Ambeyen dan Obatnya: Panduan Lengkap Mengatasi Wasir

Ilustrasi kesehatan dan kelegaan dari ambeyen
Ambeyen adalah kondisi yang umum, namun pemahaman yang tepat dapat membawa kelegaan.

Ambeyen, atau yang lebih dikenal dalam istilah medis sebagai hemoroid (wasir), adalah sebuah kondisi yang sangat umum namun seringkali menimbulkan rasa malu dan enggan untuk dibicarakan. Padahal, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, mulai dari rasa gatal, nyeri, hingga perdarahan. Memahami secara mendalam apa itu ambeyen, penyebabnya, serta berbagai pilihan obat dan metode penanganannya adalah langkah pertama yang krusial untuk mendapatkan kembali kenyamanan dan kualitas hidup Anda. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang ambeyen dan obatnya.

Memahami Dasar: Apa Sebenarnya Ambeyen Itu?

Secara sederhana, ambeyen adalah pembengkakan atau peradangan pada pembuluh darah vena yang terletak di sekitar anus atau di dalam rektum bagian bawah. Bayangkan pembuluh darah ini sebagai bantalan kecil yang berfungsi membantu mengontrol buang air besar. Ketika pembuluh darah ini mengalami tekanan berlebih, mereka dapat membengkak, meregang, dan menjadi iritasi, layaknya varises yang terjadi di kaki. Tekanan inilah yang menjadi akar dari segala permasalahan yang berkaitan dengan ambeyen.

Penting untuk diketahui bahwa setiap orang memiliki jaringan hemoroid ini. Kondisi ini baru menjadi masalah ketika jaringan tersebut meradang dan membengkak. Karena itu, ambeyen bukanlah penyakit menular atau pertanda kondisi yang lebih serius dalam sebagian besar kasus, melainkan gangguan fungsional yang bisa dikelola dengan baik.

Dua Jenis Utama Ambeyen

Ambeyen secara umum diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, tergantung pada lokasinya. Perbedaan lokasi ini juga memengaruhi gejala yang ditimbulkan dan pendekatan pengobatannya.

1. Ambeyen Internal (Hemoroid Interna)

Ambeyen internal terletak di dalam rektum, bagian akhir dari usus besar. Karena di dalam rektum terdapat lebih sedikit saraf nyeri, ambeyen jenis ini seringkali tidak menimbulkan rasa sakit. Gejala yang paling umum dan sering menjadi tanda pertama adalah perdarahan tanpa rasa nyeri saat buang air besar. Anda mungkin melihat bercak darah berwarna merah terang pada tisu toilet, di permukaan feses, atau menetes ke dalam kloset. Terkadang, ambeyen internal dapat membesar dan menonjol keluar dari lubang anus, sebuah kondisi yang disebut prolaps. Prolaps ini bisa terasa menyakitkan dan mengganggu.

2. Ambeyen Eksternal (Hemoroid Eksterna)

Ambeyen eksternal terbentuk di bawah kulit di sekitar lubang anus. Area ini memiliki banyak saraf sensitif, sehingga ambeyen eksternal cenderung lebih simtomatik. Gejalanya meliputi rasa nyeri, gatal-gatal yang mengganggu, pembengkakan, dan adanya benjolan keras yang bisa diraba di sekitar anus. Jika gumpalan darah terbentuk di dalam ambeyen eksternal (kondisi yang disebut trombosis), rasa sakitnya bisa menjadi sangat hebat, mendadak, dan benjolannya akan berwarna kebiruan atau ungu.

Stadium atau Tingkatan Ambeyen Internal

Khusus untuk ambeyen internal, para ahli medis mengklasifikasikannya ke dalam empat stadium atau tingkatan berdasarkan tingkat keparahan prolaps (penonjolan keluar dari anus). Memahami stadium ini membantu dokter menentukan rencana pengobatan yang paling sesuai.

