Memahami Pelajaran ANBK untuk Siswa SD Kelas 5
Asesmen Nasional Berbasis Komputer, atau yang lebih dikenal dengan ANBK, merupakan sebuah program evaluasi yang dirancang oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia. Bagi siswa kelas 5 Sekolah Dasar (SD), ANBK mungkin terdengar baru dan sedikit membingungkan. Penting untuk dipahami bahwa ANBK bukanlah ujian kelulusan seperti Ujian Nasional di masa lalu. Hasil ANBK tidak menentukan kelulusan seorang siswa, melainkan berfungsi sebagai peta untuk melihat kualitas proses belajar mengajar di sekolah.
Tujuan utamanya adalah memberikan umpan balik kepada sekolah dan pemerintah daerah agar dapat merancang program perbaikan yang lebih tepat sasaran. Dengan kata lain, ANBK membantu sekolah menjadi tempat belajar yang lebih baik bagi semua siswa. Artikel ini akan membahas secara mendalam dan komprehensif mengenai berbagai aspek pelajaran yang perlu dipahami untuk menghadapi ANBK, sehingga siswa, orang tua, dan guru dapat mempersiapkan diri dengan lebih percaya diri.
ANBK untuk siswa terdiri dari tiga instrumen utama, yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), yang mengukur kemampuan literasi membaca dan numerasi.
- Survei Karakter, yang mengukur sikap, nilai, dan keyakinan yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.
- Survei Lingkungan Belajar, yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Mari kita bedah satu per satu setiap komponen tersebut dengan penjelasan rinci, contoh soal, dan strategi untuk menguasainya.
Bagian 1: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
AKM adalah jantung dari ANBK. Bagian ini tidak menguji penguasaan materi pelajaran secara spesifik, melainkan kompetensi mendasar yang dibutuhkan siswa untuk dapat belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat. Kompetensi ini terbagi menjadi dua, yaitu Literasi Membaca dan Numerasi.
1. Literasi Membaca
Literasi Membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia. Ini bukan sekadar bisa membaca, tetapi memahami makna di balik tulisan, baik yang tersurat maupun tersirat.
Jenis Teks dalam Literasi Membaca
Siswa akan dihadapkan pada dua jenis teks utama:
- Teks Fiksi: Teks yang bersifat imajinatif, seperti cerita pendek, dongeng, fabel, puisi, atau novel. Tujuannya adalah untuk menghibur dan menyampaikan nilai-nilai moral atau pelajaran hidup.
- Teks Informasi: Teks yang berdasarkan fakta dan data, seperti artikel berita, teks prosedur, infografis, pengumuman, atau teks ilmiah populer. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi, menjelaskan suatu fenomena, atau memaparkan argumen.
Contoh Analisis Teks Fiksi
Bacalah cerita berikut dengan saksama!
Kelinci Pemberani dan Sungai Deras
Di sebuah hutan yang rimbun, hiduplah seekor kelinci bernama Kiki. Tidak seperti kelinci lain yang penakut, Kiki sangat pemberani dan selalu ingin tahu. Suatu hari, ia mendengar kabar dari Tupai sahabatnya bahwa di seberang sungai deras, tumbuh pohon wortel ajaib yang buahnya sangat manis dan bisa membuat siapa pun yang memakannya menjadi lebih kuat.
Banyak hewan yang ingin menyeberangi sungai itu, tetapi arusnya terlalu deras. Beruang yang kuat pernah mencoba, tetapi ia hampir terseret arus. Monyet yang lincah pun tak berani melompat karena jaraknya terlalu jauh. Kiki termangu di tepi sungai. Ia melihat tumpukan batu besar dan sebatang pohon tua yang tumbang melintang tak jauh dari sana. Sebuah ide cemerlang muncul di benaknya.
Kiki segera mengumpulkan teman-temannya. "Teman-teman, aku punya ide!" serunya. "Kita tidak bisa melawan arus, tapi kita bisa memanfaatkannya. Kita akan mendorong pohon tumbang ini ke tepi sungai dan menggunakannya sebagai jembatan!"
