Panduan Ultimate Persiapan Perlengkapan ANBK
Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan sebuah tonggak penting dalam evolusi sistem evaluasi pendidikan di Indonesia. Berbeda dari ujian nasional sebelumnya yang berfokus pada hasil akhir individu, ANBK dirancang untuk memetakan mutu sistem pendidikan secara menyeluruh pada tingkat satuan pendidikan. Tujuannya adalah memberikan umpan balik yang konstruktif untuk perbaikan kualitas belajar-mengajar. Keberhasilan pelaksanaan ANBK tidak hanya bergantung pada kesiapan siswa dan guru, tetapi secara fundamental ditopang oleh kesiapan infrastruktur teknologi. Oleh karena itu, memahami setiap detail perlengkapan ANBK adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.
Artikel ini disusun sebagai panduan komprehensif bagi para proktor, teknisi, kepala sekolah, dan semua pihak yang terlibat dalam persiapan teknis ANBK. Kita akan mengupas tuntas setiap komponen, mulai dari spesifikasi perangkat keras, konfigurasi perangkat lunak, hingga strategi mitigasi risiko dan penanganan masalah yang mungkin timbul. Tujuannya satu: memastikan pelaksanaan ANBK berjalan lancar, stabil, dan tanpa kendala teknis yang berarti, sehingga siswa dapat fokus mengerjakan asesmen dengan kemampuan terbaik mereka.
Bagian 1: Fondasi Infrastruktur - Perangkat Keras (Hardware)
Infrastruktur perangkat keras adalah tulang punggung dari seluruh sistem ANBK. Kegagalan pada satu komponen bisa berdampak pada seluruh sesi asesmen. Oleh karena itu, pemilihan dan persiapan hardware harus dilakukan dengan cermat dan teliti.
Komputer Proktor (Server)
Komputer Proktor adalah pusat kendali untuk satu sesi asesmen di sebuah ruangan. Perangkat ini bukan sekadar komputer biasa; ia bertindak sebagai server mini yang melayani permintaan dari komputer klien (siswa), mendistribusikan soal, memonitor status peserta, dan mengunggah data jawaban. Kestabilan dan performa komputer proktor adalah kunci utama.
Spesifikasi Minimum dan Rekomendasi:
- Prosesor (CPU): Spesifikasi minimum biasanya adalah prosesor setara Core i3 atau yang sebanding dengan 4 core. Namun, sangat direkomendasikan untuk menggunakan prosesor setara Core i5 atau lebih tinggi. Mengapa? Komputer proktor harus menangani banyak koneksi simultan dari klien, menjalankan mesin virtual (VHD), serta aplikasi ProktorBrowser. CPU yang lebih kuat akan memastikan semua proses ini berjalan lancar tanpa lag atau bottleneck, terutama saat beban puncak seperti saat semua siswa memulai ujian serentak.
- Memori (RAM): Standar minimum yang ditetapkan adalah 4 GB. Namun, ini sangat tidak dianjurkan untuk penggunaan di lapangan. RAM sebesar 8 GB adalah rekomendasi mutlak. Mesin virtual (VHD) ANBK sendiri akan mengonsumsi sebagian besar RAM. Sisa RAM diperlukan oleh sistem operasi dan aplikasi ProktorBrowser. RAM yang kurang akan menyebabkan sistem operasi melakukan *swapping* ke hard disk, yang akan memperlambat seluruh sistem secara drastis dan berisiko menyebabkan aplikasi *crash*.
- Penyimpanan (Storage): Ruang kosong yang dibutuhkan minimal 25 GB. Namun, yang lebih penting dari kapasitas adalah jenis penyimpanannya. Sangat disarankan menggunakan Solid State Drive (SSD) daripada Hard Disk Drive (HDD) konvensional. Kecepatan baca/tulis SSD jauh melampaui HDD, yang berarti proses booting sistem operasi, memuat mesin virtual (VHD), dan menjalankan aplikasi akan terasa jauh lebih cepat dan responsif. Investasi pada SSD untuk komputer proktor adalah salah satu peningkatan paling signifikan yang bisa dilakukan.
- Sistem Operasi (OS): Wajib menggunakan sistem operasi Windows versi 64-bit. Umumnya yang didukung adalah Windows 8.1, Windows 10, atau Windows 11. Pastikan sistem operasi dalam keadaan teraktivasi, ter-update dengan patch keamanan terbaru, dan bebas dari malware atau virus yang bisa mengganggu jalannya aplikasi ANBK.
