Afinitas elektron (Electron Affinity/EA) adalah salah satu properti periodik fundamental yang menjelaskan energi yang dilepaskan atau diserap ketika sebuah atom dalam fase gas menerima satu elektron tambahan untuk membentuk anion bermuatan negatif. Properti ini sangat krusial dalam memahami reaktivitas kimia suatu unsur, terutama kecenderungan atom untuk membentuk ikatan ionik. Nilai afinitas elektron sering dinyatakan dalam satuan kilojoule per mol (kJ/mol).
Secara konvensional, jika suatu atom **melepaskan energi** saat menerima elektron (proses eksotermik), afinitas elektronnya dianggap memiliki nilai positif. Namun, dalam banyak literatur modern, terutama untuk unsur-unsur yang mudah menerima elektron (seperti halogen), nilai EA sering dinyatakan sebagai nilai energi yang dilepaskan, sehingga nilai yang lebih negatif menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk menerima elektron. Penting untuk selalu merujuk pada konvensi yang digunakan saat membaca data tabel. Secara umum, semakin besar nilai afinitas elektron (positif besar atau negatif kecil), semakin stabil ion yang terbentuk, dan semakin besar kemauan atom tersebut untuk menarik elektron.
Tren afinitas elektron mengikuti pola yang mirip dengan keelektronegatifan, namun dengan beberapa pengecualian penting. Periode menunjukkan kenaikan yang jelas karena peningkatan muatan inti efektif (Zeff) yang menarik elektron luar. Atom yang lebih kecil di sisi kanan tabel memiliki elektron valensi yang lebih dekat ke inti, sehingga tarikannya lebih kuat.
Meskipun representasi tabel periodik penuh dengan nilai absolut rumit untuk ditampilkan dalam format SVG yang ringkas dan mobile-friendly, visualisasi berikut menunjukkan posisi relatif unsur-unsur dengan kecenderungan afinitas elektron tinggi dan rendah.
Representasi skematis ini menekankan bahwa unsur di kanan atas (kecuali gas mulia) adalah yang paling haus elektron. Sementara itu, unsur-unsur di sisi kiri bawah cenderung kurang menarik elektron tambahan. Memahami posisi ini membantu ahli kimia memprediksi jenis ikatan yang akan terbentuk antar unsur.
Seringkali afinitas elektron disamakan dengan keelektronegatifan, tetapi keduanya memiliki perbedaan konseptual mendasar. Keelektronegatifan adalah ukuran daya tarik relatif suatu atom terhadap elektron ikatan dalam molekul, sementara afinitas elektron adalah pengukuran energi yang terkait dengan penambahan elektron ke atom netral terisolasi dalam fase gas. Meskipun keduanya biasanya meningkat bersamaan (misalnya, Fluor memiliki EA dan EN yang sangat tinggi), prosesnya berbeda. Keelektronegatifan adalah skala daya tarik, sedangkan afinitas elektron adalah pengukuran energi termodinamika.
Studi mendalam mengenai afinitas elektron sangat penting dalam kimia anorganik, terutama ketika merancang senyawa ionik atau memahami stabilitas radikal bebas yang terbentuk dari penangkapan elektron.