Awalnya, banyak yang ragu. "Itu terlalu berat, Kiki!" kata Kancil. "Dan terlalu berbahaya," tambah Rusa. Namun, melihat semangat Kiki yang membara, mereka akhirnya setuju untuk mencoba. Dengan komando dari Kiki, Beruang mendorong dari belakang, Monyet dan Tupai menarik dari dahan-dahan, sementara hewan-hewan lain membantu mendorong dari samping. Mereka bekerja sama, bergotong royong dengan sekuat tenaga. Perlahan tapi pasti, pohon tumbang itu bergeser dan akhirnya berhasil diletakkan melintasi sungai, menjadi sebuah jembatan yang kokoh.
Mereka semua bersorak gembira. Satu per satu, mereka menyeberangi jembatan itu dengan aman. Di seberang sungai, mereka benar-benar menemukan ladang wortel yang luar biasa. Mereka pun berpesta bersama. Sejak saat itu, Kiki si Kelinci tidak hanya dikenal sebagai pemberani, tetapi juga sebagai pemimpin yang cerdas dan mampu menginspirasi teman-temannya untuk bekerja sama.
Pertanyaan berdasarkan teks di atas:
- (Menemukan Informasi) Siapakah nama kelinci yang menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut?
Jawaban: Nama kelinci tersebut adalah Kiki. Informasi ini ditemukan secara langsung di paragraf pertama.
- (Menginterpretasi) Mengapa hewan-hewan lain pada awalnya ragu dengan ide Kiki?
Jawaban: Mereka ragu karena menganggap idenya terlalu berat untuk dilakukan dan berbahaya. Ini disimpulkan dari ucapan Kancil ("Itu terlalu berat") dan Rusa ("Dan terlalu berbahaya").
- (Mengevaluasi dan Merefleksi) Menurutmu, apa sifat terpenting yang dimiliki Kiki sehingga rencananya berhasil? Jelaskan alasanmu!
Jawaban: Sifat terpenting Kiki adalah kepemimpinan dan kemampuannya mengajak kerja sama. Meskipun ia tidak sekuat Beruang, kecerdasannya dalam melihat peluang (pohon tumbang) dan kemampuannya meyakinkan teman-temannya untuk bergotong royong adalah kunci keberhasilan mereka. Keberanian saja tidak cukup tanpa kerja sama tim.
Tingkat Proses Kognitif dalam Literasi
Soal-soal literasi dirancang untuk mengukur tiga level kemampuan berpikir:
- Menemukan Informasi (Access and Retrieve): Kemampuan untuk mencari dan menemukan informasi yang tertulis secara eksplisit di dalam teks. Biasanya menjawab pertanyaan "Siapa?", "Apa?", "Kapan?", dan "Di mana?".
- Menginterpretasi dan Mengintegrasikan (Interpret and Integrate): Kemampuan untuk memahami makna yang tersirat, menghubungkan informasi antar bagian teks, dan membuat kesimpulan sederhana. Ini lebih dari sekadar menemukan, tetapi juga memaknai.
- Mengevaluasi dan Merefleksi (Evaluate and Reflect): Kemampuan tingkat tinggi untuk menilai kredibilitas, kualitas, dan kesesuaian teks. Siswa juga diminta untuk menghubungkan isi teks dengan pengalaman atau pengetahuan pribadinya.
Strategi Sukses Literasi Membaca
- Baca dengan Aktif: Jangan hanya membaca kata per kata. Coba bayangkan ceritanya, tanyakan pada diri sendiri apa yang sedang terjadi, dan prediksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
- Perhatikan Judul dan Gambar: Judul dan gambar (jika ada) seringkali memberikan petunjuk besar tentang isi teks.
- Garis Bawahi atau Catat Kata Kunci: Saat membaca teks yang panjang, tandai informasi penting seperti nama tokoh, tempat, atau ide utama setiap paragraf.
- Perluas Kosakata: Semakin banyak kata yang kamu tahu, semakin mudah kamu memahami bacaan. Rajinlah membaca buku atau kamus.
- Latihan Membuat Ringkasan: Setelah membaca sebuah teks, cobalah menceritakannya kembali dengan bahasamu sendiri. Ini melatih kemampuanmu menangkap ide pokok.
