Penyusutan aktiva tetap adalah konsep fundamental dalam akuntansi dan manajemen keuangan. Setiap aset fisik yang dimiliki perusahaan—seperti mesin, bangunan, kendaraan, atau peralatan—memiliki umur ekonomis terbatas. Seiring berjalannya waktu dan penggunaannya, nilai ekonomis aset tersebut akan menurun. Penurunan nilai inilah yang dicatat sebagai beban penyusutan (depresiasi).
Memahami cara menghitung penyusutan aktiva tetap sangat krusial karena memengaruhi laporan laba rugi (melalui beban penyusutan) dan neraca (nilai buku aset). Perhitungan yang akurat memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan kondisi aset yang sesungguhnya dan memenuhi prinsip akuntansi yang berlaku.
Sebelum memilih metode, ada empat komponen utama yang harus Anda ketahui:
Harga Perolehan - Nilai Residu.Ada beberapa metode yang diakui untuk mengalokasikan biaya aset menjadi beban penyusutan. Pemilihan metode harus konsisten dan didasarkan pada pola konsumsi manfaat ekonomi aset tersebut.
Ini adalah metode yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini mengasumsikan bahwa aset memberikan manfaat yang sama setiap periode.
Rumus:
Penyusutan Tahunan = (Harga Perolehan - Nilai Residu) / Umur Ekonomis (Tahun)
Metode ini adalah metode dipercepat. Beban penyusutan akan lebih besar di tahun-tahun awal umur aset dan semakin menurun di tahun-tahun berikutnya. Metode ini cocok untuk aset yang lebih produktif saat masih baru.
Langkah Perhitungan:
1 / Umur Ekonomis.2 x Tarif Garis Lurus.Metode ini mengaitkan beban penyusutan dengan tingkat penggunaan aktual aset, bukan waktu. Sangat ideal untuk mesin atau kendaraan yang penggunaannya bervariasi setiap tahun.
Langkah Perhitungan:
(Harga Perolehan - Nilai Residu) / Total Estimasi Unit Produksi.PT Maju Jaya membeli mesin produksi baru seharga Rp150.000.000. Estimasi umur ekonomisnya adalah 5 tahun, dan nilai residunya diperkirakan Rp30.000.000.
Perhitungan:
Ini berarti setiap tahun selama lima tahun, perusahaan akan mengakui beban penyusutan sebesar Rp24.000.000.
Konsistensi dalam menerapkan cara menghitung penyusutan aktiva tetap sangat ditekankan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Jika suatu metode telah dipilih, perubahan metode hanya diperbolehkan jika perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih wajar dan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian, pembaca laporan keuangan dapat membandingkan kinerja periode demi periode secara adil tanpa bias akibat perubahan metode penyusutan yang mendadak.