- Port LAN (Ethernet): Komputer Proktor wajib memiliki minimal satu port LAN yang berfungsi dengan baik. Port ini akan digunakan untuk terhubung ke switch/hub jaringan lokal.
Komputer Klien (Peserta)
Komputer klien adalah perangkat yang akan digunakan langsung oleh para siswa. Kenyamanan dan keandalan perangkat ini berpengaruh langsung pada pengalaman siswa dalam mengerjakan asesmen.
Spesifikasi Minimum dan Rekomendasi:
- Prosesor (CPU): Umumnya, CPU dual-core sudah mencukupi untuk menjalankan aplikasi Exambrowser klien. Perangkat seperti laptop dengan Celeron atau Pentium generasi baru biasanya sudah memadai.
- Memori (RAM): Minimum 2 GB RAM. Ini adalah batas bawah absolut. Jika memungkinkan, gunakan perangkat dengan 4 GB RAM untuk pengalaman yang lebih lancar. Browser modern, bahkan yang versi "terkunci" seperti Exambrowser, cenderung haus akan memori.
- Resolusi Layar: Resolusi layar minimal yang disyaratkan adalah 1024x720 piksel. Pastikan setiap monitor diatur ke resolusi ini atau lebih tinggi agar tampilan soal tidak terpotong dan semua elemen antarmuka terlihat jelas.
- Sistem Operasi (OS): Sama seperti komputer proktor, OS yang didukung adalah Windows (versi 64-bit atau 32-bit untuk klien), Linux, dan ChromeOS. Pastikan OS stabil dan berfungsi normal.
- Perangkat Input: Keyboard dan Mouse wajib berfungsi dengan sempurna. Sangat disarankan menggunakan perangkat berkabel (wired) untuk menghindari masalah konektivitas atau baterai habis yang bisa terjadi pada perangkat nirkabel (wireless). Lakukan tes pada setiap tombol keyboard dan pastikan klik kanan-kiri serta scroll mouse berjalan lancar.
- Headset/Earphone: Ini adalah perlengkapan ANBK yang krusial untuk sesi Asesmen Literasi bagian Mendengarkan (Listening Comprehension). Pastikan setiap komputer klien dilengkapi dengan headset yang berfungsi baik. Cek kedua sisi (kiri dan kanan) untuk memastikan audio keluar dengan jelas. Lakukan tes suara sebelum hari pelaksanaan.
Bagian 2: Jaringan - Urat Nadi Komunikasi Data
Jika hardware adalah tulang punggung, maka jaringan adalah sistem sarafnya. Jaringan yang stabil dan terkonfigurasi dengan benar adalah syarat mutlak. ANBK sangat bergantung pada komunikasi data yang lancar antara komputer proktor dan semua komputer klien, serta koneksi ke server pusat.
Jaringan Lokal (LAN)
Untuk pelaksanaan ANBK, penggunaan jaringan kabel (LAN) adalah wajib dan tidak bisa ditawar. Jaringan nirkabel (Wi-Fi) sangat tidak disarankan karena rentan terhadap interferensi, sinyal yang tidak stabil, dan masalah latensi yang bisa menyebabkan klien terputus dari server proktor.
Komponen Penting Jaringan LAN:
- Switch/Hub: Perangkat ini adalah pusat koneksi jaringan lokal Anda. Semua kabel dari komputer proktor dan klien akan terhubung ke sini. Gunakan Switch, bukan Hub. Switch lebih cerdas karena dapat mengarahkan data hanya ke port tujuan, sedangkan Hub menyebarkan data ke semua port, yang menciptakan lalu lintas data yang tidak perlu. Pastikan jumlah port pada Switch mencukupi untuk semua komputer ditambah satu untuk koneksi ke router internet.
- Kabel UTP (Ethernet): Kualitas kabel sangat berpengaruh. Gunakan kabel minimal kategori CAT5e atau lebih baik lagi CAT6. Pastikan kabel tidak tertekuk tajam, terkelupas, atau terlalu panjang (maksimal 100 meter). Uji setiap kabel menggunakan LAN tester sebelum dipasang untuk memastikan tidak ada masalah pada konektor atau urutan kabel (crimping).
