Bandungan, sebuah kawasan dataran tinggi yang terletak di kaki Gunung Ungaran, Jawa Tengah, menawarkan udara sejuk nan segar serta panorama alam yang memukau. Kawasan ini bukan hanya magnet bagi para pencari ketenangan dari hiruk pikuk kota, tetapi juga merupakan gerbang menuju salah satu peninggalan sejarah keagamaan terpenting di Jawa: Candi Gedong Songo. Kombinasi antara kesejukan alam pegunungan dan aura mistis peninggalan masa lalu menjadikan Bandungan destinasi yang wajib dikunjungi.
Akses menuju Bandungan sendiri sudah merupakan bagian dari petualangan. Semakin tinggi Anda mendaki, suhu udara akan semakin menurun, menyuguhkan pengalaman berkendara yang menyenangkan melewati perkebunan teh yang hijau membentang luas. Hamparan hijau perkebunan ini memberikan kontras yang indah dengan birunya langit, menciptakan latar belakang sempurna untuk fotografi.
Udara pegunungan di Bandungan sering kali diselimuti kabut tipis di pagi hari, menambah kesan romantis dan damai. Banyak tersedia vila, penginapan, hingga area perkemahan yang memanfaatkan atmosfer sejuk ini. Keberadaan Rawa Pening yang terlihat samar dari kejauhan menambah dimensi visual lanskap Bandungan. Ketenangan di sini sangat cocok untuk melepas penat dan memulihkan energi jiwa.
Puncak dari kunjungan ke Bandungan tak diragukan lagi adalah Candi Gedong Songo. Candi ini merupakan kompleks percandian Hindu tertua di Jawa Tengah, diperkirakan dibangun pada abad ke-8 atau ke-9 Masehi, pada masa Wangsa Syailendra. Nama "Gedong Songo" sendiri berarti "Sembilan Bangunan" dalam bahasa Jawa, merujuk pada jumlah candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran.
Kompleks candi ini terbagi menjadi sembilan kelompok candi (sembilan candi utama dan beberapa candi pendamping). Uniknya, candi-candi ini tidak berada dalam satu hamparan rapi seperti Borobudur, melainkan tersebar di beberapa titik pada ketinggian yang berbeda. Hal ini memberikan tantangan sekaligus kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati berbagai sudut pandang menawan. Candi terluar berada di ketinggian sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, sementara candi terdalam mencapai sekitar 1.350 meter.
Setiap candi memiliki ciri khasnya masing-masing, namun secara umum, arsitektur Gedong Songo menunjukkan pengaruh kuat dari budaya India, terlihat dari bentuk stupa dan relief dewa-dewi Hindu. Mayoritas relief yang masih tersisa menggambarkan tokoh-tokoh seperti Dewa Siwa, Wisnu, Brahma, hingga tokoh Mahayana. Keberadaan candi-candi yang tersebar ini menyiratkan bahwa situs ini mungkin digunakan sebagai tempat ritual keagamaan yang melibatkan prosesi mendaki dan meditasi.
Untuk mencapai beberapa candi di bagian atas, pengunjung perlu berjalan kaki menanjak cukup curam. Namun, setiap langkah terasa terbayar lunas ketika tiba di lokasi candi. Dari titik-titik tertinggi, pemandangan lembah di bawahnya sangat spektakuler, memperlihatkan hamparan permukiman dan perbukitan hijau yang membentang sejauh mata memandang. Pada hari yang cerah, bahkan siluet beberapa gunung lain di Jawa Tengah dapat terlihat.
Meskipun telah berusia lebih dari seribu tahun, upaya konservasi terus dilakukan untuk menjaga keaslian struktur batu andesit Candi Gedong Songo. Perawatan yang berkelanjutan sangat penting mengingat kondisi geografisnya yang berada di dataran tinggi, rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem. Pengunjung diajak untuk turut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan tidak merusak peninggalan berharga ini.
Mengunjungi Bandungan dan Candi Gedong Songo adalah sebuah paket perjalanan holistik: memulai hari dengan menyambut mentari pagi di ketinggian Bandungan, menghirup udara segar perkebunan, dan mengakhiri eksplorasi dengan menyelami lapisan sejarah peradaban kuno yang megah di kompleks percandian. Ini adalah destinasi yang menawarkan ketenangan spiritual, keindahan alam, dan kekayaan arkeologi dalam satu lokasi menawan.