Panduan Menyeluruh ANBK Kelas 5 Matematika (Numerasi)

Ilustrasi Konsep Numerasi Ikon yang melambangkan berbagai aspek matematika seperti grafik, perhitungan, dan geometri. + - × ÷ Ilustrasi konsep numerasi matematika untuk ANBK yang mencakup grafik, operasi hitung, dan bangun geometri.

Asesmen Nasional Berbasis Komputer, atau yang lebih dikenal sebagai ANBK, merupakan sebuah program evaluasi yang dirancang untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu komponen utamanya adalah Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang mengukur dua kompetensi mendasar: literasi membaca dan numerasi. Untuk siswa kelas 5, ANBK menjadi tolok ukur penting untuk melihat sejauh mana kemampuan mereka dalam menerapkan konsep-konsep dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Fokus utama dari artikel ini adalah pada komponen numerasi untuk ANBK kelas 5. Numerasi bukanlah sekadar kemampuan berhitung. Lebih dari itu, numerasi adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan menafsirkan data serta informasi kuantitatif yang disajikan dalam berbagai bentuk. Soal-soal ANBK dirancang untuk menguji penalaran dan logika, bukan hafalan rumus semata. Oleh karena itu, pemahaman konsep yang mendalam menjadi kunci utama keberhasilan.

Apa Itu Kompetensi Numerasi dalam ANBK?

Kompetensi numerasi dalam ANBK mencakup kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan. Konten numerasi dikelompokkan ke dalam beberapa domain utama yang saling berkaitan. Untuk tingkat kelas 5, domain-domain tersebut adalah:

Mari kita bedah setiap domain ini secara mendalam, lengkap dengan contoh soal dan pembahasan yang relevan dengan konteks ANBK.

Domain 1: Bilangan

Domain bilangan adalah fondasi dari seluruh kemampuan matematika. Di sini, siswa diharapkan tidak hanya bisa menghitung, tetapi juga memahami makna di balik angka dan operasi yang mereka lakukan.

1.1. Bilangan Cacah dan Operasi Hitung

Bilangan cacah adalah bilangan bulat yang dimulai dari 0, 1, 2, 3, dan seterusnya. Kemampuan yang diuji meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, terutama dalam konteks soal cerita yang relevan.

Contoh Soal 1 (Konteks Jual Beli):

Ibu pergi ke pasar membeli 3 kg apel. Harga 1 kg apel adalah Rp28.000. Ibu juga membeli 2 sisir pisang, dengan harga satu sisir Rp15.000. Ibu membayar dengan dua lembar uang Rp50.000. Berapa uang kembalian yang diterima Ibu?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung total harga apel:
    Harga 1 kg apel = Rp28.000
    Total harga apel = 3 kg × Rp28.000 = Rp84.000
  2. Hitung total harga pisang:
    Harga 1 sisir pisang = Rp15.000
    Total harga pisang = 2 sisir × Rp15.000 = Rp30.000
  3. Hitung total belanjaan:
    Total belanja = Harga apel + Harga pisang
    Total belanja = Rp84.000 + Rp30.000 = Rp114.000
  4. Hitung total uang yang dibayarkan Ibu:
    Ibu membayar dengan 2 lembar Rp50.000
    Total uang = 2 × Rp50.000 = Rp100.000
  5. Analisis Masalah:
    Di sini kita melihat bahwa total belanja (Rp114.000) lebih besar dari uang yang dibayarkan (Rp100.000). Ini berarti uang Ibu kurang. Soal ANBK sering kali mengandung jebakan atau memerlukan analisis kritis. Jika pertanyaannya adalah "Berapa kekurangan uang Ibu?", maka jawabannya adalah Rp114.000 - Rp100.000 = Rp14.000. Namun, jika soal tetap menanyakan "kembalian", maka jawabannya adalah uang Ibu tidak cukup, sehingga tidak ada kembalian. Mari kita asumsikan ada kesalahan ketik pada soal dan Ibu membayar dengan tiga lembar uang Rp50.000.
  6. Perhitungan Ulang (Asumsi 3 Lembar Uang):
    Total uang dibayar = 3 × Rp50.000 = Rp150.000
    Uang kembalian = Total uang dibayar - Total belanja
    Uang kembalian = Rp150.000 - Rp114.000 = Rp36.000

Jawaban: Dengan asumsi Ibu membayar Rp150.000, kembaliannya adalah Rp36.000.

1.2. Pecahan dan Desimal

Pecahan dan desimal adalah cara lain untuk merepresentasikan bilangan yang tidak utuh. Dalam ANBK, soal sering kali mengaitkan konsep ini dengan pembagian kue, diskon harga, atau pengukuran.

