Panduan Menyeluruh ANBK Kelas 8
Bab 1: Memahami Fondasi Asesmen Nasional
Dalam lanskap pendidikan modern, evaluasi belajar telah mengalami transformasi signifikan. Era ujian yang berfokus pada penguasaan konten mata pelajaran secara hafalan telah bergeser menuju asesmen yang lebih komprehensif, mengukur kompetensi mendasar yang diperlukan siswa untuk berhasil di berbagai aspek kehidupan. Di sinilah Asesmen Nasional (AN) hadir sebagai sebuah terobosan. AN bukanlah pengganti Ujian Nasional (UN) dengan fungsi yang sama. Sebaliknya, ia adalah alat pemetaan mutu sistem pendidikan secara holistik, mulai dari tingkat satuan pendidikan, daerah, hingga nasional. Pelaksanaannya menggunakan metode Berbasis Komputer, sehingga dikenal luas sebagai ANBK.
Salah satu jenjang krusial yang menjadi sampel dalam Asesmen Nasional adalah kelas 8. Penting untuk dipahami bahwa ANBK kelas 8 tidak bertujuan untuk menentukan kelulusan individu siswa atau menjadi syarat untuk naik ke kelas 9. Hasilnya tidak akan tertera di ijazah atau rapor sebagai nilai individu. Fungsi utamanya adalah diagnostik. Data yang terkumpul dari ANBK kelas 8 memberikan potret atau umpan balik yang sangat berharga bagi sekolah dan pemerintah untuk mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, partisipasi siswa kelas 8 dalam ANBK adalah kontribusi mereka untuk perbaikan mutu pendidikan di sekolahnya dan secara nasional.
Tiga Instrumen Utama dalam Asesmen Nasional
Asesmen Nasional tidak hanya terdiri dari satu jenis tes, melainkan tiga instrumen yang saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang utuh. Ketiga instrumen ini adalah:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM): Ini adalah komponen yang paling sering dibicarakan dan menjadi fokus utama persiapan banyak pihak. AKM dirancang untuk mengukur dua kompetensi mendasar yang bersifat lintas mata pelajaran, yaitu literasi membaca dan numerasi. Kompetensi ini dianggap sebagai fondasi bagi siswa untuk dapat belajar sepanjang hayat dan berkontribusi secara produktif di masyarakat.
- Survei Karakter: Instrumen ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar non-kognitif siswa. Survei Karakter menggali berbagai sikap, nilai, dan keyakinan yang mencerminkan karakter pelajar sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam survei ini; yang ada hanyalah cerminan diri siswa.
- Survei Lingkungan Belajar: Instrumen ini mengumpulkan informasi mengenai kualitas proses belajar-mengajar dan iklim sekolah yang mendukung pembelajaran. Survei ini diisi oleh siswa, guru, dan kepala sekolah. Tujuannya adalah untuk memahami faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti praktik pengajaran guru, dukungan sekolah, dan keamanan lingkungan belajar.
Dengan memahami ketiga komponen ini, kita dapat melihat bahwa ANBK kelas 8 jauh lebih luas daripada sekadar tes akademik. Ia adalah sebuah evaluasi sistemik yang melihat input (lingkungan belajar), proses (pembelajaran dan karakter), dan output (kompetensi literasi dan numerasi) pendidikan secara terpadu.
Bab 2: Menyelami Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
Asesmen Kompetensi Minimum, atau AKM, adalah jantung dari ANBK. Fokusnya pada literasi dan numerasi bukan tanpa alasan. Kedua kemampuan ini adalah "perkakas berpikir" fundamental yang memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dalam berbagai konteks, baik akademik maupun non-akademik. Mari kita bedah lebih dalam kedua komponen ini.
A. AKM Literasi Membaca: Lebih dari Sekadar Membaca
Literasi membaca dalam konteks AKM bukanlah kemampuan mengeja atau membaca teks dengan lancar semata. Definisi ini jauh lebih dalam, mencakup kemampuan untuk:
- Memahami: Mampu menangkap makna eksplisit dan implisit dari sebuah teks.