  • Stadium I: Pembengkakan terjadi di dalam dinding rektum dan tidak menonjol keluar. Gejala utamanya biasanya hanya perdarahan sesekali tanpa rasa sakit. Stadium ini seringkali tidak disadari oleh penderitanya.
  • Stadium II: Benjolan keluar dari anus saat mengejan (misalnya saat buang air besar), tetapi dapat masuk kembali dengan sendirinya setelah selesai. Gejala bisa berupa perdarahan dan rasa tidak nyaman atau mengganjal.
  • Stadium III: Benjolan keluar dari anus saat mengejan dan tidak bisa masuk kembali dengan sendirinya. Benjolan ini perlu didorong masuk kembali secara manual menggunakan jari. Gejala perdarahan, gatal, dan nyeri lebih sering terjadi.
  • Stadium IV: Benjolan sudah permanen berada di luar anus dan tidak dapat didorong masuk kembali. Stadium ini berisiko tinggi mengalami komplikasi seperti trombosis (pembekuan darah) atau strangulasi (terjepitnya benjolan sehingga aliran darah terputus), yang menyebabkan nyeri hebat.

Mengapa Ambeyen Bisa Terjadi? Penyebab dan Faktor Risiko

Ambeyen terjadi karena adanya peningkatan tekanan pada pembuluh darah vena di area panggul dan rektum. Berbagai kondisi dan kebiasaan dapat menjadi pemicu peningkatan tekanan ini. Berikut adalah faktor-faktor penyebab dan risiko yang paling umum:

1. Mengejan Berlebihan Saat Buang Air Besar

Ini adalah penyebab paling umum. Ketika Anda mengalami konstipasi (sembelit) dan feses menjadi keras, Anda secara refleks akan mengejan lebih kuat. Proses mengejan ini meningkatkan tekanan secara drastis pada pembuluh darah di sekitar anus, menyebabkannya membengkak.

2. Konstipasi dan Diare Kronis

Konstipasi kronis memaksa seseorang untuk terus-menerus mengejan. Sebaliknya, diare kronis juga dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada area anus karena frekuensi buang air besar yang tinggi dan sifat feses yang asam, yang pada akhirnya dapat memperburuk kondisi pembuluh darah vena di sana.

3. Duduk Terlalu Lama, Terutama di Toilet

Kebiasaan duduk dalam waktu yang lama, baik di kursi kerja maupun di toilet (misalnya sambil bermain ponsel), menyebabkan darah menggenang di area panggul. Posisi duduk di toilet secara khusus menciptakan tekanan langsung pada vena di sekitar anus karena tidak adanya penyangga pada bagian bokong, sehingga memperbesar risiko pembengkakan.

4. Kehamilan dan Persalinan

Selama kehamilan, rahim yang membesar akan menekan vena di panggul, memperlambat aliran darah kembali dari bagian bawah tubuh. Selain itu, peningkatan hormon progesteron dapat melemaskan dinding pembuluh darah, membuatnya lebih rentan bengkak. Proses mengejan saat persalinan normal juga memberikan tekanan yang sangat besar pada area ini.

5. Faktor Usia

Seiring bertambahnya usia, jaringan ikat yang menopang pembuluh darah di rektum dan anus cenderung melemah dan meregang. Hal ini membuat pembuluh darah lebih mudah membengkak dan menonjol, bahkan dengan tekanan yang lebih ringan.

6. Diet Rendah Serat

Kurangnya asupan serat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh adalah penyebab utama konstipasi. Feses yang keras dan kering akibat diet rendah serat memaksa Anda untuk mengejan lebih keras, yang secara langsung berkontribusi pada perkembangan ambeyen.

7. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Berat badan berlebih, terutama di area perut, memberikan tekanan tambahan pada vena panggul dan rektum, mirip dengan kondisi saat hamil. Tekanan kronis ini dapat memicu atau memperparah ambeyen.

8. Sering Mengangkat Beban Berat

Aktivitas mengangkat beban berat secara rutin, baik karena pekerjaan atau olahraga, seringkali melibatkan menahan napas dan mengejan. Gerakan ini meningkatkan tekanan intra-abdomen (tekanan di dalam perut) yang diteruskan ke pembuluh darah di bagian bawah, termasuk area anus.

9. Faktor Keturunan (Genetik)

Beberapa orang mungkin mewarisi kecenderungan memiliki dinding pembuluh darah yang lebih lemah. Jika orang tua atau anggota keluarga dekat memiliki riwayat ambeyen, risiko Anda untuk mengalaminya juga lebih tinggi.