- Konektor RJ-45: Pastikan crimping konektor RJ-45 dilakukan dengan benar sesuai standar (biasanya T568B). Konektor yang longgar atau crimping yang salah adalah sumber masalah jaringan yang paling umum dan sulit dideteksi.
Konfigurasi Alamat IP:
Setiap perangkat dalam jaringan harus memiliki alamat IP yang unik. Ada dua pendekatan utama:
- DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol): Ini adalah metode otomatis di mana router atau server memberikan alamat IP kepada setiap perangkat yang terhubung. Ini adalah cara termudah dan paling direkomendasikan untuk ANBK. Pastikan DHCP Server pada router Anda aktif dan memiliki rentang (pool) alamat IP yang cukup untuk semua klien.
- Static IP: Metode manual di mana Anda mengatur alamat IP untuk setiap komputer satu per satu. Metode ini memberikan kontrol penuh tetapi lebih rumit dan rentan terhadap kesalahan manusia (misalnya, ada dua komputer dengan IP yang sama). Jika menggunakan IP statis, pastikan Anda membuat daftar dan mensegmentasikan IP dengan rapi, misalnya 192.168.0.1 untuk Router, 192.168.0.2 untuk Server Proktor, dan 192.168.0.10 hingga 192.168.0.50 untuk klien.
Koneksi Internet
Koneksi internet diperlukan untuk beberapa tahapan krusial seperti sinkronisasi data sebelum asesmen dan pengunggahan hasil setelah selesai. Stabilitas koneksi jauh lebih penting daripada kecepatan (bandwidth) yang sangat tinggi.
Spesifikasi dan Rekomendasi:
- Bandwidth: Kebutuhan bandwidth sebenarnya tidak terlalu besar. Koneksi dengan kecepatan minimal 12 Mbps yang stabil sudah cukup untuk satu lab (sekitar 15-20 klien). Yang penting adalah latensi (ping) yang rendah dan koneksi yang tidak putus-nyambung.
- Stabilitas: Lakukan tes kestabilan koneksi beberapa hari sebelum pelaksanaan. Anda bisa menggunakan perintah `ping google.com -t` di Command Prompt untuk melihat apakah ada *request timed out* atau lonjakan latensi yang signifikan.
-
Rencana Cadangan (Backup Plan): Ini sangat penting. Jangan pernah bergantung pada satu penyedia layanan internet (ISP). Siapkan rencana cadangan yang siap digunakan kapan saja. Opsi yang paling umum adalah:
- ISP Kedua: Jika memungkinkan, berlangganan ISP kedua dari provider yang berbeda.
- Modem 4G/5G: Siapkan modem USB atau Mi-Fi dengan paket data yang cukup sebagai solusi darurat. Lakukan uji coba tethering dari modem ini ke router atau langsung ke komputer proktor untuk memastikan konfigurasinya berjalan lancar.
Bagian 3: Ekosistem Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak adalah nyawa yang menggerakkan perangkat keras. Konfigurasi yang salah pada satu aplikasi bisa menggagalkan seluruh proses.
Aplikasi Inti ANBK
- ProktorBrowser: Ini adalah aplikasi wajib di komputer proktor. Fungsinya adalah sebagai browser khusus yang mengunci komputer proktor agar hanya bisa mengakses laman ANBK. Aplikasi ini juga menjadi jembatan antara mesin virtual (VHD) dengan server pusat. Pastikan Anda mengunduh versi terbaru dari laman resmi ANBK.
- Exambrowser (Klien): Aplikasi ini diinstal di setiap komputer klien. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan ujian yang aman dengan mengunci sistem operasi sehingga siswa tidak bisa membuka aplikasi lain, menjelajah internet, atau melakukan tangkapan layar (screenshot).
-
Virtual Hard Disk (VHD): Ini adalah komponen paling vital di sisi server proktor. VHD pada dasarnya adalah sebuah "sistem operasi di dalam sistem operasi" yang sudah berisi semua data dan konfigurasi yang diperlukan untuk menjalankan server asesmen lokal. Proses penyiapan VHD harus dilakukan dengan sangat hati-hati:
- Unduh file VHD dari sumber resmi.
- Ekstrak file VHD menggunakan aplikasi seperti 7-Zip. Pastikan proses ekstraksi selesai 100% tanpa eror. File yang korup adalah sumber masalah utama.