- Menggunakan: Mampu menerapkan informasi dari teks untuk tujuan tertentu.
- Mengevaluasi: Mampu menilai kredibilitas, kualitas tulisan, dan argumen dalam sebuah teks.
- Merefleksikan: Mampu menghubungkan isi teks dengan pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai pribadi untuk membentuk pemahaman yang lebih dalam.
Jenis Teks dalam AKM Literasi
Siswa akan dihadapkan pada dua jenis teks utama:
- Teks Informasi: Teks yang bertujuan untuk memberikan fakta, data, dan pengetahuan. Contohnya termasuk artikel berita, editorial, infografis, pengumuman, brosur, atau teks prosedur. Teks jenis ini menuntut siswa untuk dapat mengidentifikasi informasi penting, memahami hubungan sebab-akibat, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang disajikan.
- Teks Fiksi (Sastra): Teks yang bertujuan untuk menghibur, menyentuh emosi, dan memberikan pengalaman imajinatif. Contohnya termasuk cerita pendek, kutipan novel, puisi, atau drama. Dalam teks fiksi, siswa diuji kemampuannya untuk memahami karakter, alur, latar, tema, dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Tingkatan Proses Kognitif
Soal-soal AKM Literasi dirancang untuk mengukur tiga level kognitif:
- Menemukan Informasi: Ini adalah level paling dasar, di mana siswa diminta untuk menemukan informasi yang tersurat (eksplisit) maupun tersirat (implisit) dalam teks. Ini melibatkan kemampuan memindai (scanning) dan membaca pemahaman dasar.
- Menginterpretasi dan Mengintegrasikan: Level ini menuntut kemampuan yang lebih tinggi. Siswa harus mampu memahami makna tersembunyi, membuat simpulan, membandingkan beberapa informasi dalam satu atau beberapa teks, dan merangkai gagasan-gagasan menjadi satu pemahaman utuh.
- Mengevaluasi dan Merefleksi: Ini adalah level kognitif tertinggi. Siswa diharapkan mampu menilai kualitas dan keandalan sebuah teks, mengidentifikasi bias penulis, dan merefleksikan isi teks dengan menghubungkannya pada pengalaman atau pengetahuan pribadi. Misalnya, siswa mungkin diminta untuk menilai apakah argumen penulis didukung oleh bukti yang kuat.
B. AKM Numerasi: Matematika dalam Kehidupan Nyata
Serupa dengan literasi, numerasi bukanlah sekadar kemampuan berhitung atau menghafal rumus matematika. Numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah dalam berbagai konteks kehidupan nyata. Ini adalah tentang "melek matematika" di dunia yang penuh dengan data dan angka.
Konten dalam AKM Numerasi
Konten numerasi dalam ANBK kelas 8 mencakup beberapa domain utama yang relevan dengan kurikulum dan kehidupan sehari-hari:
- Bilangan: Meliputi pemahaman tentang representasi bilangan (pecahan, desimal, persen), sifat urutan, dan operasi hitung. Masalahnya seringkali disajikan dalam konteks seperti diskon belanja, perhitungan bunga sederhana, atau perbandingan data.
- Geometri dan Pengukuran: Melibatkan pemahaman tentang bangun datar dan ruang, serta kemampuan menggunakan konsep pengukuran (panjang, luas, volume, waktu, kecepatan) untuk memecahkan masalah praktis, seperti menghitung luas area yang akan dicat atau memperkirakan waktu tempuh perjalanan.
- Aljabar: Fokus pada pemahaman pola, relasi, dan fungsi. Siswa mungkin dihadapkan pada soal yang meminta mereka untuk mengidentifikasi pola barisan bilangan atau memahami hubungan antara dua variabel dalam sebuah grafik sederhana.
- Data dan Ketidakpastian: Ini adalah domain yang sangat relevan di era informasi. Siswa diuji kemampuannya untuk membaca, menginterpretasi, dan menganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram garis, atau diagram lingkaran. Ini juga mencakup pemahaman dasar tentang konsep peluang.