Mengenali Gejala-Gejala Ambeyen

Gejala ambeyen bisa bervariasi dari ringan hingga sangat mengganggu, tergantung pada jenis, lokasi, dan tingkat keparahannya. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu diwaspadai:

  • Perdarahan Saat Buang Air Besar: Darah yang keluar biasanya berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feses. Ini adalah gejala paling khas dari ambeyen internal.
  • Rasa Gatal (Pruritus Ani): Iritasi di sekitar anus akibat benjolan atau keluarnya lendir bisa menyebabkan rasa gatal yang persisten dan sangat mengganggu.
  • Nyeri atau Ketidaknyamanan: Umumnya terkait dengan ambeyen eksternal atau ambeyen internal stadium lanjut (prolaps). Rasa sakit bisa bervariasi dari sekadar tidak nyaman hingga nyeri tajam, terutama saat duduk atau buang air besar.
  • Benjolan atau Pembengkakan: Adanya benjolan yang dapat diraba di dekat atau di sekitar lubang anus. Benjolan ini bisa terasa lunak atau keras dan nyeri jika terjadi trombosis.
  • Rasa Mengganjal atau Tidak Tuntas: Penderita ambeyen internal yang besar mungkin merasa seolah-olah masih ada feses yang tersisa di dalam rektum bahkan setelah selesai buang air besar.
  • Keluarnya Lendir: Ambeyen internal dapat mengeluarkan lendir yang membasahi pakaian dalam dan menyebabkan iritasi kulit di sekitarnya.

Kapan Harus Segera ke Dokter?

Meskipun sebagian besar ambeyen tidak berbahaya, perdarahan dari anus juga bisa menjadi gejala kondisi yang lebih serius seperti polip, radang usus, atau bahkan kanker kolorektal. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami perdarahan yang banyak, perdarahan yang disertai rasa pusing atau lemas, nyeri yang sangat hebat, atau jika benjolan berubah warna menjadi gelap.

Bagaimana Dokter Mendiagnosis Ambeyen?

Diagnosis ambeyen biasanya cukup mudah dilakukan. Dokter akan memulai dengan menanyakan riwayat kesehatan dan gejala yang Anda alami. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan fisik.

  • Pemeriksaan Visual: Dokter akan memeriksa area sekitar anus untuk melihat adanya ambeyen eksternal atau ambeyen internal yang mengalami prolaps.
  • Pemeriksaan Colok Dubur (Digital Rectal Exam): Dokter akan memasukkan jari yang telah dilumasi ke dalam rektum untuk merasakan adanya benjolan atau kelainan di dalamnya. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi ambeyen internal yang tidak menonjol keluar.
  • Anoskopi atau Proktoskopi: Jika diperlukan, dokter mungkin menggunakan alat khusus berupa tabung pendek berlampu (anoskop atau proktoskop) untuk melihat kondisi di dalam rektum dan saluran anus secara lebih jelas.
  • Kolonoskopi: Jika ada kecurigaan kondisi lain atau jika usia pasien di atas 40-50 tahun, dokter mungkin merekomendasikan kolonoskopi untuk memeriksa keseluruhan usus besar dan memastikan tidak ada penyebab perdarahan lain yang lebih serius.

Pilihan Obat dan Metode Pengobatan Ambeyen

Kabar baiknya, sebagian besar kasus ambeyen dapat ditangani dengan efektif melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan. Untuk kasus yang lebih parah, tersedia berbagai pilihan obat dan prosedur medis. Pendekatan pengobatan biasanya dilakukan secara bertahap, dari yang paling sederhana hingga yang lebih invasif.

A. Perawatan di Rumah dan Perubahan Gaya Hidup (Lini Pertama)

Ini adalah fondasi utama dalam mengobati dan mencegah ambeyen. Tanpa langkah-langkah ini, pengobatan lain mungkin tidak akan efektif dalam jangka panjang.

1. Tingkatkan Asupan Serat

Serat adalah kunci utama untuk melunakkan feses dan membuatnya lebih mudah dikeluarkan. Tambahkan lebih banyak buah-buahan (pepaya, pisang, apel), sayuran (brokoli, bayam, wortel), kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh (oatmeal, roti gandum) ke dalam menu harian Anda. Jika sulit terpenuhi dari makanan, pertimbangkan suplemen serat seperti psyllium husk. Targetkan asupan 25-35 gram serat per hari.

2. Cukupi Kebutuhan Cairan

Minum banyak air putih, setidaknya 8 gelas sehari. Cairan bekerja bersama serat untuk membuat feses menjadi lunak dan bervolume. Tanpa cairan yang cukup, serat justru bisa memperparah sembelit.