2. Numerasi
Numerasi adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dalam berbagai jenis konteks yang relevan. Soal numerasi tidak selalu berupa soal matematika murni, tetapi seringkali disajikan dalam bentuk cerita, grafik, atau tabel yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
Domain Konten dalam Numerasi
Konten numerasi di AKM mencakup beberapa bidang utama:
- Bilangan: Meliputi pemahaman tentang cacah, pecahan, desimal, serta operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian).
- Geometri dan Pengukuran: Meliputi pemahaman tentang bangun datar dan bangun ruang, serta pengukuran panjang, berat, waktu, luas, dan volume.
- Aljabar: Meliputi pemahaman tentang pola bilangan, persamaan sederhana, dan hubungan antar variabel.
- Data dan Ketidakpastian: Meliputi kemampuan membaca dan menafsirkan data yang disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang, diagram lingkaran, serta pemahaman dasar tentang peluang.
Contoh Analisis Soal Numerasi
Perhatikan stimulus berikut!
Ibu membeli 2,5 kg tepung terigu. Ia ingin membuat tiga jenis kue. Kue A membutuhkan 0,75 kg tepung, Kue B membutuhkan 1/2 kg tepung, dan Kue C membutuhkan 400 gram tepung.
Pertanyaan:
Berdasarkan informasi di atas, berilah tanda centang (✓) pada setiap pernyataan yang benar.
[ ] Total tepung yang dibutuhkan untuk ketiga kue adalah 1,65 kg.
[ ] Sisa tepung terigu Ibu setelah membuat semua kue adalah 850 gram.
[ ] Kue yang membutuhkan tepung paling banyak adalah Kue A.
Langkah-langkah Penyelesaian:
Langkah 1: Samakan semua satuan ke dalam gram atau kilogram. Mari kita gunakan gram agar lebih mudah dan menghindari desimal yang rumit. (Ingat: 1 kg = 1000 gram)
- Tepung yang dibeli Ibu: 2,5 kg = 2,5 x 1000 = 2500 gram.
- Tepung untuk Kue A: 0,75 kg = 0,75 x 1000 = 750 gram.
- Tepung untuk Kue B: 1/2 kg = 0,5 kg = 0,5 x 1000 = 500 gram.
- Tepung untuk Kue C: 400 gram.
Langkah 2: Analisis setiap pernyataan.
Pernyataan 1: "Total tepung yang dibutuhkan untuk ketiga kue adalah 1,65 kg."
Total kebutuhan = Kue A + Kue B + Kue C
Total = 750 gram + 500 gram + 400 gram = 1650 gram.
Ubah ke kg: 1650 gram = 1650 / 1000 = 1,65 kg.
Pernyataan ini BENAR.
Pernyataan 2: "Sisa tepung terigu Ibu setelah membuat semua kue adalah 850 gram."
Sisa tepung = Tepung awal - Total kebutuhan
Sisa = 2500 gram - 1650 gram = 850 gram.
Pernyataan ini BENAR.
Pernyataan 3: "Kue yang membutuhkan tepung paling banyak adalah Kue A."
Bandingkan kebutuhan tepung:
Kue A = 750 gram
Kue B = 500 gram
Kue C = 400 gram
Jelas bahwa 750 gram adalah yang paling besar.
Pernyataan ini BENAR.
Jawaban Akhir:
[✓] Total tepung yang dibutuhkan untuk ketiga kue adalah 1,65 kg.
[✓] Sisa tepung terigu Ibu setelah membuat semua kue adalah 850 gram.
[✓] Kue yang membutuhkan tepung paling banyak adalah Kue A.
Tingkat Proses Kognitif dalam Numerasi
- Pemahaman (Knowing): Kemampuan untuk mengingat dan mengenali fakta, konsep, dan prosedur matematika dasar. Contoh: Mengetahui rumus luas persegi panjang.
- Penerapan (Applying): Kemampuan untuk menggunakan konsep dan prosedur matematika dalam situasi yang sudah dikenal (rutin) untuk menyelesaikan masalah. Contoh: Menghitung luas ruangan yang berbentuk persegi panjang.
- Penalaran (Reasoning): Kemampuan untuk bernalar secara logis, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang bersifat non-rutin atau lebih kompleks. Membutuhkan pemikiran kritis untuk menentukan strategi penyelesaian. Contoh: Menentukan berapa banyak ubin yang dibutuhkan untuk menutupi lantai ruangan dengan bentuk tidak beraturan.
