Memahami Dajjal: Puncak Ujian Iman di Akhir Zaman

ك ا ف ر

Ilustrasi simbolis mata Dajjal sebagai representasi fitnah akhir zaman Ilustrasi simbolis mata Dajjal sebagai representasi fitnah akhir zaman

Pengantar: Siapakah Sosok Dajjal?

Dalam eskatologi Islam, Dajjal adalah sebuah nama yang membangkitkan perasaan ngeri, waspada, dan menjadi simbol ujian keimanan terbesar yang akan dihadapi umat manusia sebelum datangnya hari kiamat. Ia bukanlah sekadar mitos atau legenda, melainkan sebuah realitas gaib yang kemunculannya telah dikabarkan secara rinci dalam berbagai riwayat hadis. Dajjal, secara harfiah, berasal dari kata Arab "dajala" yang berarti menutupi, berbohong, atau mencampuradukkan. Nama ini sangat sesuai dengan misinya: menutupi kebenaran dengan kebatilan, mengaburkan batas antara hak dan yang salah, dan menyajikan ilusi sebagai kenyataan.

Ia digambarkan sebagai Al-Masih Ad-Dajjal, atau "Al-Masih Palsu", sebuah antitesis dari Al-Masih sejati, yaitu Nabi Isa Al-Masih (Yesus). Jika Nabi Isa datang dengan mukjizat yang membuktikan kebesaran Allah, Dajjal datang dengan sihir dan tipu daya luar biasa yang ia gunakan untuk mengklaim ketuhanan. Kemunculannya bukan sekadar fenomena biasa, melainkan puncak dari segala fitnah (ujian, cobaan, dan kekacauan) yang pernah ada sejak penciptaan manusia hingga hari akhir. Besarnya fitnah ini begitu dahsyat sehingga setiap nabi, sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, telah memperingatkan umatnya tentang bahaya Dajjal, meskipun ia baru akan muncul di akhir zaman. Ini menunjukkan universalitas dan tingkat keseriusan ancaman yang ia representasikan. Memahami Dajjal adalah sebuah keharusan bagi setiap Muslim, bukan untuk menimbulkan ketakutan yang melumpuhkan, tetapi untuk membangun benteng keimanan yang kokoh, mempersiapkan diri secara spiritual, dan mengetahui cara berlindung dari tipu dayanya yang mematikan.

Etimologi dan Makna Dajjal

Membedah makna di balik sebuah nama sering kali membuka pintu pemahaman yang lebih dalam terhadap esensi yang diwakilinya. Demikian pula dengan istilah "Dajjal". Kata ini berakar dari bahasa Arab, dari akar kata (د-ج-ل) D-J-L. Dalam kamus-kamus Arab klasik, kata "dajala" memiliki beberapa lapisan makna yang saling berkaitan dan semuanya secara akurat menggambarkan sifat dan tindakan sosok ini.

Makna pertama dan paling utama adalah "menutupi" atau "melapisi". Seekor unta yang dilapisi ter (aspal cair) untuk mengobati penyakit kulit disebut "unta mudajjal". Dalam konteks ini, Dajjal adalah sosok yang menutupi kebenaran dengan kebohongan. Ia melapisi kekufuran dengan tampilan yang tampak seperti keajaiban ilahi. Ia menyamarkan nerakanya sebagai surga dan surganya sebagai neraka. Ia adalah ahli kamuflase spiritual, yang membuat kebatilan tampak begitu indah dan memikat, sementara kebenaran yang sejati tampak sulit dan tidak menarik.

Makna kedua adalah "pembohong besar" atau "pendusta ulung". Kata "Dajjal" sendiri merupakan bentuk superlatif (sighah mubalaghah), yang berarti ia bukan sekadar pembohong biasa, tetapi pembohong paling puncak, paling ahli, dan paling meyakinkan. Kebohongannya bukanlah dusta kecil yang mudah terdeteksi, melainkan sebuah sistem kebohongan komprehensif yang didukung oleh kekuatan-kekuatan luar biasa yang akan membuat orang paling cerdas sekalipun bisa terperdaya. Klaim terbesarnya, yaitu mengaku sebagai Tuhan, adalah puncak dari segala kebohongan yang pernah ada.