Tingkatan Proses Kognitif
Seperti literasi, soal numerasi juga memiliki tiga level kognitif:
- Pemahaman (Knowing): Melibatkan kemampuan untuk mengingat definisi, fakta, dan konsep dasar. Contohnya, mengetahui rumus luas persegi panjang atau bisa mengidentifikasi sumbu-x dan sumbu-y pada diagram Kartesius.
- Penerapan (Applying): Siswa harus mampu menerapkan konsep matematika yang telah dipelajari untuk menyelesaikan masalah rutin yang konteksnya sudah jelas. Contohnya, menghitung total biaya belanja setelah mendapatkan diskon.
- Penalaran (Reasoning): Ini adalah level tertinggi yang menuntut analisis, sintesis, dan evaluasi. Siswa dihadapkan pada masalah non-rutin yang memerlukan pemikiran logis, penyusunan strategi, dan justifikasi atas jawaban yang diberikan. Mereka mungkin perlu menggabungkan beberapa konsep matematika untuk sampai pada solusi.
Penting diingat, baik AKM Literasi maupun Numerasi, soal-soal akan disajikan dalam berbagai format, tidak hanya pilihan ganda. Siswa akan bertemu dengan soal pilihan ganda kompleks (jawaban benar lebih dari satu), menjodohkan, isian singkat, hingga uraian yang membutuhkan penjelasan.
Bab 3: Membedah Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar
Jika AKM mengukur kompetensi kognitif, maka dua survei lainnya—Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar—menggali aspek non-kognitif yang sama pentingnya dalam membentuk individu dan ekosistem pendidikan yang berkualitas.
A. Survei Karakter: Memotret Profil Pelajar Pancasila
Tujuan utama Survei Karakter adalah untuk memetakan perkembangan karakter siswa sebagai salah satu hasil penting dari proses pendidikan. Instrumen ini tidak menguji siswa dengan jawaban benar atau salah. Sebaliknya, ia menyajikan berbagai situasi atau pernyataan di mana siswa diminta untuk memberikan respons yang paling sesuai dengan apa yang mereka yakini atau biasa lakukan. Hasil survei ini memberikan gambaran tentang sejauh mana Profil Pelajar Pancasila telah terinternalisasi dalam diri siswa.
Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang Diukur:
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Mengukur akhlak pribadi, akhlak kepada manusia lain, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.
- Berkebinekaan Global: Mengukur kemampuan siswa untuk mengenal dan menghargai budaya lain, berkomunikasi secara interkultural, dan merefleksikan perbedaan budaya tanpa prasangka.
- Bergotong Royong: Mengukur kemampuan siswa untuk berkolaborasi, bekerja sama dalam tim, serta memiliki kepedulian dan kemauan untuk berbagi dengan sesama.
- Mandiri: Mengukur kesadaran diri, kemampuan mengatur diri (regulasi diri), dan memiliki inisiatif serta daya juang dalam menghadapi tantangan.
- Bernalar Kritis: Mengukur kemampuan untuk memperoleh dan memproses informasi secara objektif, menganalisis, mengevaluasi penalaran, merefleksikan pemikiran, dan mengambil keputusan yang tepat.
- Kreatif: Mengukur kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang orisinal, karya, dan tindakan yang inovatif, serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari solusi alternatif.
Hasil dari survei ini menjadi umpan balik berharga bagi sekolah untuk merancang program-program pengembangan karakter yang lebih efektif dan relevan bagi siswanya.
B. Survei Lingkungan Belajar: Mengukur Kesehatan Ekosistem Sekolah
Keberhasilan belajar siswa tidak terjadi di ruang hampa. Kualitas lingkungan belajar, baik fisik maupun psikologis, memainkan peran yang sangat besar. Survei Lingkungan Belajar bertujuan untuk memotret "kesehatan" ekosistem sekolah dari berbagai perspektif: siswa, guru, dan kepala sekolah.
