Ilustrasi visual dari alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) atau spiral.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), yang lebih dikenal sebagai spiral atau IUD (Intrauterine Device), merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yang efektif dan populer di kalangan wanita. Cara kerja alat ini adalah dengan mencegah kehamilan melalui mekanisme yang beragam, bergantung pada jenisnya, baik yang mengandung hormon maupun tembaga. Memahami bagaimana alat ini dipasang adalah kunci untuk memastikan prosedur yang aman dan efektif.
Apa Itu Alat KB Spiral (IUD)?
Alat KB spiral adalah perangkat kecil berbentuk "T" yang dimasukkan ke dalam rongga rahim oleh tenaga medis profesional. Ada dua jenis utama IUD:
IUD Tembaga: Melepaskan ion tembaga yang bersifat toksik bagi sperma, sehingga menghambat pergerakan dan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. IUD jenis ini tidak mengandung hormon dan dapat bertahan hingga 10 tahun.
IUD Hormonal (Hormonal IUS): Melepaskan hormon progestin dalam jumlah kecil secara perlahan ke dalam rahim. Hormon ini bekerja dengan mengentalkan lendir serviks sehingga sperma sulit masuk, menipiskan dinding rahim, dan terkadang menghambat ovulasi. IUD hormonal umumnya bertahan antara 3 hingga 8 tahun, tergantung mereknya.
Siapa yang Cocok Menggunakan IUD?
Sebagian besar wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka panjang cocok menggunakan IUD. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang tidak disarankan untuk memasang IUD, seperti:
Sedang hamil atau dicurigai hamil.
Memiliki infeksi panggul saat ini atau riwayat infeksi panggul berulang.
Memiliki kelainan bentuk rahim.
Memiliki alergi terhadap tembaga (untuk IUD tembaga).
Memiliki kanker rahim atau leher rahim yang belum diobati.
Memiliki perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk menentukan apakah IUD adalah pilihan kontrasepsi yang tepat bagi Anda.
Prosedur Pemasangan Alat KB Spiral
Pemasangan IUD umumnya dilakukan oleh dokter kandungan atau bidan terlatih di fasilitas kesehatan. Proses ini relatif cepat, biasanya memakan waktu sekitar 5-15 menit. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pemasangan IUD:
Konsultasi dan Pemeriksaan Awal: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, melakukan pemeriksaan panggul, dan memastikan Anda tidak sedang hamil.
Persiapan: Anda akan diminta untuk berbaring dalam posisi seperti saat pemeriksaan Pap smear. Serviks (leher rahim) akan dibersihkan dengan larutan antiseptik untuk mencegah infeksi.
Pemasangan Spekulum: Spekulum akan dimasukkan ke dalam vagina untuk membantu melihat dan menjangkau serviks.
Posisi Rahim: Sebuah alat bernama tenakulum mungkin digunakan untuk memegang serviks agar stabil. Dokter juga akan mengukur kedalaman rongga rahim menggunakan alat pengukur khusus.
Memasukkan IUD: IUD biasanya sudah terpasang dalam aplikator steril. Dokter akan menarik sedikit selaput lendir dari serviks untuk memudahkan pemasangan, lalu memasukkan aplikator yang berisi IUD ke dalam rongga rahim hingga posisi yang tepat.
Melepaskan IUD: Setelah berada di posisi yang benar, IUD akan dilepaskan dari aplikator. Benang IUD yang panjangnya beberapa sentimeter akan dibiarkan menggantung di atas serviks.
Menarik Alat: Aplikator dan spekulum akan ditarik keluar.
Perasaan Saat Pemasangan
Banyak wanita merasakan sedikit rasa tidak nyaman, kram perut, atau nyeri tumpul saat IUD dipasang. Tingkat rasa sakit bervariasi pada setiap individu. Dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri seperti ibuprofen satu jam sebelum prosedur untuk mengurangi ketidaknyamanan. Jika Anda merasa sangat cemas, diskusikan dengan dokter mengenai pilihan untuk mengurangi kecemasan.
Perawatan Setelah Pemasangan
Setelah pemasangan, Anda mungkin mengalami sedikit kram atau bercak darah selama beberapa hari. Dokter akan memberikan instruksi perawatan pasca-pemasangan, yang umumnya meliputi:
Hindari hubungan seksual selama 24-48 jam setelah pemasangan.
Perhatikan tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri perut yang parah, atau keputihan berbau tidak sedap.
Periksa posisi benang IUD secara berkala dengan jari Anda setelah menstruasi usai. Benang ini seharusnya terasa lunak dan tidak terlihat.
Jadwalkan pemeriksaan lanjutan sesuai anjuran dokter untuk memastikan IUD berada di posisi yang tepat dan berfungsi dengan baik.
Keuntungan dan Kekurangan IUD
Keuntungan:
Sangat efektif dalam mencegah kehamilan.
Kontrasepsi jangka panjang, tidak perlu diingat setiap hari.
Dapat digunakan oleh wanita menyusui.
Fertilitas kembali normal setelah IUD dilepas.
IUD hormonal dapat mengurangi nyeri menstruasi dan perdarahan.
Kekurangan:
Tidak melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS).
Ada risiko kecil untuk hamil saat IUD terpasang (kehamilan ektopik lebih mungkin terjadi).
Potensi efek samping seperti kram, perubahan pola menstruasi, atau spotting (terutama pada IUD hormonal).
Risiko kecil infeksi atau pergeseran posisi IUD.
Kesimpulan
Memasang alat KB spiral adalah prosedur medis yang relatif aman dan memberikan perlindungan kehamilan jangka panjang yang sangat efektif. Kunci keberhasilan dan keamanan pemasangan terletak pada pemilihan tenaga medis profesional yang kompeten dan komunikasi yang baik mengenai riwayat kesehatan Anda. Jika Anda mempertimbangkan IUD sebagai metode kontrasepsi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi yang paling akurat dan sesuai dengan kondisi Anda.