobilitas bisnis. Kendaraan mengalami penyusutan yang relatif cepat.
Pengakuan aset tetap harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan keandalan. Menurut standar akuntansi, aset tetap diakui jika kemungkinan besar manfaat ekonomis masa depan yang terkait dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset tersebut dapat diukur dengan andal.
Biaya perolehan aset tetap mencakup semua pengeluaran yang diperlukan agar aset tersebut berada di lokasi dan dalam kondisi siap pakai sesuai dengan maksud manajemen. Ini tidak hanya mencakup harga beli tunai, tetapi juga elemen lain seperti:
Penyusutan adalah alokasi sistematis dari jumlah terdepresiasi suatu aset selama umur manfaatnya. Proses ini mencerminkan fakta bahwa aset berwujud mengalami keausan, keusangan, atau penurunan nilai seiring berjalannya waktu penggunaan. Tujuan utama penyusutan bukanlah untuk mengumpulkan dana penggantian aset, melainkan untuk mencocokkan beban penggunaan aset dengan pendapatan yang dihasilkannya dalam periode yang sama (prinsip penandingan/matching principle).
Terdapat beberapa metode penyusutan yang umum digunakan, antara lain:
Ketika aset tidak lagi digunakan (dijual, dibuang, atau ditukar), aset tersebut harus dikeluarkan dari neraca. Saat pelepasan, nilai tercatat aset (Biaya Perolehan dikurangi Akumulasi Penyusutan) dibandingkan dengan harga jual atau nilai wajarnya. Selisihnya akan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian penjualan aset tetap pada laporan laba rugi. Pengelolaan aset tetap yang efektif memastikan perusahaan memaksimalkan utilitasnya sambil mematuhi standar pelaporan keuangan yang berlaku.