Contoh Penilaian Afektif Kurikulum 2013 SD

Penilaian afektif merupakan salah satu komponen penting dalam Kurikulum 2013 (K-13) untuk Sekolah Dasar (SD). Berbeda dengan penilaian kognitif yang mengukur pengetahuan atau psikomotorik yang mengukur keterampilan, penilaian afektif berfokus pada aspek sikap, nilai, dan karakter siswa. Dalam konteks K-13, sikap dinilai secara holistik melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan jurnal harian.

Aspek afektif ini sangat krusial karena membentuk dasar perilaku sosial dan moral anak di kemudian hari. Guru dituntut untuk mampu mengamati secara cermat dan mendokumentasikan perkembangan sikap siswa secara objektif, bukan hanya berdasarkan kesan subjektif sesaat.

Ilustrasi Penilaian Sikap dan Karakter Siswa Guru Siswa A Siswa B Observasi Sikap

Komponen Sikap dalam Penilaian Afektif

Penilaian afektif dalam K-13 SD umumnya mencakup tiga ranah utama yang sering dikaitkan dengan nilai-nilai karakter:

Teknik dan Instrumen Penilaian Afektif

Agar penilaian afektif K-13 SD dapat dipertanggungjawabkan, guru harus menggunakan teknik pengumpulan data yang sistematis. Berikut adalah instrumen yang umum digunakan:

Teknik Penilaian Deskripsi Singkat Contoh Indikator yang Dinilai
Observasi (Jurnal Harian) Pengamatan langsung terhadap perilaku siswa selama proses KBM. Kerjasama saat kerja kelompok, ketepatan waktu mengumpulkan tugas.
Penilaian Diri (Self-Assessment) Siswa menilai sikapnya sendiri secara jujur. "Saya sudah mencoba menyelesaikan masalah sendiri sebelum meminta bantuan."
Penilaian Teman Sebaya (Peer Assessment) Siswa diminta menilai sikap teman sebayanya. "Apakah Andi sering membantu teman yang kesulitan?"
Catatan Insiden Pencatatan kejadian spesifik (positif atau negatif) yang menunjukkan sikap menonjol. Mencatat ketika seorang siswa dengan sukarela membersihkan tumpahan minuman tanpa disuruh.

Contoh Lembar Observasi Penilaian Afektif

Berikut adalah contoh format sederhana yang sering digunakan guru dalam membuat contoh penilaian afektif Kurikulum 2013 SD untuk aspek Tanggung Jawab:

Mata Pelajaran: Tematik Terpadu
Topik: Lingkungan Bersih

No. Nama Siswa Indikator Sikap (Tanggung Jawab) Skala Penilaian (1-4) Catatan
1. Budi Santoso Melaksanakan tugas piket sesuai jadwal tanpa diingatkan. 4 Sangat konsisten dalam piket kebersihan kelas.
2. Citra Dewi Mengembalikan alat yang digunakan setelah selesai praktikum. 3 Kadang perlu diingatkan untuk menyimpan peralatan seni.
3. Dimas Putra Meminta izin sebelum meninggalkan kelas saat jam pelajaran. 4 Selalu menunjukkan kedewasaan dalam meminta izin.

Interpretasi Nilai Afektif

Skala penilaian yang umum digunakan dalam observasi adalah skala 1 sampai 4, di mana:

Guru kemudian merekapitulasi data dari berbagai instrumen dan mengolahnya menjadi predikat kualitatif, misalnya: Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau Perlu Bimbingan (PB). Penting diingat bahwa predikat akhir sikap harus didukung oleh minimal dua jenis instrumen yang berbeda (misalnya observasi dan penilaian diri).

Tantangan dalam Penilaian Afektif

Meskipun penting, penilaian afektif sering menjadi tantangan. Sikap adalah hal yang dinamis dan situasional. Guru harus memastikan bahwa observasi dilakukan dalam berbagai konteks, bukan hanya saat kondisi "ideal" di kelas. Selain itu, objektivitas adalah kunci. Penilaian harus berlandaskan pada bukti perilaku konkret yang tercatat, bukan hanya asumsi atau generalisasi emosional terhadap siswa tertentu.

Dengan penerapan yang tepat, contoh penilaian afektif Kurikulum 2013 SD ini membantu sekolah menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mengejar kecerdasan akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang luhur pada generasi penerus bangsa.

🏠 Homepage