- Letakkan file VHD hasil ekstraksi di lokasi yang mudah diakses (misalnya `D:\VHD_ANBK\`).
- Buat mesin virtual baru di VirtualBox atau Hyper-V (tergantung platform yang digunakan) dan arahkan untuk menggunakan file VHD tersebut.
Konfigurasi Sistem Pendukung
-
Antivirus dan Firewall: Perangkat lunak keamanan ini sering kali menjadi "musuh dalam selimut" saat pelaksanaan ANBK. Mereka bisa saja salah mendeteksi aplikasi ANBK sebagai ancaman dan memblokirnya.
- Solusi Terbaik: Nonaktifkan sementara Antivirus dan Windows Firewall selama proses sinkronisasi dan pelaksanaan asesmen.
- Solusi Alternatif: Jika tidak ingin menonaktifkan, tambahkan folder instalasi ANBK, file ProktorBrowser.exe, dan Exambrowser.exe ke dalam daftar pengecualian (exception/exclusion list) di pengaturan antivirus dan firewall Anda.
- Update Windows: Pastikan untuk menonaktifkan atau menunda pembaruan otomatis Windows (Windows Update) pada semua komputer, baik proktor maupun klien. Proses update yang tiba-tiba berjalan di tengah asesmen bisa menyebabkan komputer melambat atau bahkan me-restart secara otomatis, yang akan sangat mengganggu.
- Aplikasi Latar Belakang: Tutup semua aplikasi yang tidak diperlukan seperti browser, aplikasi office, pemutar media, dan lainnya. Aplikasi ini tidak hanya memakan sumber daya sistem tetapi juga berpotensi menimbulkan konflik perangkat lunak.
Bagian 4: Simulasi dan Gladi Bersih - Uji Coba Perlengkapan ANBK
Teori dan persiapan di atas kertas tidak akan ada artinya tanpa pengujian di dunia nyata. Simulasi dan gladi bersih adalah tahap krusial untuk menguji semua perlengkapan ANBK dalam kondisi yang semirip mungkin dengan hari pelaksanaan. Tahap ini bukan sekadar formalitas, melainkan kesempatan emas untuk menemukan dan memperbaiki masalah sebelum menjadi bencana.
Tujuan Utama Simulasi:
- Uji Beban Jaringan: Melihat bagaimana performa jaringan saat semua komputer klien aktif dan berkomunikasi dengan server proktor secara bersamaan.
- Validasi Perangkat Keras: Memastikan setiap komputer klien, mouse, keyboard, dan headset berfungsi tanpa kendala.
- Verifikasi Konfigurasi Perangkat Lunak: Memastikan aplikasi ProktorBrowser, VHD, dan Exambrowser berjalan dengan benar dan dapat saling berkomunikasi.
- Pembiasaan Tim Teknis: Memberi kesempatan kepada proktor dan teknisi untuk membiasakan diri dengan alur kerja, antarmuka aplikasi, dan prosedur penanganan masalah.
Checklist Saat Simulasi dan Gladi Bersih:
- Konektivitas Awal: Pastikan semua komputer klien berhasil terdeteksi di dashboard komputer proktor. Jika ada yang tidak muncul, segera periksa kabel LAN, konfigurasi IP, dan status firewall di klien tersebut.
- Login Peserta: Lakukan proses login untuk beberapa atau semua klien. Perhatikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk masuk ke halaman soal. Waktu yang terlalu lama bisa mengindikasikan masalah pada jaringan atau performa server proktor.
- Tes Audio: Minta semua peserta untuk melakukan tes audio menggunakan headset mereka. Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan fungsi audio berjalan di semua unit.
- Navigasi Soal: Minta peserta untuk mencoba menavigasi soal, berpindah dari satu soal ke soal berikutnya. Perhatikan apakah ada jeda (lag) yang tidak wajar.
- Proses Rilis Token: Proktor harus berlatih merilis token dan mengomunikasikannya kepada pengawas dan peserta.
- Simulasi Masalah: Cobalah dengan sengaja menciptakan masalah kecil. Misalnya, mencabut kabel LAN salah satu klien dan melihat bagaimana statusnya berubah di komputer proktor, lalu mencolokkannya kembali. Ini membantu tim teknis menjadi lebih siap.
- Proses Selesai dan Upload: Lakukan simulasi hingga akhir, termasuk proses selesai ujian dan memantau status upload hasil.