Makna ketiga adalah "berkelana ke seluruh penjuru bumi". Orang yang sering bepergian menjelajahi berbagai negeri juga bisa disebut "dajjal". Makna ini sangat relevan karena riwayat menyebutkan bahwa Dajjal akan menjelajahi seluruh bumi dalam waktu yang sangat singkat, memasuki setiap kota dan desa untuk menyebarkan fitnahnya, kecuali dua kota suci, Makkah dan Madinah, yang akan dijaga oleh para malaikat. Kecepatannya yang luar biasa ini menjadi salah satu dari kemampuannya yang menakjubkan.

Julukannya sebagai "Al-Masih Ad-Dajjal" juga mengandung makna penting. Kata "Masih" bisa berarti "yang mengusap" (dari kata masaha) atau "yang diusap". Nabi Isa disebut Al-Masih karena dengan izin Allah ia dapat mengusap orang sakit dan menyembuhkannya. Sebaliknya, Dajjal disebut "Al-Masih" karena salah satu matanya terhapus atau buta ('ainuhu mamsuha), seolah-olah telah "diusap" hingga rata. Perbedaan ini adalah kontras tajam antara mukjizat sejati yang membawa kebaikan dan cacat fisik yang menandakan kepalsuan dan kejahatan.

Ciri-Ciri Fisik Dajjal yang Disebutkan dalam Riwayat

Deskripsi fisik Dajjal telah dijelaskan secara terperinci dalam banyak hadis shahih. Tujuannya bukan untuk membuat kita fokus pada penampilannya, melainkan untuk memberikan tanda-tanda yang jelas agar orang-orang beriman dapat mengenalinya dan tidak tertipu. Ciri-ciri ini adalah penanda kepalsuannya yang paling nyata, sebuah kelemahan yang tidak bisa ia sembunyikan di balik semua kekuatan sihirnya.

1. Cacat pada Mata

Ini adalah ciri yang paling sering disebutkan dan paling menonjol. Semua riwayat sepakat bahwa Dajjal itu buta sebelah matanya (a'war). Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam deskripsi mata mana yang buta dan bagaimana bentuknya. Sebagian riwayat menyebutkan mata kanannya buta dan rata, seolah-olah terhapus. Riwayat lain menggambarkannya seperti buah anggur yang menonjol keluar. Perbedaan ini bisa jadi merujuk pada dua hal: satu mata benar-benar buta dan tidak berfungsi, sementara mata yang lainnya cacat dan terlihat mengerikan. Intinya adalah, matanya tidak sempurna.

Cacat ini merupakan ironi terbesar. Sosok yang mengaku sebagai Tuhan Yang Maha Sempurna ternyata memiliki cacat fisik yang sangat jelas dan tidak bisa ia perbaiki. Ini adalah bukti nyata bagi orang yang berpikir bahwa ia tidak mungkin Tuhan, karena Tuhan tidak memiliki kekurangan sedikit pun.

2. Tulisan "Kafir" di Keningnya

Di antara kedua matanya, tepatnya di kening, akan terdapat tulisan yang terdiri dari tiga huruf Arab: Kaf (ك), Fa (ف), Ra (ر). Tulisan ini membentuk kata "Kafir". Keajaiban dari tanda ini adalah ia dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik yang bisa membaca (melek huruf) maupun yang tidak bisa membaca (buta huruf). Sebaliknya, orang-orang kafir atau mereka yang imannya telah goyah tidak akan bisa melihatnya, meskipun mereka adalah orang-orang paling terpelajar di dunia. Ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk melihat kebenaran ini bukanlah berdasarkan kemampuan intelektual, melainkan berdasarkan cahaya iman (nur) di dalam hati seseorang. Tanda ini adalah filter spiritual yang memisahkan antara pengikut kebenaran dan pengikut kebatilan.

3. Postur dan Penampilan Umum

Riwayat menggambarkannya sebagai seorang pemuda yang berpostur tegap, besar, dan kemerah-merahan kulitnya. Rambutnya digambarkan sangat keriting dan lebat, seolah-olah seperti dahan pohon yang rimbun. Postur tubuhnya yang kuat dan penampilannya yang unik ini akan membuatnya mudah dikenali di antara kerumunan. Namun, jangan sampai penampilan fisiknya yang kuat ini menipu, karena di balik itu semua terdapat kepalsuan yang mendalam.

