Pancasila, sebagai dasar negara Republik Indonesia, tidak hanya dipahami sebatas seperangkat norma atau ideologi politik, tetapi juga sebagai landasan filosofis yang mendalam. Bagian dari pemahaman ini terletak pada studi aksiologi Pancasila adalah inti yang mengupas nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Aksiologi sendiri merupakan cabang filsafat yang mengkaji tentang nilai, kebaikan, dan kebenaran. Dalam konteks kenegaraan, aksiologi Pancasila menjawab pertanyaan fundamental: Apa manfaat atau kegunaan nilai-nilai Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara?
Secara umum, aksiologi Pancasila merujuk pada nilai-nilai subjektif dan objektif yang terkandung dalam lima sila. Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman moral, etika, dan spiritual yang memandu setiap perilaku, kebijakan, serta pengambilan keputusan di Indonesia. Nilai-nilai ini bersifat hierarkis dan sistematis, dimulai dari nilai ketuhanan yang paling abstrak hingga nilai keadilan yang paling konkret.
Untuk memahami secara utuh apa itu aksiologi Pancasila adalah seperangkat nilai, kita perlu membedah nilai-nilai dasar yang termuat dalam lima sila tersebut:
Relevansi kajian aksiologi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai tersebut diimplementasikan dalam kehidupan praktis. Jika Pancasila hanya dipahami sebatas teori tanpa nilai aplikatif, ia akan kehilangan daya dorongnya sebagai ideologi terbuka. Nilai-nilai aksiologis ini berfungsi sebagai filter (penyaring) bagi masuknya nilai-nilai asing atau paham-paham yang bertentangan dengan karakter bangsa.
Misalnya, dalam konteks pembangunan, nilai keadilan sosial harus menjadi pertimbangan utama agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati segelintir elite, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat luas. Dalam konteks politik, nilai kerakyatan menuntut transparansi dan akuntabilitas. Ketika terjadi konflik horizontal, nilai persatuan menjadi perekat utama untuk mencegah perpecahan.
Lebih jauh, aksiologi Pancasila bersifat dinamis, meskipun nilai dasarnya abadi. Artinya, interpretasi dan aplikasinya harus terus disesuaikan dengan tantangan zaman. Di era digital saat ini, tantangan etika dan moralitas (nilai ketuhanan dan kemanusiaan) semakin mengemuka melalui isu hoaks dan polarisasi. Oleh karena itu, pemahaman yang kuat tentang apa itu aksiologi Pancasila memungkinkan bangsa Indonesia untuk tetap teguh berpegang pada prinsip dasar meskipun menghadapi perubahan sosial yang masif.
Kesimpulannya, aksiologi Pancasila adalah studi tentang nilai guna dan makna hidup dari Pancasila. Ini memastikan bahwa Pancasila bukan sekadar teks sejarah, melainkan sumber etika hidup berbangsa yang senantiasa relevan dalam membentuk karakter bangsa yang religius, humanis, nasionalis, demokratis, dan adil. Dengan memahami aksiologinya, kita menginternalisasi Pancasila sebagai panduan hidup, bukan sekadar hafalan wajib.