Contoh Soal 2 (Konteks Pembagian):

Pak Budi memiliki sebidang tanah seluas 800 m². Seperempat (1/4) bagian dari tanah tersebut akan dibangun rumah. Setengah (1/2) dari sisanya akan dibuat taman. Berapakah luas tanah yang akan dibuat taman?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung luas tanah untuk rumah:
    Luas tanah untuk rumah = 1/4 × Luas total tanah
    Luas tanah untuk rumah = 1/4 × 800 m² = 200 m²
  2. Hitung sisa luas tanah setelah dibangun rumah:
    Sisa tanah = Luas total tanah - Luas tanah untuk rumah
    Sisa tanah = 800 m² - 200 m² = 600 m²
  3. Hitung luas tanah untuk taman:
    Luas taman = 1/2 × Sisa luas tanah
    Luas taman = 1/2 × 600 m² = 300 m²

Jawaban: Luas tanah yang akan dibuat taman adalah 300 m².

Contoh Soal 3 (Konteks Perbandingan Desimal):

Dalam sebuah lomba lari, tercatat waktu dari empat orang pelari sebagai berikut: Andi: 15,25 detik
Budi: 15,09 detik
Ciko: 15,3 detik
Deni: 15,195 detik
Urutkan nama pelari dari yang tercepat hingga yang terlambat!

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Memahami Konsep: Pelari tercepat adalah yang memiliki catatan waktu terkecil. Kita perlu mengurutkan bilangan desimal dari yang terkecil hingga terbesar.
  2. Menyamakan Angka di Belakang Koma: Untuk mempermudah perbandingan, kita bisa menyamakan jumlah angka di belakang koma (misalnya, menjadi tiga angka) dengan menambahkan angka nol di belakangnya.
    • Andi: 15,25 → 15,250
    • Budi: 15,09 → 15,090
    • Ciko: 15,3 → 15,300
    • Deni: 15,195 → 15,195
  3. Mengurutkan Bilangan: Sekarang kita bisa mengurutkan bilangan tersebut dari yang terkecil.
    • 15,090 (Budi)
    • 15,195 (Deni)
    • 15,250 (Andi)
    • 15,300 (Ciko)

Jawaban: Urutan pelari dari yang tercepat adalah Budi, Deni, Andi, Ciko.

Domain 2: Geometri dan Pengukuran

Domain ini menguji pemahaman siswa terhadap bentuk, ukuran, posisi, dan orientasi objek di sekitar mereka. Kemampuan mengukur menggunakan satuan baku juga menjadi bagian krusial.

2.1. Sifat Bangun Datar dan Bangun Ruang

Siswa perlu mengenali sifat-sifat dasar dari bangun datar (persegi, persegi panjang, segitiga) dan bangun ruang (kubus, balok), serta dapat menghitung keliling, luas, dan volume.

Contoh Soal 4 (Konteks Luas dan Keliling):

Sebuah kebun berbentuk persegi panjang memiliki panjang 25 meter dan lebar 12 meter. Di sekeliling kebun akan dipasang pagar. Di salah satu sisi panjangnya akan dibuat gerbang sepanjang 3 meter yang tidak perlu dipagari. Berapa total panjang pagar yang dibutuhkan?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung keliling kebun:
    Rumus keliling persegi panjang = 2 × (panjang + lebar)
    Keliling = 2 × (25 m + 12 m)
    Keliling = 2 × 37 m = 74 meter
  2. Memahami Kondisi Soal: Pagar dipasang di sekeliling kebun, tetapi ada gerbang sepanjang 3 meter yang tidak dipagari. Ini berarti panjang pagar yang dibutuhkan adalah keliling total dikurangi panjang gerbang.
  3. Hitung panjang pagar yang dibutuhkan:
    Panjang pagar = Keliling kebun - Panjang gerbang
    Panjang pagar = 74 m - 3 m = 71 meter

Jawaban: Total panjang pagar yang dibutuhkan adalah 71 meter.

2.2. Pengukuran (Panjang, Berat, Waktu, Volume)

Kemampuan mengkonversi satuan adalah salah satu keterampilan penting dalam domain ini. Soal sering kali menyajikan data dalam satuan yang berbeda dan meminta siswa untuk melakukan operasi hitung.

