Ilustrasi Sederhana Proses Pengetahuan (Epistemologi)
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mengkaji hakikat ilmu pengetahuan. Ia tidak berfokus pada temuan spesifik dalam sains—seperti fisika atau biologi—tetapi pada fondasi, metode, dan implikasi dari ilmu itu sendiri. Inti dari filsafat ilmu adalah pertanyaan mendasar: Apa itu pengetahuan? Bagaimana kita bisa yakin bahwa apa yang kita ketahui itu benar? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang membawa kita pada jantung epistemologi.
Ilmu pengetahuan modern, dengan segala kemajuannya, selalu bersandar pada asumsi-asumsi filosofis. Filsafat ilmu mencoba mengurai asumsi-asumsi tersebut, memeriksa validitas metode ilmiah, serta membedakan antara pengetahuan yang teruji dan spekulasi semata.
Epistemologi, atau teori pengetahuan, adalah pilar utama dalam filsafat ilmu. Secara etimologis, kata ini berasal dari bahasa Yunani, episteme (pengetahuan) dan logos (teori atau ilmu). Epistemologi berupaya menjawab tiga pertanyaan sentral: Apa itu pengetahuan?, Bagaimana pengetahuan diperoleh?, dan Apa batas-batas pengetahuan?.
Untuk memahami ilmu, kita harus terlebih dahulu memahami bagaimana ilmuwan mengklaim 'mengetahui' sesuatu. Dalam tradisi filsafat, pengetahuan sering didefinisikan sebagai 'kepercayaan yang benar dan terjustifikasi' (Justified True Belief - JTB).
Perdebatan epistemologis sering berpusat pada poin ketiga: justifikasi. Bagaimana kita membenarkan klaim kita? Apakah melalui pengalaman indrawi, ataukah melalui penalaran murni?
Sepanjang sejarah, dua aliran utama mendominasi perdebatan mengenai sumber utama pengetahuan: rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme, yang dipelopori oleh tokoh seperti Plato dan Descartes, berpendapat bahwa sumber utama pengetahuan yang pasti berasal dari akal (rasio) dan intuisi, bukan semata-mata dari pengalaman indrawi. Mereka percaya bahwa ada kebenaran-kebenaran bawaan atau prinsip-prinsip logis yang dapat kita akses melalui pemikiran murni.
Sebaliknya, Empirisme, yang diperjuangkan oleh Locke, Berkeley, dan Hume, menegaskan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi. Pikiran manusia saat lahir diibaratkan sebagai tabula rasa (kertas kosong) yang kemudian diisi oleh data sensorik dari dunia luar. Ilmu pengetahuan, menurut pandangan ini, harus selalu kembali pada observasi dan eksperimen.
Pergulatan antara rasionalisme dan empirisme ini dijembatani oleh Immanuel Kant, yang berupaya mensintesis keduanya. Kant berargumen bahwa pengetahuan adalah hasil interaksi antara pengalaman (input empiris) dan struktur bawaan akal (kategori rasional).
Dalam konteks ilmu, epistemologi menjadi landasan bagi metodologi. Ilmuwan harus menentukan standar pembuktian yang memadai. Apakah satu kali percobaan sudah cukup? Bagaimana kita menangani data yang bertentangan? Ini adalah pertanyaan epistemologis.
Tokoh penting lain dalam filsafat ilmu modern adalah Karl Popper, yang memperkenalkan konsep falsifikasi sebagai kriteria pemisahan antara ilmu (science) dan non-ilmu (pseudoscience). Menurut Popper, sebuah teori dianggap ilmiah bukan karena ia terbukti benar (verifikasi), melainkan karena ia berpotensi untuk dibuktikan salah. Kemampuan untuk diuji dan dibantah inilah yang memberikan justifikasi epistemologis pada klaim ilmiah.
Selain itu, Thomas Kuhn memperkenalkan konsep paradigma. Kuhn menunjukkan bahwa kemajuan ilmu tidak selalu linier, melainkan melalui revolusi di mana paradigma lama digantikan oleh paradigma baru, yang juga membawa serta asumsi-asumsi epistemologis yang berbeda mengenai apa yang harus diteliti dan bagaimana hasilnya harus diinterpretasikan.
Filsafat ilmu, khususnya melalui lensa epistemologi, mengajak kita untuk tidak menerima begitu saja hasil temuan ilmu pengetahuan. Ia memaksa kita untuk secara kritis memeriksa alat yang kita gunakan untuk memahami dunia—yaitu metode dan justifikasi kita. Tanpa kajian epistemologis yang kuat, ilmu pengetahuan berisiko menjadi sekumpulan dogma daripada pencarian kebenaran yang terus menerus dan teruji. Memahami epistemologi adalah memahami batas dan potensi sejati dari upaya manusia untuk mengetahui.