Strategi Sukses Numerasi
- Pahami Konsep, Bukan Hanya Hafal Rumus: Mengerti mengapa sebuah rumus bekerja akan jauh lebih berguna daripada sekadar menghafalnya.
- Baca Soal dengan Teliti: Seringkali, soal numerasi berbentuk cerita. Pastikan kamu memahami apa yang ditanyakan sebelum mulai menghitung.
- Visualisasikan Masalah: Jika soalnya tentang geometri atau pengukuran, coba gambar sketsanya. Ini sangat membantu untuk memahami masalah.
- Latih Kemampuan Aritmatika Dasar: Kemampuan perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan yang cepat dan akurat adalah fondasi yang sangat penting.
- Hubungkan dengan Kehidupan Sehari-hari: Coba lihat matematika di sekitarmu. Saat berbelanja, coba hitung total harga dan kembalian. Saat membantu di dapur, perhatikan takaran resep.
Bagian 2: Survei Karakter
Survei Karakter dirancang untuk mengukur hasil belajar non-kognitif siswa. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana siswa telah menginternalisasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila. Penting untuk diingat, dalam survei ini tidak ada jawaban yang benar atau salah. Kejujuran adalah kunci utama dalam menjawab setiap pertanyaan.
Siswa akan diminta untuk menanggapi berbagai situasi atau pernyataan yang berkaitan dengan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Enam Dimensi Profil Pelajar Pancasila
- Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Mencakup akhlak kepada Tuhan, pribadi, sesama manusia, alam, dan negara.
- Berkebinekaan Global: Mengenal dan menghargai budaya lain, mampu berkomunikasi lintas budaya, dan peduli terhadap isu-isu global.
- Bergotong Royong: Kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain secara sukarela demi mencapai tujuan bersama. Meliputi kepedulian, berbagi, dan kolaborasi.
- Mandiri: Memiliki kesadaran akan diri dan situasi, serta mampu mengatur diri sendiri (regulasi diri). Tidak bergantung pada orang lain untuk hal-hal yang bisa dilakukan sendiri.
- Bernalar Kritis: Kemampuan untuk memproses informasi secara objektif, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan berdasarkan data atau fakta.
- Kreatif: Mampu menghasilkan gagasan atau karya yang orisinal, bermakna, dan berdampak.
Bentuk Pertanyaan Survei Karakter
Pertanyaan dalam Survei Karakter biasanya berupa skenario atau pernyataan di mana siswa harus memilih jawaban yang paling sesuai dengan diri mereka. Bentuknya bisa berupa pilihan ganda, skala setuju/tidak setuju, atau memilih beberapa opsi.
Contoh Skenario Survei Karakter
Skenario 1 (Gotong Royong)
Saat kerja kelompok, salah satu temanmu terlihat kesulitan memahami materi. Apa yang biasanya kamu lakukan?
- A. Membiarkannya karena itu bukan urusanku.
- B. Menawarinya bantuan untuk menjelaskan bagian yang sulit.
- C. Melaporkan kepada guru bahwa dia tidak bisa bekerja.
- D. Mengerjakan bagian tugasnya agar pekerjaan cepat selesai.
Pilihan B menunjukkan sikap peduli dan kolaboratif, yang merupakan inti dari gotong royong. Pilihan D, meskipun membantu, tidak memberdayakan teman untuk belajar.
Skenario 2 (Bernalar Kritis)
Kamu menerima pesan berantai di grup WhatsApp yang mengatakan bahwa minum air es bisa berbahaya bagi jantung. Apa tindakan pertamamu?
- A. Langsung percaya dan menyebarkannya ke grup lain agar semua orang tahu.
- B. Menghapus pesan itu karena tidak penting.
- C. Bertanya kepada orang tua atau guru apakah informasi tersebut benar.
- D. Mencari tahu kebenaran informasi tersebut dari sumber yang terpercaya, seperti situs web kesehatan resmi.
Pilihan C dan D menunjukkan sikap bernalar kritis, yaitu tidak mudah percaya pada informasi sebelum memverifikasi kebenarannya.
Skenario 3 (Berkebinekaan Global)
Sejauh mana kamu setuju dengan pernyataan berikut: "Saya senang berteman dengan siapa saja, tidak peduli apa suku atau agamanya."