Aspek-aspek yang Diukur dalam Survei Lingkungan Belajar:
Survei ini menggali informasi tentang berbagai aspek penting, antara lain:
- Iklim Keamanan Sekolah: Apakah siswa merasa aman secara fisik dan psikologis? Apakah ada kasus perundungan (bullying)? Bagaimana kebijakan sekolah terkait keamanan?
- Iklim Inklusivitas: Apakah sekolah menerima dan mendukung keberagaman siswa dari berbagai latar belakang (sosial, ekonomi, agama, fisik)? Apakah ada diskriminasi? - Dukungan terhadap Kebinekaan: Sejauh mana praktik-praktik di sekolah mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan dan menumbuhkan sikap toleransi?
- Kualitas Pembelajaran: Bagaimana persepsi siswa dan guru terhadap praktik pengajaran di kelas? Apakah pembelajaran berpusat pada siswa? Apakah guru memberikan umpan balik yang membangun?
- Refleksi dan Pengembangan Diri Guru: Apakah guru secara rutin merefleksikan praktik mengajarnya? Apakah sekolah menyediakan dukungan untuk pengembangan profesional guru?
- Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah: Sejauh mana kepala sekolah mampu memimpin dan mengelola program-program yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran?
Sama seperti Survei Karakter, tidak ada jawaban benar atau salah. Kejujuran dalam mengisi survei ini sangat penting, karena hasilnya akan menjadi dasar bagi sekolah untuk melakukan refleksi dan perbaikan berkelanjutan. Misalnya, jika hasil survei menunjukkan tingkat perundungan yang tinggi, sekolah dapat merancang program anti-perundungan yang lebih intensif.
Bab 4: Strategi Jitu Persiapan ANBK Kelas 8
Meskipun hasil ANBK kelas 8 tidak mempengaruhi nilai individu, persiapan yang baik tetap diperlukan. Persiapan ini bukan tentang bimbingan belajar intensif untuk menghafal materi, melainkan tentang membangun kebiasaan dan kompetensi yang diukur dalam asesmen. Persiapan ini melibatkan tiga pilar utama: siswa, orang tua, dan sekolah.
A. Strategi untuk Siswa
Fokus utama bagi siswa adalah mengubah cara belajar dari menghafal menjadi memahami dan bernalar.
1. Tingkatkan Kemampuan Literasi Secara Konsisten
- Perluas Bahan Bacaan: Jangan hanya membaca buku pelajaran. Bacalah artikel berita dari sumber terpercaya, cerita fiksi, biografi, artikel sains populer, atau bahkan komik informatif. Semakin beragam jenis teks yang dibaca, semakin terbiasa otak untuk memproses berbagai gaya penulisan dan struktur informasi.
- Latih Keterampilan Membaca Aktif: Saat membaca, jangan pasif. Ajukan pertanyaan pada diri sendiri: "Apa gagasan utama paragraf ini?", "Apa bukti yang mendukung argumen penulis?", "Apakah saya setuju dengan pandangan ini?". Buat catatan kecil atau garis bawahi poin-poin penting.
- Berlatih Menyimpulkan: Setelah selesai membaca sebuah artikel atau bab, coba ceritakan kembali isinya dengan bahasamu sendiri dalam beberapa kalimat. Ini melatih kemampuan menangkap esensi informasi.
2. Asah Kemampuan Numerasi dalam Keseharian
- Lihat Matematika di Sekitar Kita: Saat berbelanja, coba hitung total diskon. Saat memasak, perhatikan takaran dan rasio bahan. Saat membaca berita, perhatikan data statistik yang disajikan dalam grafik dan coba interpretasikan.
- Fokus pada Logika, Bukan Hanya Rumus: Ketika menghadapi soal matematika, jangan langsung panik mencari rumus. Coba pahami dulu masalahnya. Apa yang ditanyakan? Informasi apa yang sudah ada? Langkah logis apa yang bisa diambil untuk menyelesaikannya?