4. Tidak Memiliki Keturunan

Salah satu ciri lain yang disebutkan adalah Dajjal itu mandul, ia tidak akan memiliki anak. Lagi-lagi, ini adalah sebuah kekurangan yang kontras dengan klaim ketuhanannya. Tuhan adalah Pencipta, sementara Dajjal bahkan tidak mampu menghasilkan keturunan untuk dirinya sendiri. Setiap ciri fisiknya, jika direnungkan, adalah bantahan telak terhadap semua klaimnya.

Kombinasi dari semua ciri ini—mata yang cacat, tulisan "Kafir" di dahi, rambut keriting lebat, dan postur tubuh yang besar—menjadi semacam "kode identifikasi" yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya agar mereka tidak tersesat. Ini adalah rahmat Allah di tengah-tengah ujian yang begitu dahsyat.

Kemampuan Luar Biasa: Sihir dan Tipu Daya Dajjal

Fitnah Dajjal disebut sebagai yang terbesar bukan tanpa alasan. Ia akan diberi izin oleh Allah untuk menunjukkan kemampuan-kemampuan luar biasa yang menyerupai mukjizat, namun pada hakikatnya adalah sihir dan ilusi tingkat tinggi. Kemampuan inilah yang akan menjadi alat utamanya untuk menipu umat manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam kekafiran.

1. Surga dan Neraka Miliknya

Dajjal akan datang dengan membawa sesuatu yang ia sebut sebagai surga dan neraka. Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa apa yang terlihat seperti surga—dengan sungai yang mengalir, taman yang indah, dan segala kenikmatan—pada hakikatnya adalah neraka Allah yang membakar. Sebaliknya, apa yang ia tunjukkan sebagai neraka—dengan api yang berkobar dan pemandangan mengerikan—pada hakikatnya adalah surga Allah yang sejuk dan damai. Ini adalah ujian keimanan yang paling fundamental. Orang-orang yang tergiur oleh kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh "surga" Dajjal akan terjerumus ke dalam azab yang abadi. Sementara mereka yang berani dan tabah untuk "memasuki" neraka Dajjal, dengan berserah diri kepada Allah, justru akan menemukan keselamatan dan kesejukan. Ujian ini mengajarkan kita bahwa kebenaran sering kali tersembunyi di balik sesuatu yang tampak sulit dan menyakitkan, sementara kebatilan sering kali membungkus dirinya dengan kenikmatan duniawi yang menipu.

2. Mengendalikan Cuaca dan Sumber Daya Alam

Salah satu kekuatan Dajjal yang paling efektif adalah kemampuannya untuk mengendalikan elemen alam. Ia bisa memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Ia akan mendatangi suatu kaum, mengajak mereka untuk beriman kepadanya. Jika mereka beriman, ia akan membuat hujan turun di negeri mereka, tanaman tumbuh subur, dan hewan ternak mereka menjadi gemuk dan menghasilkan banyak susu. Kehidupan mereka akan diliputi kemakmuran materi yang luar biasa.

Sebaliknya, jika ia mendatangi kaum lain dan mereka menolaknya, ia akan meninggalkan mereka dalam keadaan sengsara. Langit akan berhenti menurunkan hujan, bumi menjadi tandus, dan mereka akan mengalami kelaparan serta paceklik yang hebat. Ini adalah bentuk intimidasi dan iming-iming yang sangat kuat. Di zaman ketika manusia diuji dengan kesulitan ekonomi dan krisis pangan, tawaran kemakmuran instan dari Dajjal akan menjadi godaan yang sangat sulit untuk ditolak, kecuali bagi mereka yang keyakinannya kepada Allah sebagai satu-satunya Pemberi Rezeki sudah mendarah daging.

3. Mengeluarkan Harta Karun dari Bumi

Dajjal memiliki kemampuan untuk memerintahkan bumi mengeluarkan harta terpendamnya. Diriwayatkan bahwa harta karun akan mengikutinya seperti sekelompok lebah mengikuti ratunya. Bayangkan, di tengah krisis dan kemiskinan, muncul seseorang yang bisa menunjukkan lokasi emas, perak, dan kekayaan tak terhingga. Manusia yang hatinya terpaut pada dunia akan dengan mudah terpesona dan tunduk kepadanya, menganggapnya sebagai juru selamat yang akan mengakhiri semua penderitaan ekonomi mereka. Ujian ini menargetkan salah satu kelemahan terbesar manusia: cinta terhadap harta dunia.

