Alat kelamin pria, atau sistem reproduksi pria, adalah sebuah sistem organ kompleks yang memiliki fungsi ganda: menghasilkan sperma (sel reproduksi pria) dan hormon pria (terutama testosteron), serta menyalurkan sperma tersebut ke dalam sistem reproduksi wanita untuk memungkinkan pembuahan. Sementara bagian luar seperti penis dan skrotum sering menjadi fokus perhatian, terdapat pula organ-organ internal yang memainkan peran krusial dalam fungsi reproduksi dan hormonal pria.
Memahami anatomi alat kelamin dalam pria akan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana sistem ini bekerja. Organ-organ utama yang terletak di dalam tubuh pria meliputi:
Meskipun sebagian besar testis berada di dalam skrotum, secara teknis mereka adalah organ internal yang dipengaruhi oleh suhu tubuh. Testis adalah pusat dari sistem reproduksi pria. Fungsinya ada dua: produksi sperma (spermatogenesis) dan produksi hormon testosteron. Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus yang sangat banyak di dalam testis. Hormon testosteron, yang berperan penting dalam perkembangan karakteristik seksual sekunder pria dan fungsi reproduksi, juga diproduksi oleh sel Leydig yang berada di antara tubulus tersebut.
Epididimis adalah tabung panjang dan berkelok-kelok yang menempel pada bagian belakang setiap testis. Fungsinya adalah tempat pematangan dan penyimpanan sperma. Sperma yang baru diproduksi oleh testis belum matang dan belum mampu membuahi sel telur. Di dalam epididimis, sperma mengalami proses pematangan yang membuatnya dapat bergerak (motilitas) dan memiliki kemampuan untuk menembus sel telur (kapasitasi).
Vas deferens adalah dua tabung berotot yang membawa sperma matang dari epididimis menuju saluran ejakulasi. Selama ejakulasi, otot-otot di dinding vas deferens berkontraksi secara ritmis untuk mendorong sperma ke atas, melewati rongga panggul, dan bersatu dengan saluran dari vesikula seminalis untuk membentuk saluran ejakulasi.
Vesikula seminalis adalah dua kelenjar kecil yang terletak di belakang kandung kemih. Mereka menghasilkan sebagian besar cairan yang membentuk semen. Cairan ini kaya akan fruktosa (memberikan energi untuk sperma), prostaglandin (membantu kontraksi di saluran reproduksi wanita), dan protein yang membantu pembekuan semen setelah ejakulasi. Cairan vesikula seminalis menyumbang sekitar 70% dari total volume semen.
Kelenjar prostat adalah kelenjar seukuran kacang walnut yang terletak tepat di bawah kandung kemih, mengelilingi uretra. Kelenjar ini menghasilkan cairan prostat yang sedikit asam, yang mengandung enzim seperti PSA (Prostate-Specific Antigen) dan protein lain. Cairan prostat berfungsi untuk menetralkan keasaman di dalam vagina wanita, sehingga meningkatkan kelangsungan hidup sperma. Kelenjar prostat juga berkontribusi sekitar 20-30% dari volume semen.
Kelenjar Cowper adalah dua kelenjar kecil seukuran kacang polong yang terletak di dasar penis, di bawah kelenjar prostat. Sebelum ejakulasi, kelenjar ini mengeluarkan cairan pra-ejakulasi (disebut juga cairan pre-cum) yang berfungsi untuk melumasi uretra dan menetralkan sisa-sisa urin yang bersifat asam. Cairan ini juga dapat mengandung sedikit sperma, yang berarti hubungan seksual tanpa kondom meskipun hanya ada cairan pra-ejakulasi masih memiliki risiko kehamilan.
Testosteron, yang diproduksi oleh testis, adalah hormon utama yang mengatur perkembangan dan fungsi sistem reproduksi pria. Hormon ini mulai diproduksi dalam jumlah besar saat pubertas, mendorong perkembangan organ reproduksi, pertumbuhan rambut, pendalaman suara, peningkatan massa otot, dan dorongan seksual (libido). Produksi testosteron diatur oleh aksis hipotalamus-hipofisis-gonad, sebuah sistem umpan balik yang kompleks di dalam tubuh.
Semua sperma dan cairan dari kelenjar-kelenjar di atas bergabung di dalam uretra, yaitu saluran yang keluar dari kandung kemih dan berjalan melalui penis. Uretra berfungsi sebagai saluran ganda untuk urine dan semen keluar dari tubuh. Saat terjadi rangsangan seksual dan ejakulasi, otot-otot di sekitar uretra dan penis berkontraksi untuk mendorong semen keluar dari tubuh.
Memahami organ-organ internal ini penting untuk kesehatan reproduksi pria secara keseluruhan. Gangguan pada salah satu organ ini dapat memengaruhi kesuburan, fungsi seksual, atau kesehatan hormonal. Jika ada kekhawatiran mengenai kesehatan reproduksi, konsultasi dengan profesional medis sangat disarankan.
Memahami anatomi internal alat kelamin pria adalah kunci untuk menghargai kompleksitas fungsi reproduksi pria.