- Sangat Setuju
- Setuju
- Tidak Setuju
- Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan semacam ini mengukur keterbukaan siswa terhadap perbedaan dan kemampuannya untuk menghargai keberagaman.
Sekali lagi, yang terpenting dalam menjawab Survei Karakter adalah kejujuran. Jawablah sesuai dengan apa yang benar-benar kamu rasakan dan pikirkan. Survei ini bertujuan untuk memotret karakter siswa secara umum di sekolah, bukan untuk menghakimi individu.
Bagian 3: Survei Lingkungan Belajar
Instrumen terakhir adalah Survei Lingkungan Belajar. Jika Survei Karakter fokus pada diri siswa, maka survei ini fokus pada persepsi siswa terhadap lingkungan di sekitarnya, terutama di sekolah. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Sama seperti Survei Karakter, tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban jujur dari siswa akan sangat membantu sekolah untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, misalnya dalam hal keamanan, kenyamanan, atau metode pengajaran guru.
Aspek yang Diukur dalam Survei Lingkungan Belajar
Pertanyaan-pertanyaan akan berkisar pada pengalaman siswa terkait:
- Iklim Keamanan Sekolah: Apakah siswa merasa aman secara fisik dan psikologis di sekolah? Apakah ada perundungan (bullying)? Bagaimana penanganan sekolah terhadap perundungan?
- Iklim Inklusivitas: Apakah semua siswa, terlepas dari latar belakang ekonomi, fisik, suku, atau agama, merasa diterima dan didukung di sekolah?
- Dukungan terhadap Kebinekaan: Apakah sekolah mengajarkan dan mempraktikkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan?
- Praktik Pembelajaran Guru: Bagaimana cara guru mengajar di kelas? Apakah guru memberikan umpan balik yang membangun? Apakah guru membantu siswa yang kesulitan?
- Fasilitas Sekolah: Bagaimana kondisi perpustakaan, toilet, lapangan olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya?
Contoh Pertanyaan Survei Lingkungan Belajar
Siswa akan diminta menanggapi pernyataan-pernyataan berikut, biasanya dengan skala seperti "Selalu", "Sering", "Kadang-kadang", atau "Tidak Pernah".
Tentang Keamanan Sekolah:
- "Saya merasa aman saat berada di lingkungan sekolah."
- "Saya pernah melihat atau mengalami perundungan (diejek, dipukul, dikucilkan) di sekolah saya."
- "Guru di sekolah saya segera membantu jika ada siswa yang diganggu."
Tentang Praktik Guru:
- "Guru di kelas saya menjelaskan pelajaran dengan cara yang mudah saya mengerti."
- "Jika saya bertanya, guru saya akan menjawab dengan sabar."
- "Guru saya memberitahu apa yang harus saya perbaiki dalam tugas-tugas saya."
Tentang Iklim Inklusivitas:
- "Di sekolah saya, semua siswa diperlakukan dengan adil oleh guru."
- "Saya merasa nyaman bergaul dengan teman-teman yang berbeda dari saya."
Jawaban dari survei ini akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kepala sekolah dan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif, aman, dan efektif bagi seluruh siswa.
Kesimpulan: ANBK adalah Cermin untuk Perbaikan
Menghadapi ANBK kelas 5 SD bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Anggaplah ANBK sebagai kesempatan untuk menunjukkan kemampuan bernalar dan karakter positif yang telah dipelajari selama ini. Ini bukan ujian yang menentukan nasib, melainkan sebuah cermin besar yang membantu kita semua—siswa, guru, dan sekolah—untuk melihat di mana kelebihan kita dan di mana kita perlu berbenah.
Fokus utama dalam persiapan ANBK adalah dengan membangun kebiasaan belajar yang baik setiap hari. Rajinlah membaca berbagai jenis buku untuk melatih literasi. Coba terapkan matematika dalam kegiatan sehari-hari untuk mengasah numerasi. Dan yang terpenting, teruslah kembangkan sikap positif, rasa ingin tahu, sikap kritis, dan empati terhadap sesama. Dengan demikian, siswa tidak hanya siap untuk ANBK, tetapi juga siap untuk menjadi pembelajar sejati yang akan terus berkembang di masa depan.