Ilustrasi: Jaminan Aset (AJB) menuju Persetujuan Dana
Kebutuhan dana mendesak seringkali muncul tanpa terduga, baik untuk modal usaha, biaya pendidikan, atau renovasi rumah. Salah satu instrumen keuangan paling solid untuk memenuhi kebutuhan besar ini adalah melalui pinjaman dengan jaminan Akta Jual Beli (AJB), yang secara umum merujuk pada jaminan berupa properti (tanah atau bangunan) yang kepemilikannya masih dalam status AJB atau Sertifikat Hak Milik (SHM).
Menggunakan aset properti sebagai agunan memberikan keuntungan signifikan bagi peminjam. Nilai aset yang dijaminkan cenderung jauh lebih besar daripada plafon pinjaman yang diajukan, sehingga risiko bagi pemberi pinjaman menjadi lebih rendah. Konsekuensinya, Anda sebagai peminjam berpotensi mendapatkan suku bunga yang lebih kompetitif dan tenor pengembalian yang lebih panjang dibandingkan pinjaman tanpa agunan.
Meskipun menawarkan limit dana yang besar, proses pengajuan pinjaman dengan jaminan properti memerlukan ketelitian administrasi. Institusi keuangan, baik bank maupun multifinance, akan melakukan verifikasi mendalam terhadap legalitas aset yang dijaminkan.
Penting untuk memastikan status AJB Anda jelas dan tidak dalam sengketa hukum. Kejelasan legalitas adalah kunci utama kelancaran proses pencairan dana.
Menjaminkan aset berharga seperti properti memerlukan pertimbangan matang. Jangan hanya tergiur oleh suku bunga rendah. Pahami sepenuhnya komitmen jangka panjang yang akan Anda emban.
Pilihlah mitra keuangan yang terdaftar dan diawasi oleh otoritas terkait untuk menjamin keamanan transaksi Anda dalam pinjaman dengan jaminan AJB ini. Transparansi mengenai klausul pelunasan dipercepat dan denda keterlambatan juga harus diklarifikasi sejak awal.