Bagian 5: Troubleshooting - Panduan Cepat Penanganan Masalah
Sekalipun persiapan sudah matang, masalah tak terduga bisa saja muncul. Kunci untuk mengatasinya adalah tetap tenang, mengidentifikasi masalah secara sistematis, dan memiliki panduan solusi.
Masalah Umum Jaringan
-
Gejala: Klien tidak muncul di daftar status peserta di komputer proktor.
Solusi:
- Periksa fisik kabel LAN di sisi klien dan switch. Pastikan lampu indikator di port LAN menyala.
- Pastikan klien mendapatkan alamat IP. Buka Command Prompt di klien, ketik `ipconfig`, dan periksa apakah ada alamat IP yang valid (bukan 169.254.x.x).
- Coba lakukan `ping` dari komputer klien ke alamat IP komputer proktor. Jika gagal, berarti ada masalah konektivitas.
- Periksa apakah firewall di komputer klien aktif dan memblokir koneksi. Coba nonaktifkan sementara.
- Gejala: Koneksi sering terputus atau status siswa menjadi merah (offline). Solusi: Ini sering kali disebabkan oleh kabel yang longgar atau kualitasnya buruk. Coba ganti kabel LAN klien tersebut dengan kabel cadangan yang sudah teruji. Bisa juga karena switch yang kelebihan beban, meskipun jarang terjadi.
Masalah Umum Perangkat Lunak
-
Gejala: Gagal menjalankan VHD, muncul error "VHD not found" atau "corrupted".
Solusi:
- Pastikan proses ekstraksi file VHD sebelumnya berhasil 100%. Coba ekstrak ulang file zip/rar VHD.
- Verifikasi bahwa path (lokasi file) VHD di pengaturan VirtualBox/Hyper-V sudah benar.
- Nonaktifkan antivirus yang mungkin mengunci atau mengkarantina file VHD.
-
Gejala: Exambrowser di klien tidak bisa terhubung atau crash saat dibuka.
Solusi:
- Pastikan versi Exambrowser sesuai dengan yang disyaratkan.
- Jalankan Exambrowser dengan "Run as administrator".
- Pastikan tidak ada aplikasi lain yang berjalan, terutama yang bersifat *overlay* seperti aplikasi screen recorder atau sejenisnya.
- Cek kembali konfigurasi antivirus dan firewall di klien.
Masalah Darurat: Listrik Padam
Listrik padam adalah skenario terburuk, tetapi bisa diantisipasi.
- UPS (Uninterruptible Power Supply): Ini adalah perlengkapan ANBK yang sangat krusial. Pasang UPS yang memadai setidaknya untuk komputer proktor dan switch jaringan. UPS memberikan waktu beberapa menit untuk menyelesaikan proses yang sedang berjalan dan mematikan server dengan aman, atau bahkan bertahan hingga genset menyala.
- Genset (Generator Set): Untuk sekolah yang berada di daerah dengan pasokan listrik tidak stabil, memiliki genset adalah sebuah keharusan. Pastikan genset dalam kondisi prima, bahan bakar terisi penuh, dan lakukan uji coba menyalakannya beberapa hari sebelum pelaksanaan.
Kesimpulan: Kesiapan Adalah Kunci Sukses
Menyiapkan perlengkapan ANBK adalah sebuah proses yang kompleks dan membutuhkan perhatian pada detail. Ini bukan hanya tentang memenuhi spesifikasi minimum, tetapi tentang membangun sebuah ekosistem teknologi yang andal, stabil, dan tangguh. Dari pemilihan prosesor di komputer proktor, kualitas crimping kabel jaringan, konfigurasi firewall, hingga kesiapan rencana darurat seperti UPS dan koneksi internet cadangan, setiap elemen memegang peranan vital.
Investasi waktu dan sumber daya dalam persiapan teknis yang matang adalah investasi untuk kelancaran Asesmen Nasional itu sendiri. Ketika infrastruktur berjalan tanpa cela, proktor dan teknisi dapat bekerja dengan tenang, dan yang terpenting, para siswa dapat mengerjakan asesmen dengan fokus penuh, menunjukkan potensi terbaik mereka tanpa terganggu oleh kendala teknis. Dengan panduan ini, semoga setiap satuan pendidikan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menyukseskan pelaksanaan ANBK demi peningkatan mutu pendidikan Indonesia.