3. Jangan Menunda Keinginan Buang Air Besar

Segera ke toilet begitu Anda merasakan dorongan. Menahan buang air besar dapat membuat feses menjadi lebih keras dan kering, sehingga lebih sulit dikeluarkan dan membutuhkan proses mengejan yang lebih kuat.

4. Hindari Mengejan Berlebihan

Biarkan feses keluar secara alami. Jika tidak keluar, jangan dipaksa. Berikan waktu, rileks, dan bernapaslah dengan normal. Jika masih sulit, lebih baik bangkit dan coba lagi nanti saat dorongan datang kembali.

5. Lakukan Sitz Bath (Rendam Duduk Air Hangat)

Ini adalah terapi yang sangat efektif untuk meredakan nyeri, gatal, dan peradangan. Duduklah di baskom berisi air hangat (bukan panas) selama 15-20 menit, 2-3 kali sehari, terutama setelah buang air besar. Air hangat membantu merelaksasi otot sfingter ani dan meningkatkan aliran darah ke area tersebut, mempercepat penyembuhan.

6. Jaga Kebersihan Area Anus

Setelah buang air besar, bersihkan area anus dengan lembut menggunakan air atau tisu basah tanpa alkohol dan pewangi. Hindari menggosok terlalu keras dengan tisu kering karena dapat menyebabkan iritasi. Keringkan dengan cara menepuk-nepuk lembut menggunakan handuk bersih.

7. Gunakan Kompres Dingin

Untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri pada ambeyen eksternal, Anda bisa mengompres area tersebut dengan es yang dibalut kain selama 10-15 menit beberapa kali sehari.

8. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga dapat membantu merangsang fungsi usus dan mencegah konstipasi. Hindari olahraga yang memberikan tekanan berlebih pada perut seperti angkat beban berat.

Tips Penting: Hindari duduk terlalu lama, terutama di permukaan yang keras. Jika pekerjaan mengharuskan Anda duduk lama, berdirilah dan berjalan-jalan singkat setiap jam. Gunakan bantal donat jika perlu untuk mengurangi tekanan langsung pada area anus.

B. Obat-obatan yang Dijual Bebas (Over-the-Counter/OTC)

Jika perawatan di rumah tidak cukup, ada beberapa pilihan obat yang bisa dibeli di apotek tanpa resep dokter. Obat-obatan ini bertujuan untuk meredakan gejala, bukan untuk menghilangkan ambeyen sepenuhnya.

  • Krim, Salep, atau Supositoria: Produk-produk ini biasanya mengandung kombinasi bahan aktif seperti:
    • Hidrokortison: Steroid ringan untuk mengurangi peradangan, kemerahan, dan gatal. Penggunaannya tidak boleh lebih dari satu minggu tanpa anjuran dokter.
    • Lidokain atau Benzokain: Anestesi lokal untuk meredakan nyeri dan gatal sementara.
    • Witch Hazel atau Zinc Oxide: Zat astringen yang membantu menyusutkan jaringan yang bengkak dan melindungi kulit dari iritasi.
  • Obat Pereda Nyeri Oral: Obat seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu meredakan rasa sakit yang ditimbulkan oleh ambeyen.
  • Pelunak Feses (Stool Softeners): Produk yang mengandung docusate sodium dapat membantu melunakkan feses, sehingga lebih mudah dikeluarkan tanpa perlu mengejan.

C. Obat-obatan dengan Resep Dokter

Untuk kasus yang lebih berat atau tidak merespons pengobatan OTC, dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat.

  • Krim Steroid yang Lebih Kuat: Dokter dapat meresepkan krim atau salep dengan kandungan kortikosteroid yang lebih tinggi untuk mengatasi peradangan yang parah.
  • Obat Flebotonik (Phlebotonics): Obat oral seperti diosmin dan hesperidin dapat membantu meningkatkan tonus (kekuatan) pembuluh darah vena, mengurangi kebocoran kapiler, dan meredakan peradangan. Obat ini sering diresepkan untuk mengatasi gejala ambeyen akut dan kronis.

D. Prosedur Medis Minimal Invasif

Jika ambeyen terus-menerus menimbulkan gejala yang mengganggu (terutama perdarahan atau prolaps), dokter mungkin menyarankan salah satu dari prosedur berikut. Prosedur ini biasanya dilakukan di klinik atau ruang praktek dokter tanpa perlu rawat inap.