- Kerjakan Soal Cerita: Soal cerita adalah jembatan antara konsep matematika abstrak dan aplikasi dunia nyata. Memperbanyak latihan soal cerita akan sangat membantu dalam menghadapi soal-soal numerasi AKM.
3. Biasakan Diri dengan Antarmuka Digital
Karena ANBK berbasis komputer, keakraban dengan perangkat digital sangat penting. Latihlah kemampuan mengetik, menggunakan mouse (termasuk menggeser/drag-and-drop), dan bernavigasi di antara jendela atau tab. Manfaatkan simulasi atau gladi bersih yang sering disediakan oleh sekolah atau pemerintah melalui platform resmi Pusmendik untuk membiasakan diri dengan tampilan dan format soal ANBK.
4. Jaga Kesejahteraan Mental dan Fisik
Kecemasan bisa menghambat kemampuan berpikir jernih. Pahami bahwa ANBK bukanlah penentu nasib. Ini adalah kesempatan untuk memberikan yang terbaik. Pastikan cukup tidur, makan makanan bergizi, dan lakukan aktivitas fisik agar tubuh dan pikiran dalam kondisi prima saat hari pelaksanaan.
B. Peran Penting Orang Tua
Dukungan orang tua sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk berkembang secara kompetensi, bukan hanya nilai.
- Pahami Tujuan ANBK: Hal pertama dan terpenting adalah orang tua harus memahami bahwa ANBK bukan UN. Hilangkan tekanan pada anak untuk mendapatkan "skor tinggi". Jelaskan pada anak bahwa partisipasi mereka adalah untuk membantu sekolah menjadi lebih baik.
- Ciptakan Lingkungan Kaya Literasi: Sediakan akses mudah ke buku, majalah, atau koran di rumah. Jadikan kegiatan membaca sebagai kebiasaan keluarga. Diskusikan apa yang dibaca bersama anak untuk merangsang pemikiran kritis.
- Dorong Diskusi dan Penalaran: Saat menonton berita atau film bersama, ajak anak berdiskusi. Tanyakan pendapat mereka, minta mereka menjelaskan alasannya. Ini melatih kemampuan mengevaluasi informasi dan membentuk argumen.
- Dukung Komunikasi Terbuka dengan Sekolah: Hadiri pertemuan sosialisasi yang diadakan sekolah mengenai ANBK. Jalin komunikasi yang baik dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan dan kebutuhan anak.
C. Peran Strategis Guru dan Sekolah
Sekolah adalah ujung tombak dalam mempersiapkan siswa. Persiapan ini harus terintegrasi dalam pembelajaran sehari-hari, bukan program dadakan menjelang ANBK.
- Transformasi Metode Pembelajaran: Guru perlu beralih dari metode ceramah yang berpusat pada guru (teacher-centered) ke metode yang lebih interaktif dan berpusat pada siswa (student-centered). Gunakan metode seperti pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning) atau pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
- Integrasikan Soal Tipe AKM dalam Penilaian Harian: Jangan menunggu ANBK untuk mengenalkan soal-soal yang membutuhkan penalaran tingkat tinggi. Masukkan soal-soal pilihan ganda kompleks, menjodohkan, atau uraian yang menuntut analisis dalam ulangan harian atau tugas.
- Manfaatkan Beragam Sumber Belajar: Jangan terpaku pada satu buku teks. Gunakan artikel online, video dokumenter, infografis, dan data dari sumber-sumber otentik sebagai bahan ajar untuk membiasakan siswa dengan berbagai format informasi.
- Lakukan Sosialisasi yang Efektif: Sekolah bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman yang benar tentang ANBK kepada siswa dan orang tua untuk mengurangi miskonsepsi dan kecemasan yang tidak perlu.
Bab 5: Aspek Teknis dan Pelaksanaan di Hari H
Memahami aspek teknis pelaksanaan ANBK dapat membantu siswa merasa lebih tenang dan siap. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang pelaksanaan ANBK kelas 8.