4. Menghidupkan Orang Mati (Secara Ilusi)

Ini mungkin adalah tipu daya Dajjal yang paling spektakuler dan paling meyakinkan. Untuk membuktikan klaim ketuhanannya, ia akan memanggil seorang pemuda beriman yang kuat, lalu membelahnya menjadi dua dengan pedang. Ia akan berjalan di antara dua potongan tubuh itu, lalu berkata, "Bangkitlah!" Dengan izin Allah (sebagai ujian), pemuda itu akan bangkit kembali dalam keadaan hidup dan tersenyum.

Bagi orang yang menyaksikannya, ini tampak seperti bukti ketuhanan yang tak terbantahkan. Namun, bagi pemuda itu sendiri, keimanannya justru semakin bertambah. Ketika Dajjal bertanya, "Apakah sekarang kau beriman kepadaku?" Pemuda itu dengan tegas akan menjawab, "Aku justru semakin yakin bahwa engkaulah Dajjal yang telah diperingatkan oleh Rasulullah!" Setelah itu, Dajjal tidak akan mampu lagi membunuhnya atau melakukan hal serupa. Peristiwa ini adalah puncak dari tipu dayanya. Perlu dipahami bahwa ini bukanlah penciptaan kehidupan yang sejati, melainkan sebuah sihir besar yang dibantu oleh para setan yang bekerja untuknya, yang mampu menciptakan ilusi yang sangat nyata bagi mata manusia.

5. Kecepatan Bergerak yang Luar Biasa

Dajjal akan bergerak di muka bumi dengan kecepatan yang sangat tinggi, diibaratkan seperti hujan yang ditiup angin kencang. Dalam waktu 40 hari, ia akan menjelajahi hampir seluruh penjuru dunia. Kecepatannya ini memungkinkannya menyebarkan fitnah dalam skala global dalam waktu yang sangat singkat, tidak memberikan kesempatan bagi manusia untuk berpikir jernih atau berkonsolidasi.

Kronologi Kemunculan Dajjal

Kemunculan Dajjal bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba tanpa pertanda. Ia adalah bagian dari serangkaian peristiwa besar (tanda-tanda kiamat kubra) yang menandai akhir dari sejarah dunia. Memahami urutan kemunculannya membantu kita menempatkan peristiwa ini dalam konteks yang lebih luas.

Tanda-Tanda Sebelum Kemunculannya

Sebelum Dajjal dilepaskan, dunia akan berada dalam kondisi kekacauan yang parah. Beberapa kondisi yang disebutkan sebagai pendahulu kemunculannya antara lain:

Lokasi Kemunculan

Dajjal akan muncul dari arah Timur, lebih spesifik lagi dari sebuah tempat bernama Khurasan (wilayah yang secara historis mencakup sebagian Iran, Afghanistan, dan Asia Tengah saat ini). Dari sana, ia akan memulai perjalanannya untuk menyebarkan fitnah ke seluruh dunia.

Masa Berkuasa di Muka Bumi

Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari. Namun, 40 hari ini bukanlah hari-hari biasa. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Relativitas waktu ini merupakan sebuah keajaiban dan ujian tersendiri. Para sahabat pernah bertanya kepada Nabi bagaimana mereka harus melaksanakan shalat pada hari-hari yang sangat panjang itu. Nabi menjawab agar mereka memperkirakan waktunya sebagaimana mereka memperkirakan di hari biasa. Ini menunjukkan bahwa syariat Islam tetap berlaku bahkan dalam kondisi paling aneh sekalipun.

Para Pengikut Dajjal

Siapakah yang akan menjadi pengikut setia Dajjal? Hadis telah memberikan gambaran yang jelas mengenai kelompok-kelompok yang paling rentan terhadap fitnahnya. Mereka adalah orang-orang yang imannya lemah, hatinya condong pada dunia, atau memiliki latar belakang ideologi yang sejalan dengan misi Dajjal.

1. Yahudi dari Isfahan

Kelompok pertama dan terbesar yang akan menjadi pengikut Dajjal adalah kaum Yahudi. Secara spesifik disebutkan bahwa 70.000 orang Yahudi dari kota Isfahan (sebuah kota di Iran) akan menjadi pasukan inti dan pengikut setianya. Mereka akan menyambutnya sebagai mesias yang mereka tunggu-tunggu, sang raja penyelamat yang akan memberikan mereka kekuasaan di muka bumi. Mereka akan mengenakan jubah tebal yang disebut "thayalisah".