1. Pengikatan Cincin Karet (Rubber Band Ligation)

Ini adalah prosedur yang paling umum untuk ambeyen internal stadium II dan III. Dokter akan menempatkan satu atau dua cincin karet kecil di pangkal ambeyen. Cincin ini akan memotong aliran darah ke benjolan, menyebabkannya mengerut, layu, dan akhirnya lepas dalam waktu sekitar satu minggu. Pasien mungkin merasa sedikit tidak nyaman atau ada sensasi tertekan selama beberapa hari setelah prosedur.

2. Skleroterapi (Suntikan)

Dokter menyuntikkan larutan kimia khusus langsung ke jaringan ambeyen internal. Larutan ini menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan memotong suplai darah ke ambeyen, sehingga benjolan menyusut. Prosedur ini efektif untuk ambeyen internal stadium I dan II.

3. Koagulasi Inframerah, Laser, atau Bipolar

Metode ini menggunakan panas dari inframerah, laser, atau arus listrik untuk menciptakan jaringan parut pada ambeyen internal. Jaringan parut ini akan memblokir aliran darah dan menyebabkan ambeyen mengecil. Prosedur ini juga cocok untuk ambeyen stadium awal.

E. Prosedur Bedah (Operasi)

Pembedahan biasanya menjadi pilihan terakhir, direkomendasikan untuk ambeyen yang sangat besar, stadium III dan IV yang parah, atau jika prosedur minimal invasif lainnya gagal.

1. Hemoroidektomi

Ini adalah prosedur bedah konvensional dan paling efektif untuk menghilangkan ambeyen secara permanen. Dokter bedah akan membuat sayatan untuk mengangkat jaringan ambeyen yang berlebih. Operasi ini dilakukan dengan anestesi (umum, spinal, atau lokal) dan memerlukan waktu pemulihan yang lebih lama. Rasa sakit pasca-operasi bisa cukup signifikan, namun dapat dikontrol dengan obat pereda nyeri.

2. Hemoroidopeksi Stapler (Stapled Hemorrhoidopexy)

Prosedur ini lebih sering digunakan untuk ambeyen internal yang mengalami prolaps. Dokter menggunakan alat seperti stapler khusus untuk mengangkat jaringan ambeyen yang menonjol dan mengembalikannya ke posisi normal di dalam rektum, sekaligus memotong aliran darahnya. Prosedur ini umumnya menyebabkan lebih sedikit rasa sakit dan memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dibandingkan hemoroidektomi konvensional.

3. Transanal Hemorrhoidal Dearterialization (THD)

Ini adalah teknik yang lebih baru di mana dokter menggunakan alat ultrasound Doppler untuk menemukan arteri yang memasok darah ke ambeyen. Arteri tersebut kemudian dijahit untuk menghentikan aliran darah, yang menyebabkan ambeyen menyusut. Prosedur ini juga dikaitkan dengan rasa sakit pasca-operasi yang lebih ringan.

Mencegah Ambeyen Datang Kembali

Pencegahan adalah aspek terpenting dalam manajemen ambeyen jangka panjang. Prinsipnya sama dengan pengobatan rumahan, yaitu menghindari peningkatan tekanan pada vena rektum.

"Kunci utama pencegahan ambeyen adalah menjaga feses tetap lunak dan buang air besar secara teratur tanpa perlu mengejan."

  • Konsisten dengan Diet Tinggi Serat: Jadikan buah, sayur, dan biji-bijian sebagai bagian tak terpisahkan dari pola makan Anda setiap hari.
  • Tetap Terhidrasi: Bawa botol air ke mana pun Anda pergi untuk memastikan asupan cairan yang cukup sepanjang hari.
  • Bangun Rutinitas Toilet yang Sehat: Jangan membawa ponsel atau bahan bacaan ke toilet. Gunakan toilet hanya untuk tujuannya dan jangan duduk lebih dari 5 menit.
  • Tetap Aktif Secara Fisik: Bergerak secara teratur untuk menjaga sistem pencernaan tetap lancar.
  • Jaga Berat Badan Ideal: Menurunkan berat badan jika Anda obesitas dapat secara signifikan mengurangi tekanan pada area panggul.
🏠 Homepage