Mode Pelaksanaan
ANBK dapat dilaksanakan dalam dua mode, tergantung kesiapan infrastruktur masing-masing sekolah:
- Mode Online Penuh: Sekolah harus memiliki komputer klien dalam jumlah yang memadai dan koneksi internet yang stabil dan kuat. Seluruh data dikirim langsung ke server pusat secara real-time.
- Mode Semi-Online: Sekolah menyediakan komputer klien, namun tidak memerlukan koneksi internet yang super cepat di setiap klien. Cukup satu komputer server di sekolah yang terhubung ke internet untuk melakukan sinkronisasi data dengan server pusat sebelum dan sesudah tes.
Siswa tidak perlu khawatir tentang mode mana yang digunakan, karena secara teknis di level pengguna (siswa), antarmukanya akan terlihat sama. Ini lebih merupakan urusan teknis bagi proktor dan teknisi sekolah.
Jadwal dan Alokasi Waktu
Pelaksanaan ANBK untuk jenjang SMP biasanya dibagi menjadi dua hari. Struktur umumnya adalah sebagai berikut:
- Hari Pertama:
- Sesi 1: Latihan Soal (Waktu singkat untuk familiarisasi).
- Sesi 2: Tes Literasi Membaca.
- Sesi 3: Survei Karakter.
- Hari Kedua:
- Sesi 1: Latihan Soal.
- Sesi 2: Tes Numerasi.
- Sesi 3: Survei Lingkungan Belajar.
Setiap sesi memiliki alokasi waktu yang telah ditentukan. Sangat penting bagi siswa untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan memperhatikan instruksi dari proktor (pengawas).
Tips Saat Hari Pelaksanaan
- Datang Lebih Awal: Pastikan tiba di sekolah lebih awal dari jadwal untuk menghindari ketergesa-gesaan. Ini memberikan waktu untuk menenangkan diri.
- Sarapan yang Cukup: Jangan mengikuti asesmen dengan perut kosong. Energi yang cukup akan membantu konsentrasi.
- Dengarkan Instruksi Proktor dengan Saksama: Sebelum tes dimulai, proktor akan memberikan arahan teknis, termasuk cara login dan aturan selama tes. Perhatikan baik-baik.
- Baca Soal dengan Teliti: Jangan terburu-buru menjawab. Pahami apa yang diminta oleh setiap soal, terutama pada soal-soal dengan stimulus (teks atau grafik) yang panjang.
- Manajemen Waktu: Perhatikan sisa waktu yang ditampilkan di layar. Jika menemukan soal yang sangat sulit, jangan terpaku terlalu lama. Tandai soal tersebut dan lanjutkan ke soal berikutnya. Kamu bisa kembali lagi jika masih ada waktu.
- Tetap Tenang Jika Terjadi Kendala Teknis: Jika komputer tiba-tiba macet atau ada masalah lain, jangan panik. Angkat tangan dan beri tahu proktor. Mereka sudah dilatih untuk menangani situasi semacam ini. Jawaban yang sudah kamu simpan biasanya aman dan tidak akan hilang.
Kesimpulan: ANBK Sebagai Langkah Maju Pendidikan
Pada akhirnya, ANBK kelas 8 harus dipandang bukan sebagai beban atau ancaman, melainkan sebagai sebuah kesempatan kolektif. Bagi siswa, ini adalah kesempatan untuk melatih dan menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang akan sangat berguna di masa depan. Bagi sekolah, ini adalah cermin untuk refleksi dan perbaikan berkelanjutan. Dan bagi bangsa, ini adalah alat ukur yang valid untuk memastikan bahwa sistem pendidikan kita bergerak ke arah yang benar—menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga cakap dalam bernalar, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Fokus pada pengembangan kompetensi literasi, numerasi, dan karakter adalah investasi jangka panjang yang hasilnya akan dirasakan jauh melampaui ruang kelas. Dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang benar, ANBK dapat menjadi katalisator positif bagi transformasi pendidikan Indonesia yang lebih baik.