Contoh Soal 5 (Konteks Waktu):

Sebuah acara seminar dimulai pukul 08.15. Sesi pertama berlangsung selama 1 jam 45 menit. Kemudian ada istirahat selama 30 menit. Sesi kedua berlangsung selama 2 jam 10 menit. Pukul berapakah acara seminar tersebut selesai?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung waktu selesai sesi pertama:
    Waktu mulai: 08.15
    Durasi sesi pertama: 1 jam 45 menit
    Pukul 08.15 + 1 jam = 09.15
    Pukul 09.15 + 45 menit = Pukul 09.60. Karena 60 menit = 1 jam, maka menjadi Pukul 10.00. Jadi, sesi pertama selesai pukul 10.00.
  2. Hitung waktu mulai sesi kedua:
    Waktu selesai sesi pertama: 10.00
    Durasi istirahat: 30 menit
    Waktu mulai sesi kedua = 10.00 + 30 menit = 10.30.
  3. Hitung waktu selesai sesi kedua (akhir acara):
    Waktu mulai sesi kedua: 10.30
    Durasi sesi kedua: 2 jam 10 menit
    Pukul 10.30 + 2 jam = 12.30
    Pukul 12.30 + 10 menit = 12.40.

Jawaban: Acara seminar selesai pukul 12.40.

Contoh Soal 6 (Konteks Volume):

Sebuah akuarium berbentuk balok dengan panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 50 cm. Akuarium tersebut akan diisi air hingga mencapai ketinggian 3/4 dari tinggi totalnya. Berapa liter volume air yang dibutuhkan?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung ketinggian air yang akan diisi:
    Tinggi total akuarium = 50 cm
    Ketinggian air = 3/4 × tinggi total
    Ketinggian air = 3/4 × 50 cm = 150/4 cm = 37,5 cm
  2. Hitung volume air dalam satuan cm³:
    Volume = panjang × lebar × tinggi air
    Volume = 60 cm × 40 cm × 37,5 cm
    Volume = 2400 cm² × 37,5 cm = 90.000 cm³
  3. Konversi volume dari cm³ ke liter:
    Ingat bahwa 1 liter = 1 dm³ dan 1 dm³ = 1000 cm³.
    Maka, untuk mengubah cm³ ke liter, kita bagi dengan 1000.
    Volume air = 90.000 cm³ / 1000 = 90 liter.

Jawaban: Volume air yang dibutuhkan adalah 90 liter.

Domain 3: Data dan Ketidakpastian

Di era informasi, kemampuan membaca dan menafsirkan data menjadi sangat vital. Domain ini melatih siswa untuk memahami data yang disajikan dalam berbagai format visual.

3.1. Membaca dan Menafsirkan Data

Siswa dihadapkan pada data dalam bentuk tabel, piktogram (diagram gambar), atau diagram batang, kemudian diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan data tersebut.

Contoh Soal 7 (Konteks Diagram Batang):

Perhatikan diagram batang berikut yang menunjukkan jumlah siswa di SD Tunas Harapan berdasarkan hobi mereka.

Hobi Siswa SD Tunas Harapan:

(Disajikan dalam bentuk diagram batang pada soal aslinya)

Berdasarkan diagram di atas, jawablah pertanyaan berikut:
a. Hobi apakah yang paling banyak diminati siswa?
b. Berapa selisih jumlah siswa yang hobi membaca dengan yang hobi menari?
c. Berapa total jumlah siswa di SD Tunas Harapan berdasarkan data tersebut?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Analisis Data dari Diagram:
    • Membaca: Batang menunjukkan angka 45.
    • Melukis: Batang menunjukkan angka 30.
    • Olahraga: Batang menunjukkan angka 60.
    • Musik: Batang menunjukkan angka 35.
    • Menari: Batang menunjukkan angka 20.
  2. Menjawab Pertanyaan (a):
    Hobi yang paling banyak diminati adalah yang memiliki batang tertinggi, yaitu Olahraga dengan 60 siswa.
  3. Menjawab Pertanyaan (b):
    Selisih adalah hasil pengurangan nilai yang lebih besar dengan yang lebih kecil.
    Jumlah siswa hobi membaca = 45
    Jumlah siswa hobi menari = 20
    Selisih = 45 - 20 = 25 siswa.
  4. Menjawab Pertanyaan (c):
    Total siswa adalah jumlah semua siswa dari setiap hobi.
    Total = 45 (Membaca) + 30 (Melukis) + 60 (Olahraga) + 35 (Musik) + 20 (Menari)
    Total = 190 siswa.

Jawaban:
a. Hobi yang paling diminati adalah Olahraga.
b. Selisihnya adalah 25 siswa.
c. Total jumlah siswa adalah 190 siswa.

Contoh Soal 8 (Konteks Tabel):

Tabel berikut menunjukkan data hasil panen jagung di Desa Makmur selama lima bulan.

Bulan Hasil Panen (Ton)
Januari 12,5
Februari 15
Maret 11,2
April 18
Mei 16,8

Berapa total hasil panen jagung dari bulan Februari hingga April?

