Kondisi dan Prosedur Ketika Suatu Aktiva Tetap Dapat Diberhentikan Pemakaiannya

Dalam siklus hidup sebuah aset perusahaan, aktiva tetap memegang peranan krusial dalam menunjang operasional harian. Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi fisik, perkembangan teknologi, atau perubahan kebutuhan bisnis dapat menyebabkan suatu aktiva tetap dapat diberhentikan pemakaiannya. Keputusan ini bukan hanya sekadar memindahkan aset dari gudang, tetapi melibatkan aspek akuntansi, keuangan, dan operasional yang signifikan. Pemberhentian pemakaian ini, yang seringkali dikenal sebagai disposisi aset, harus didasarkan pada kriteria yang jelas dan prosedur yang terdokumentasi.

Ikon Penggantian Aset Ilustrasi penggantian aset berupa mesin lama yang diganti dengan yang baru. LAMA BARU

Kondisi yang Memungkinkan Pemberhentian Pemakaian

Pemberhentian pemakaian aktiva tetap biasanya didorong oleh salah satu atau lebih faktor berikut. Penetapan kondisi ini sangat penting untuk memastikan bahwa pencatatan akuntansi mencerminkan nilai ekonomis aset yang sebenarnya.

Aspek Akuntansi dalam Penghentian Pemakaian

Ketika suatu aktiva tetap diberhentikan pemakaiannya, terdapat beberapa langkah akuntansi krusial yang harus dilakukan, terutama berkaitan dengan pencatatan nilai buku (book value) aset tersebut.

1. Menghapus Akumulasi Penyusutan

Langkah pertama adalah menghapus saldo akun akumulasi penyusutan yang terkait dengan aset yang dihentikan pemakaiannya per tanggal penghentian. Ini dilakukan agar neraca tidak lagi mencerminkan depresiasi yang sudah tidak relevan.

2. Mencatat Nilai Buku

Setelah akumulasi penyusutan dihapus, nilai buku aset tersebut (Harga Perolehan dikurangi Akumulasi Penyusutan) harus dicatat. Nilai buku ini akan menjadi dasar perhitungan laba atau rugi yang timbul dari disposisi aset.

3. Pencatatan Hasil Disposisi

Akun aset tetap (dengan nilai historisnya) harus dihapus dari pembukuan. Kemudian, hasil bersih yang diterima (misalnya, kas dari penjualan) dicatat. Perbedaan antara hasil bersih yang diterima dan nilai buku aset yang dicatat akan menghasilkan:

Implikasi Operasional dan Pajak

Keputusan untuk menghentikan pemakaian aset tetap membawa konsekuensi operasional dan perpajakan. Secara operasional, perusahaan harus memastikan bahwa fungsi yang sebelumnya dijalankan oleh aset tersebut telah dialihkan ke aset pengganti atau bahwa fungsi tersebut telah dihapuskan dari proses bisnis tanpa mengganggu total output.

Dari sisi perpajakan, perlakuan atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari disposisi aset tetap biasanya akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Jika terjadi kerugian penjualan, kerugian tersebut umumnya dapat diakui sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada periode terjadinya disposisi, meskipun peraturan spesifik mengenai ini harus selalu diverifikasi sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku di yurisdiksi perusahaan.

Pencatatan yang akurat mengenai kapan dan mengapa suatu aktiva tetap dapat diberhentikan pemakaiannya sangat vital. Hal ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan posisi aset perusahaan secara wajar dan proses audit dapat berjalan lancar karena semua transaksi terkait aset telah didukung oleh dokumentasi yang memadai, mulai dari surat keputusan dewan direksi hingga bukti penjualan atau penghancuran fisik aset tersebut.

🏠 Homepage