2. Orang-orang dengan Iman yang Lemah

Banyak dari kalangan umat Islam yang imannya hanya di lisan, yang hatinya kosong dari keyakinan yang sejati, akan mudah terpedaya. Mereka yang selama ini hidupnya hanya mengejar materi, kekuasaan, dan kenikmatan duniawi akan melihat Dajjal sebagai perwujudan dari semua impian mereka. Kemampuannya memberikan kekayaan dan kemakmuran akan menjadi daya tarik yang tak bisa mereka tolak.

3. Kaum Wanita

Riwayat menyebutkan bahwa kaum wanita akan menjadi salah satu kelompok yang paling banyak menjadi pengikutnya. Fitnah Dajjal begitu kuatnya sehingga seorang pria harus pulang ke rumahnya dan mengikat istri, ibu, dan anak perempuannya karena khawatir mereka akan keluar dan mengikuti Dajjal. Ini mungkin disebabkan oleh sifat wanita yang cenderung lebih emosional dan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tampak menakjubkan dan sensasional.

4. Kelompok Manusia Lainnya

Selain kelompok-kelompok di atas, banyak manusia dari berbagai latar belakang yang tidak memiliki pegangan iman yang kuat akan ikut menjadi pengikutnya. Mereka adalah orang-orang Arab Badui yang mudah terkesima dengan "keajaiban", orang-orang munafik yang menyembunyikan kekafiran di dalam hati, dan semua orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan utama hidupnya.

Perlindungan dari Fitnah Dajjal

Meskipun fitnah Dajjal sangat dahsyat, Allah dengan rahmat-Nya tidak membiarkan hamba-Nya tanpa pertahanan. Islam telah memberikan serangkaian amalan dan benteng spiritual yang jika dipegang teguh, akan mampu melindungi seorang mukmin dari tipu daya terbesar ini.

1. Memperkuat Iman dan Ilmu Agama

Benteng pertahanan yang paling fundamental adalah iman yang kokoh kepada Allah, tauhid yang murni, dan pemahaman yang benar tentang sifat-sifat Allah Yang Maha Sempurna. Seseorang yang benar-benar mengenal Tuhannya akan tahu bahwa Tuhan tidak mungkin buta sebelah, tidak mungkin memiliki kekurangan, dan tidak mungkin membutuhkan makan atau minum. Ilmu tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah (Asma'ul Husna) adalah kunci utama. Dengan ilmu ini, seseorang dapat dengan mudah melihat kepalsuan klaim Dajjal.

2. Menghafal dan Mengamalkan Surah Al-Kahfi

Ini adalah amalan spesifik yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda bahwa barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari Surah Al-Kahfi akan terlindungi dari fitnah Dajjal. Dalam riwayat lain disebutkan sepuluh ayat terakhir. Para ulama menyarankan untuk menghafal keduanya. Surah ini mengandung kisah-kisah tentang ujian iman (seperti Ashabul Kahfi dan kisah Nabi Musa dengan Khidir) yang memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana bertahan dalam menghadapi cobaan dan membedakan antara kebenaran hakiki dan penampilan luar. Membaca surah ini secara rutin setiap hari Jumat juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

3. Berdoa Memohon Perlindungan kepada Allah

Doa adalah senjata orang mukmin. Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan sebuah doa khusus yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada tasyahud akhir dalam setiap shalat, sebelum salam. Doa tersebut adalah:

"Allahumma inni a'udzu bika min 'adzabi jahannam, wa min 'adzabil qabr, wa min fitnatil mahya wal mamat, wa min syarri fitnatil masihid dajjali."
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal).

Membaca doa ini secara rutin dalam shalat lima waktu adalah permohonan perlindungan yang terus-menerus kepada Allah dari empat perkara besar, termasuk fitnah Dajjal.

4. Menjauhi Dajjal dan Tempat Kemunculannya

Nasihat praktis yang paling penting adalah jangan pernah mencoba mendekati Dajjal. Nabi telah memperingatkan, "Barangsiapa mendengar tentang Dajjal, hendaklah ia menjauh darinya." Beliau menjelaskan bahwa seseorang mungkin datang menemuinya dalam keadaan merasa dirinya beriman, namun karena melihat syubhat (kerancuan) dan kekuatan sihir yang ditunjukkannya, ia akhirnya akan mengikutinya. Oleh karena itu, strategi terbaik adalah melarikan diri darinya, bersembunyi di gunung-gunung atau di tempat terpencil, dan tidak mencoba untuk berdebat atau menantangnya secara langsung, kecuali bagi mereka yang memiliki keimanan sekuat pemuda yang dibunuhnya.