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Identifikasi Data yang Diperlukan: Soal meminta total hasil panen dari bulan Februari, Maret, dan April.
  2. Ambil Data dari Tabel:
    • Februari: 15 ton
    • Maret: 11,2 ton
    • April: 18 ton
  3. Jumlahkan Data Tersebut: Total Panen = 15 + 11,2 + 18
    Untuk menjumlahkan desimal, sejajarkan komanya:
    15,0
    11,2
    18,0
    ----- +
    44,2

Jawaban: Total hasil panen dari Februari hingga April adalah 44,2 ton.

Domain 4: Aljabar (Tingkat Dasar)

Pada level kelas 5, aljabar diperkenalkan dalam bentuk yang sangat sederhana, yaitu melalui pengenalan pola gambar atau pola bilangan. Ini melatih kemampuan siswa untuk melihat keteraturan dan membuat prediksi.

4.1. Pola Bilangan Sederhana

Siswa diminta untuk mengidentifikasi aturan dari suatu barisan bilangan dan menentukan suku berikutnya.

Contoh Soal 9 (Konteks Pola Bilangan):

Perhatikan barisan bilangan berikut: 4, 9, 14, 19, ...
Tentukan dua bilangan berikutnya dalam barisan tersebut!

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Analisis Pola (Aturan): Kita perlu mencari hubungan antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya.
    • Dari 4 ke 9, selisihnya adalah 9 - 4 = 5.
    • Dari 9 ke 14, selisihnya adalah 14 - 9 = 5.
    • Dari 14 ke 19, selisihnya adalah 19 - 14 = 5.
    Kita menemukan bahwa polanya adalah "ditambah 5" untuk mendapatkan bilangan berikutnya.
  2. Tentukan Bilangan Berikutnya:
    • Bilangan setelah 19 adalah 19 + 5 = 24.
    • Bilangan setelah 24 adalah 24 + 5 = 29.

Jawaban: Dua bilangan berikutnya adalah 24 dan 29.

Ragam Bentuk Soal dalam ANBK Numerasi

Salah satu ciri khas ANBK adalah variasi bentuk soalnya. Siswa tidak hanya akan bertemu dengan soal pilihan ganda biasa. Memahami format soal akan sangat membantu saat pengerjaan.

1. Pilihan Ganda

Siswa memilih satu jawaban yang paling benar dari beberapa opsi yang tersedia. Contoh-contoh di atas sebagian besar bisa disajikan dalam format ini.

2. Pilihan Ganda Kompleks

Siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban yang benar dalam satu soal. Biasanya ada petunjuk seperti "Pilihlah dua pernyataan yang benar" atau dengan menggunakan kotak centang (checkbox).

Contoh Soal 10 (Pilihan Ganda Kompleks):

Sebuah persegi memiliki panjang sisi 10 cm. Berilah tanda centang (✓) pada semua pernyataan yang benar mengenai persegi tersebut.

[ ] Luasnya adalah 40 cm².
[ ] Kelilingnya adalah 40 cm.
[ ] Luasnya adalah 100 cm².
[ ] Kelilingnya adalah 100 cm.

Langkah-langkah Pembahasan:

  1. Hitung Luas Persegi:
    Rumus Luas = sisi × sisi
    Luas = 10 cm × 10 cm = 100 cm².
    Maka, pernyataan "Luasnya adalah 100 cm²" adalah BENAR.
  2. Hitung Keliling Persegi:
    Rumus Keliling = 4 × sisi
    Keliling = 4 × 10 cm = 40 cm.
    Maka, pernyataan "Kelilingnya adalah 40 cm" adalah BENAR.

Jawaban: Pernyataan yang harus dicentang adalah "Kelilingnya adalah 40 cm" dan "Luasnya adalah 100 cm²".

3. Menjodohkan

Siswa diminta untuk memasangkan pernyataan di kolom kiri dengan jawaban yang sesuai di kolom kanan.

4. Isian Singkat

Siswa harus mengetikkan jawaban singkat, biasanya berupa angka, kata, atau frasa pendek.

5. Uraian

Siswa harus menjelaskan jawaban mereka dalam bentuk kalimat, termasuk langkah-langkah pengerjaan. Ini menguji kemampuan penalaran dan komunikasi matematis.

Strategi Sukses Menghadapi ANBK Kelas 5 Matematika

Setelah memahami materi dan bentuk soal, berikut beberapa strategi yang dapat membantu dalam menghadapi ANBK numerasi:

ANBK kelas 5 matematika bukanlah ujian yang perlu ditakuti. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan kita dalam menggunakan matematika sebagai alat untuk berpikir logis dan menyelesaikan masalah. Dengan persiapan yang matang, pemahaman konsep yang kuat, dan strategi yang tepat, setiap siswa dapat menghadapinya dengan percaya diri dan meraih hasil yang optimal.

🏠 Homepage