*Ilustrasi perubahan kata dasar menjadi kata berimbuhan dengan afiks 'MeN-'
Afiks atau imbuhan adalah salah satu komponen fundamental dalam pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Di antara berbagai jenis afiks yang ada, afiks **'MeN-'** memegang peranan yang sangat penting. Afiks ini tergolong sebagai prefiks (awalan) dan berfungsi utama untuk membentuk kata kerja aktif transitif (verba) atau kadang-kadang membentuk kata benda dari kata dasar tertentu.
Memahami aturan peluluhan (runtuhnya konsonan awal kata dasar) yang terjadi setelah penambahan 'MeN-' adalah kunci untuk menguasai morfologi bahasa Indonesia secara benar. Kesalahan dalam proses peluluhan ini sering menjadi sumber ketidakakuratan dalam berbahasa, baik lisan maupun tulisan.
Afiks 'MeN-' bukanlah bentuk tunggal yang kaku. Bentuknya akan berubah menyesuaikan dengan huruf pertama pada kata dasar yang dilekatinya. Perubahan ini disebut proses morfofonemik. Terdapat empat bentuk utama dari afiks ini:
Ketika kata dasar diawali dengan konsonan tertentu, konsonan awal tersebut akan luluh (hilang) dan digantikan oleh bentuk prefiks yang sesuai. Konsonan yang luluh meliputi: /t/, /d/, /s/, /p/, dan /k/.
Perhatikan bahwa dalam kasus luluh ini, prefiks selalu berakhir dengan nasal (m, n, ng) sebelum bertemu dengan konsonan pertama kata dasar.
Tidak semua konsonan mengalami peluluhan. Konsonan berikut umumnya tetap utuh (tidak luluh) setelah afiksasi:
Apabila kata dasar diawali dengan huruf vokal (a, i, u, e, o) atau huruf 'r', prefiks yang digunakan adalah Me-. Tidak ada konsonan yang luluh karena memang tidak ada konsonan awal.
Dalam konteks bahasa baku, kata 'ambil' seharusnya menjadi mengambil, bukan 'mambil'. Ini karena huruf 'a' dianggap sebagai fonem yang memicu penggunaan prefiks Meng- untuk menjaga struktur suku kata yang terdengar alami dalam bahasa Indonesia.
Ada beberapa kata yang bentuk prefiksnya berubah menjadi nasal penuh (m, n, ng) tanpa peluluhan konsonan awal. Contoh paling umum adalah kata dasar yang diawali dengan /l/, /m/, /n/, /r/, /w/, /y/, dan vokal, yang semuanya akan menghasilkan prefiks Me- (kecuali kasus vokal dan 'r' yang kadang disebut 'Meng-'). Namun, dalam konstruksi verba aktif, bentuk yang paling sering ditemui adalah Me- jika tidak ada peluluhan.
Contoh untuk nasalisasi penuh tanpa peluluhan:
Fungsi utama dari afiks 'MeN-' adalah membentuk verba aktif transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan objek untuk melengkapi maknanya. Kata kerja ini menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh subjek terhadap objek.
Contoh:
Subjek + MeN-(Verba) + Objek
Ali membaca (MeN- + baca) buku.
Ibu menjahit (MeN- + jahit) baju.
Selain membentuk verba transitif, 'MeN-' juga dapat membentuk verba intransitif (kata kerja yang tidak memerlukan objek), atau membentuk kata benda (nomina) dari kata dasar tertentu, meskipun fungsi verba aktif adalah yang paling dominan.
Secara keseluruhan, afiks 'MeN-' merupakan salah satu elemen pembentuk kata yang paling produktif dalam bahasa Indonesia. Kemampuannya untuk beradaptasi melalui peluluhan konsonan menjadikannya dinamis dan integral dalam pengayaan kosakata verba kita. Penguasaan terhadap pola perubahan ini akan sangat membantu dalam mencapai kemahiran berbahasa yang baik dan benar.