5. Tinggal di Makkah atau Madinah

Dua kota suci, Makkah dan Madinah, akan dijaga oleh para malaikat sehingga Dajjal tidak akan pernah bisa memasukinya. Setiap kali ia mencoba mendekat, malaikat dengan pedang terhunus akan menghalaunya. Tinggal di salah satu dari dua kota ini pada saat kemunculannya adalah jaminan keamanan fisik dari jangkauannya. Diriwayatkan bahwa Madinah akan mengalami tiga kali gempa yang akan mengeluarkan semua orang munafik dan kafir dari dalamnya, yang kemudian akan bergabung dengan Dajjal.

Akhir dari Dajjal: Kemenangan Kebenaran

Kekuasaan dan fitnah Dajjal tidak akan berlangsung selamanya. Seperti halnya kebatilan lainnya, ia memiliki batas waktu. Puncak dari kekacauan yang ia timbulkan akan menjadi pertanda datangnya pertolongan Allah yang akan mengakhiri fitnah ini secara tuntas.

Ketika Dajjal dan pasukannya sedang mengepung sisa-sisa kaum mukminin yang bertahan bersama Imam Mahdi, Allah akan menurunkan Nabi Isa Al-Masih bin Maryam. Nabi Isa akan turun di waktu subuh, di menara putih sebelah timur kota Damaskus. Ia turun di antara dua helai jubah, dengan kedua telapak tangannya diletakkan di sayap dua malaikat.

Kemunculan Nabi Isa akan menjadi pukulan telak bagi Dajjal dan para pengikutnya. Dajjal, sang Al-Masih Palsu, akan bertemu dengan Al-Masih yang sejati. Diriwayatkan bahwa ketika Dajjal melihat Nabi Isa, ia akan mulai meleleh seperti garam yang larut dalam air. Nafas Nabi Isa bahkan memiliki kekuatan untuk membinasakan setiap orang kafir yang mencium aromanya.

Nabi Isa akan mengejar Dajjal yang mencoba melarikan diri. Pengejaran ini akan berakhir di sebuah tempat yang bernama Gerbang Lud (Babul Lud), sebuah lokasi yang kini berada di dekat Tel Aviv, Palestina. Di sanalah, dengan disaksikan oleh para pengikutnya, Nabi Isa akan membunuh Dajjal dengan tombaknya. Dengan terbunuhnya Dajjal, berakhirlah fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Para pengikutnya akan dihancurkan, dan bahkan pohon serta batu akan berbicara, "Wahai Muslim, ini ada seorang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia."

Setelah kematian Dajjal, zaman akan memasuki era keemasan di bawah kepemimpinan Nabi Isa. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan jizyah (pajak bagi non-Muslim), menandakan bahwa hanya ada satu pilihan: masuk Islam atau diperangi. Keadilan, keamanan, dan kemakmuran akan menyebar ke seluruh dunia. Tidak akan ada lagi permusuhan, dan dunia akan dipenuhi dengan kedamaian hingga datangnya tanda-tanda kiamat besar berikutnya, yaitu keluarnya Ya'juj dan Ma'juj.

Hikmah dan Pelajaran dari Fitnah Dajjal

Kisah Dajjal bukan hanya sekadar cerita menakutkan tentang akhir zaman. Ia mengandung banyak hikmah dan pelajaran mendalam yang sangat relevan bagi kehidupan seorang Muslim di setiap waktu dan tempat.

Sebagai penutup, memahami Dajjal adalah bagian integral dari akidah seorang Muslim. Ini adalah pengingat konstan untuk selalu waspada terhadap berbagai bentuk "dajjal kecil" di zaman kita—tipu daya media, ideologi sesat, materialisme, dan segala sesuatu yang mencoba mengaburkan kebenaran dan mengklaim "ketuhanan" dalam bentuk modern. Dengan membentengi diri dengan iman, ilmu, dan amal, semoga Allah melindungi kita semua dari fitnah Dajjal dan semua fitnah lainnya, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.

🏠 Homepage