Teori Big Bang Big Bang adalah model kosmologis yang dominan menjelaskan asal-usul dan evolusi awal alam semesta. Konsep ini bukanlah tentang ledakan di dalam ruang yang sudah ada, melainkan tentang perluasan ruang itu sendiri dari keadaan yang sangat panas, padat, dan tunggal. Pemahaman mengenai Big Bang telah mengubah cara pandang kita terhadap kosmos dari waktu ke waktu.
Frasa "Big Bang" pertama kali digunakan secara sarkastik oleh astronom Fred Hoyle dalam siaran BBC Radio pada tahun 1949, yang lebih mendukung teori alam semesta yang kekal (steady state). Namun, nama tersebut melekat. Inti dari teori Big Bang adalah bahwa sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu, seluruh materi dan energi di alam semesta yang teramati terkonsentrasi dalam volume yang sangat kecil, sebuah singularitas. Pada saat itu, suhu dan kepadatan tak terhingga. Momen terciptanya waktu dan ruang itulah yang kita sebut awal dari Big Bang.
Proses perkembangan alam semesta setelah momen awal sangatlah dinamis. Dalam sepersekian detik pertama, alam semesta mengalami periode yang disebut Inflasi Kosmik. Selama Inflasi, ruang mengembang secara eksponensial, jauh lebih cepat daripada kecepatan cahaya (meskipun ini tidak melanggar relativitas karena yang bergerak adalah ruangnya, bukan materi di dalamnya).
Setelah inflasi mereda, alam semesta tetap sangat panas dan padat, dipenuhi oleh plasma kuark-gluon. Seiring ekspansi berlanjut, suhu mulai turun. Sekitar satu mikrodetik setelah Big Bang, suhu memungkinkan kuark untuk bergabung membentuk proton dan neutron. Ini adalah masa pembentukan partikel fundamental yang kita kenal.
Sekitar tiga menit setelah Big Bang, suhu telah cukup rendah (sekitar satu miliar derajat Celsius) untuk memungkinkan fusi nuklir terjadi. Proses ini, yang dikenal sebagai nukleosintesis Big Bang, menghasilkan inti atom ringan pertama: sebagian besar hidrogen dan helium, dengan sedikit litium. Proporsi ini sangat sesuai dengan yang kita amati di alam semesta hari ini, menjadi salah satu bukti kuat teori Big Bang.
Teori Big Bang tidak hanya sekadar ide; ia didukung oleh observasi ilmiah yang kuat. Tiga pilar utama yang menopang model ini adalah:
Meskipun teori Big Bang sangat sukses, ia tidak menjawab semua pertanyaan. Salah satu misteri terbesar adalah apa yang terjadi *tepat* pada saat T=0, atau apa yang memicu ekspansi awal tersebut. Selain itu, sebagian besar massa dan energi di alam semesta tidak dapat diamati secara langsung; ini dikenal sebagai materi gelap dan energi gelap. Energi gelap, khususnya, dianggap bertanggung jawab atas percepatan ekspansi alam semesta saat ini—sebuah perkembangan yang mengejutkan pasca-era Big Bang. Penelitian terus berlanjut untuk menyatukan fisika kuantum dengan relativitas umum untuk memahami momen pertama alam semesta secara utuh. Teori Big Bang Big Bang terus menjadi kerangka kerja fundamental untuk kosmologi modern.
— Akhir Artikel —